Pesta Demokrasi, Akankah Membawa Perubahan?
Politik | 2024-02-15 23:07:01
Indonesia telah melewati pesta demokrasi yang menggambarkan euforia masyarakat dalam menyuarakan hak mereka. Banyaknya kampanye yang dilakukan untuk meminang suara-suara rakyat telah menghiasi media massa. Janji-janji manis terus terucap sampai masyarakat lupa akan rekam jejak yang telah dilalu calon pemimpin berikutnya.
Akan tetapi, disamping memilih pemimpin yang baik sudahkah kita menilik sistem yang akan dijalankannya? Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang dijalankan di Indonesia dan menjadi dominasi sistem pemerintahan yang hampir diterapkan di seluruh negara di dunia. Terlepas dari jenisnya, sistem ini memiliki kedaulatan atas nama rakyat dan menjunjung tinggi hak kebebasan dalam berbagai aspek.
Hal ini dijadikan pondasi berdirinya sistem pemerintahan demokrasi yang menghendaki keadilan bagi rakyatnya dan menjauhkan keotoriteran dalam pemerintahan. Namun dalam penerapannya di Indonesia, rakyat minoritas sering kali kalah dalam menyuarakan pendapatnya disebabkan oleh kelompok mayoritas. Artinya ketimpangan mungkin saja terjadi dalam pemerintahan demokrasi. Bahkan dewan perwakilan rakyat (DPR) belum mampu menjadi perwakilan suara rakyat karena tertutup oleh kepentingan partai atau golongan yang mendudukinya.
Sentimen masyarakat muncul akibat ketidakpuasan terhadap komposisi jajaran DPR yang didominasi oleh kelompok tertentu. Di Amerika Serikat, masyarakatnya frustrasi terhadap pemerintahan karena lambatnya pertumbuhan standar hidup kelas pekerja dan kelas menengah. Sistem Islam yang berkedaulatan atas hukum syara' mencegah terjadinya ketidakadilan dalam pemerintahan. Pasalnya sistem ini mengharamkan pemimpin dan jajarannya untuk menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi/golongan tertentu.
Keadilan yang ditawarkan oleh sistem Islam tertuang dalam peraturan yang berasal dari Rabb pencipta alam semesta. Kemudian sistem ini membentuk karakter para pemimpinnya untuk bersikap amanah dan warak terhadap kekuasaan, karena sejatinya kekuasaan akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.