Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ali Efendi

Perubahan Musim Barat dan Timur di Pantura Jawa

Info Terkini | Sunday, 04 Feb 2024, 15:32 WIB
Perahu Nelayan Kecil Paciran, Lamongan, Jawa Timur Bersandar di Musim Barat (Dok. Pribadi)

Berdasarkan klimatologi, nelayan mengenal angin musim barat (angin munson barat) dan angin musim timur (angin munson timur), masing-masing memiliki karakter yang berbeda. Angin musim barat merupakan angin yang mengalir dari benua Asia (musim dingin) ke benua Australia (musim panas) dengan kandungan curah hujan yang tinggi di Indonesia bagian barat.

Hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin musim barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan yang terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari dengan kecepatan minimum 3 m/s.

Karakter Musim Barat

Musim barat dalam etimologi masyarakat nelayan dikenal dengan istilah musim barat atau “baratan”. Biasanya cuaca di lautan sangat buruk yang ditandai angin kencang dari arah barat laut, awan hitam pekat bergulung-gulung, dan sering terjadi hujan sepanjang hari. Selain itu, terjadi gelombang laut yang sangat besar mencapai 1 sampai dengan 3 meter.

Kondisi perairan pantai surut di waktu pagi sampai siang pukul 11.00 WIB, sedangkan waktu menjelang malam air laut mulai pasang. Hantaman ombak besar dan angin kecang, serta hujan berdampak pada perahu di sandaran menjadi karam dan tembok pembatas antara laut dengan daratan menjadi abrasi.

Pada musim barat nelayan kecil tidak bisa melaut untuk menangkap ikan alias libur total, karena cuaca ekstrem bisa mengancam keselamatan nelayan kecil. Pada musim barat sepanjang malam nelayan kecil waspada dan siap siaga untuk menjaga perahunya, sedangkan di waktu siang memperbaiki perahu, mesin, dan peralatan tangkap.

Selain itu, biasanya nelayan duduk berkelompok ngobrol santai dengan riang di gubuk-gubuk (camp) di sepanjang pantai, sambil memandang gelombang laut yang bergulung-gulung. Seraya berdoa kepada Allah, semoga musim barat segera reda (tedo).

Dampak musim barat tidak hanya dirasakan nelayan, tetapi bagi pelaku ekonomi di sektor perikanan dan sektor lainnya juga terganggu. Hal ini terlihat di musim barat di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sepanjang Pantura Jawa terasa sangat sepi, begitu juga toko dan pasar rakyat sepi pembeli.

Mengenal Musim Timur

Secara terminologi nelayan kecil (tradisional), angin musim timur dikenal dengan istilah “timuran”, musim ini terjadi pada bulan September dan Oktober setiap tahun. Tanda-tanda musim timur di antaranya; angin dari arah timur laut berhembus kencang, gelombang besar, air pasang di pagi hari sampai sore pukul 15.00 WIB, dan di waktu malam air laut surut.

Berbeda dengan musim timur barat, di musim timur nelayan kecil masih bisa melaut kendati angin kencang dan gelombang besar. Karena angin timur laut tidak sekencang angin musim barat sehingga nelayan kecil masih bisa melaut dengan tingkat kewaspadaan yang sangat tinggi.

Pada tahun 1980-an hingga 1990-an, timuran termasuk musim hasil tangkapan udang putih sangat bagus (panen) atau musim timbul. Walaupun cuaca musim timur kurang bersahabat, tetapi masih seimbang dengan hasil tangkapan yang diperoleh sehingga nelayan kecil tetap semangat melaut di musim timur.

Anomali Musim Barat dan Timur

Berdasarkan penelitian ahli dan aktivis lingkungan hidup bahwa perubahan iklim global dan badai El Nino mengakibatkan degradasi lingkungan hidup. Dampak yang ditimbulkan sangat terasa bagi makhluk yang mendiami planet bumi, beberapa flora dan fauna tidak bertahan hidup dalam perubahan iklim global.

Ada beberapa contoh dampak perubahan iklim global dan badai El Nino, seperti; global warming, kebakaran hutan, kekeringan melanda diberbagai belahan dunia, kelangkaan air, permukaan air laut meningkat, badai dahsyat, curah hujan berkurang, banjir, dan sebagainya.

Gejala di atas salah satunya berupa anomali musim barat dan timur sudah dirasakan nelayan kecil sejak tahun 2023 tidak ada lagi timuran. Begitu juga di musim barat yang mestinya terjadi di Desember, tetapi hingga bulan Februari 2024 belum terjadi musim barat.

Meskipun sudah terdapat tanda-tanda kecil musim barat telah tiba di bulan Januari, seperti; awan tipis-tipis, angin barat yang belum konsisten, dan belum ada gelombang yang bergulung-gulung. Walaupun demikian nelayan kecil tidak gegabah, tetapi tetap waspada saat melaut di musim barat dan timur. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image