Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nola Oktavia saputri

Circle yang Berujung Perundungan

Eduaksi | Saturday, 03 Feb 2024, 13:27 WIB

kata “bully” pasti sudah tidak asing terdengar di semua kalangan,baik dari kalangan pelajar ,mahasiswa ,bahkan masyarakat sangat mengenal dengan istilah bullying.bullying adalah perilaku yang disengaja serta agresif terhadap korban yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus bisa juga disebut perilaku yang ditujukan untuk menyakiti seseorang baik secara fisik maupun mental.

bullying sendiri sangat merugikan bagi korbannya,pelaku bullying tidak memandang usia dan memicu pada seseorang yang lemah dan mudah dipojokkan. Perilaku bullying tidak akan terjadi jika tidak ada circle dibelakangnya.

kebanyakan circle pelaku bullying menjadi budak dan sangat mendukung ketuanya untuk melakukan perundungan. Korban korban perundungan biasanya dari orang yang memang status kebawah atau orang orang yanng menurutnya lemah.

Queen bully akan merasa dirinya selalu diatas dan merasa ditakuti karena kekejamannya dalam merundung seseorang .perundungan atau kekerasan yang biasa dilakukan dianggap sepele bagi pelaku bully yang tidak melihat dampak dari perundungan tersebut .baginya bullyan adalah suatu hiburan tersendiri untuk meluapkan segala emosi.

Contoh Gambar Bullying (shutterstock)

Maka dari itu Pentingnya

Mengubah Pola Pikir Bullying Mendorong Rasa Empati Dan Kesadaran Terhadap Pelaku Bullying

Mengubah pola pikir yang sudah di biasakan sangatlah sulit dan membutuhkan waktu yang lama untuk para pelaku bullying .solusi pertama adalah menahan emosional dan mengurungkan tidakan kekerasan kepada korban.selain itu , cara mengatasi bullying juga bisa dilakukan dengan cara memberikan edukasi melalui video yang berhubungan dengan hal tersebut untuk menanamkan rasa empati yang dapat membuat anak sadar akan bahayanya melukai orang lain dari perkataan yang menyakitkan.

Contoh kecil yang bisa ditanamkan sejak dini pada anak adalah dengan mendorong mereka untuk meminta maaf kepada orang lain yang terluka atas perkataan nya atau tindakannya,tidak mudah melakukan kotak fisik seperti memukul hanya untuk konteks bercanda,serta mengajak anak unyuk berkomunikasi sesering mungkin untukmenanyakan hal hal yang mengganjal dalam pikiran dan perasaannya dengan nyaman karena komunikasi adalah suatu hal yang penting untuk mengetahui perasaan lawan bicaraanya.

Dengan menanamkan edukasi maka tidak memungkinkan para pelaku pembully akan sadar atas tidakannya tersebut.selain memberika edukasi para pembully juga harus diberi hukuman agar jera dan tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain.dan untuk para korban bully dampak yang sering memicu adalah masalah kesehatan mental,seperti gangguan cemas,depresi,hingga postraumatic stress disorder(PTSD.pengaruh bullying sendiri terhadap kesehatan mental ini biasanya dialami oleh korban dalam jangka waktu yang panjang dan trauma yang berat ,yang jika tidak mendapatkan penanganan dengan tepat bisa berakibat fatal pada kesehatan mental korban.

Gambar Gangguan Kesehatan Mental (shutterstock)

Penanganan yang bisa dilakukan menurut saya,yaitu dengan memberikan dukungan penuh kepada korban bullying.korban bullying biasanya merasakan ketakutan dan kecemasan berasa dilingkungan dimana ia mengalami bullying oleh karena itu tunjukkan bahwa guru dan teman temannya peduli dengan memberikan korban rasa percaya diri yang tinngi dan berani agar tidak mudah ditindas,dengan begitu korban bullying berangsur angsur akan merasa aman kembali.

Kita sebagai anak muda janganlah bermain kekerasan terhadap sesama apalagi orang yang kita tindas itu memang orang yang lemah, hukum tabur tuai itu ada dan itu akan berjalan bersamanya waktu, tidak ada yang tahu mungkin nanti kita menempati posisi menjadi seseorang yang lemah dan akhirnya kita di diberlakukan semena -mena oleh orang lain,maka dari itu marilah kita saling merangkul ,mengayomi di setiap perbedaan yang ada .jangan jadikan perbedaan itu sebuah ancaman bagi kita akan tetapi jadikan perbedaan menjadi suatu integrasi yang tidak terpecah belah hidup berdampingan dengan perbedaan yang ada.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image