Mengungkap Sisi Gelap di Balik Kemegahan
Agama | 2024-02-10 09:05:31Manusia sering terjebak dalam penilaian sesaat terhadap suatu hal, termasuk dalam menilai akhlak dan moral orang kafir. Melihat tatanan negeri mereka yang elok dan canggih, serta perangai orang-orangnya yang sepintas terlihat positif, seperti etos kerja tinggi, dedikasi, bersih, jujur, disiplin, dan lain sebagainya, kita tergoda untuk menyimpulkan bahwa mereka adalah representasi akhlak yang baik dan luhur. Kita pun menyanjung mereka dan menjadikan mereka sebagai kiblat kemajuan dan peradaban.
Namun, jika kita mau objektif dan menggali lebih dalam, kita akan menemukan realitas yang kompleks. Di balik gemerlapnya peradaban dan kemajuan mereka, terdapat pula sisi kelam yang tak boleh diabaikan. Kriminalitas tinggi, peredaran miras dan obat terlarang, pergaulan bebas dan perzinaan, serta berbagai kebobrokan moral lainnya adalah kenyataan yang tak terbantahkan dalam kehidupan masyarakat kafir.
Kekeliruan Penilaian
Penilaian terhadap akhlak dan moral orang kafir tidak boleh hanya berdasarkan الظاهر (penampakan luar). Kita harus menggali lebih dalam dan melihat realitas yang kompleks. Berikut beberapa kekeliruan dalam menilai akhlak dan moral orang kafir:
# Menyamakan kemajuan dengan akhlak: Kemajuan dan kecanggihan teknologi di negeri kafir tidak boleh diidentikkan dengan akhlak dan moral yang baik. Kemajuan tersebut bisa dicapai dengan berbagai cara, termasuk cara-cara yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama.
# Menilai berdasarkan stereotip: Seringkali, kita menilai orang kafir berdasarkan stereotip yang beredar, tanpa melihat realitas yang beragam di lapangan.
# Mengabaikan nilai-nilai universal: Dalam menilai akhlak dan moral, kita harus tetap berpegang pada nilai-nilai universal yang diakui oleh semua agama, seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Akhlak dan Moral Orang Kafir
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi akhlak dan moral orang kafir, antara lain:
# Nihilnya bimbingan agama yang hak: Kosongnya aqidah dan syariah menjadi akar permasalahan moral dan akhlak di masyarakat kafir.
# Pengaruh budaya: Budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat kafir dapat mempengaruhi akhlak dan moral mereka.
# Struktur sosial: Struktur sosial dan ekonomi yang timpang dapat melahirkan berbagai permasalahan moral dan akhlak.
# Pengaruh media: Media massa dapat mem-framing dan mempengaruhi moral dan akhlak masyarakat.
Hubungan Iman dan Amal Shalih
Iman yang hakiki, sebagaimana yang diajarkan oleh Islam, adalah syarat utama diterimanya amal shalih. Amal tanpa iman tidak akan memiliki nilai di sisi Allah. Berikut beberapa poin penting terkait hubungan iman dan amal shalih:
# Hakikat iman: Iman bukan hanya sekedar pengakuan di lisan, tetapi juga keyakinan yang diwujudkan dalam perbuatan.
# Amal shalih: Amal shalih adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah dan sesuai dengan syariat Islam.
# Hubungan iman dan amal: Iman dan amal shalih saling terkait dan memperkuat satu sama lain. Iman tanpa amal adalah hampa, dan amal tanpa iman tidak bernilai.
Pentingnya Pemahaman yang Seimbang
Memahami realitas moral dan akhlak di masyarakat kafir penting untuk beberapa alasan:
# Mencegah kesalahpahaman: Pemahaman yang seimbang dapat mencegah kesalahpahaman dan glorifikasi terhadap budaya dan nilai-nilai kafir.
# Memperkuat iman: Melihat sisi kelam masyarakat kafir dapat memperkuat iman dan keyakinan kita terhadap Islam.
# Menyebarkan dakwah: Memahami realitas moral dan akhlak di masyarakat kafir dapat membantu kita dalam menyebarkan dakwah Islam dengan cara yang lebih efektif.
Penutup
Menilai akhlak dan moral orang kafir harus dilakukan dengan cara yang seimbang. Kita tidak boleh terjebak dalam penilaian sesaat based on الظاهر (penampakan luar) saja. Kemajuan dan kecanggihan teknologi tidak boleh diidentikkan dengan akhlak dan moral yang baik. Justru, nihilnya bimbingan agama yang hak dan kosongnya aqidah dan syariah menjadi akar permasalahan moral dan akhlak di masyarakat kafir. Iman yang hakiki, sebagaimana yang diajarkan oleh Islam, adalah syarat utama diterimanya amal shalih.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.