Lokakarya 2 Pestarama 9: Physcal sebagai Capaian Penting dalam Keaktoran
Info Terkini | 2024-01-31 12:16:59Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah dalam perhelatan Pestarama 9 mengadakan kembali Lokakarya dengan tajuk “Keaktoran” pada (31/1/2024) di Ruang Teater FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lantai 1. Lokakarya ke-2 tersebut dinarasumberi oleh Ale Utsman.
Ale Utsman merupakan alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan memiliki pengalaman dalam teater, terkhusus dalam bidang keaktoran, jadi sangat cocok sekali jika ia dijadikan narasumber dalam Lokakarya yang diselenggarakan.
Sebagai pembuka, Ale Utsman mengatakan bahwa ia akan memberikan materi dasar dalam pementasan. Hal dasar tersebut berupa capaian maksimum yang harus dimiliki seorang aktor, yakni physcal, mental, intelektual, dan spiritual. Ia mengatakan bahwa tubuh merupakan hal penting dalam keaktoran, selain tubuh, seorang aktor juga membutuhkan keterbukaan—dalam hal mental—serta intelektual dan spiritual yang baik.
Capaian yang fokus dibahas oleh Ale Utsman adalah phsycal. Phsycal mencakup tubuh yang fleksibel dan reflektif, vokal artikulatif dan proyektif, dan imajinasi serta improvisasi multi dimensi.
Tubuh merupakan hal penting dalam keaktoran, seorang aktor harus memerhatikan, menjelajahi, dan menyadari tubuhnya, sebab tubuh merupakan wadah yang akan diisi dengan ruh-ruh dari karya-karya yang akan dipentaskan.
Ale Utsman mencontohkan cara memerhatikan, menjelajahi, dan menyadari tubuh melalui perantara mahasiswa yang mengikuti kegiatan Lokakarya. Hal tersebut dilakukan agar para peserta yang menyimak memahami secara langsung.
Bingung, malas, malu, merupakan tiga hal yang menjadikan kegiatan memerhatikan, menjelajahi, dan menyadari tubuh kurang sempurna. Hal tersebut perlu dilepaskan agar mencapai kesempurnaan. Jika serius dalam melakukannya, hal tersebut bisa memberikan hal positif, yakni mendapatkan informasi terkait apa yang terjadi dalam tubuh.
Selanjutnya Ale Utsman pun memberikan contoh dengan cara dan tujuan yang sama terkait metode vokal. Pertama mahasiswa yang dijadikan perantara mengatakan kata-kata random secara bersahutan dan sendiri-sendiri tanpa jeda.
Setelah kegiatan selesai, para perantara diberikan pertanyaan terkait jumlah bacaan buku dan seberapa banyak bersosialisasi, hal tersebut ternyata dapat menjadi faktor terhambatnya kebingungan ataupun kegugupan yang terjadi. Selain itu, melalui praktik tersebut pun dapat diketahui apa yang ada di kepala para perantara.
Selanjutnya ada praktik kembali, yakni praktik saling menatap tanpa berkedip. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kesan lebih mendalam terhadap lawan tatapnya. Hal tersebut pun penting bagi seorang aktor. Setelah praktik saling tatap adalah praktik memfokuskan mata pada satu titik, kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk lain. Hal tersebut dapat melatih imajinasi.
“Akting adalah kebohongan yang diulang,” tukas Ale Utsman. Hal tersebut merupakan penutup dari pemaparannya.
Dapat disimpulkan bahwa physcal (tubuh, vokal, dan imajinasi) yang sudah dijelaskan dan diberikan contoh dengan praktik langsung merupakan cakupan penting dalam keaktoran. Hal dasar tersebut perlu diperdalam oleh semua orang yang aktif atau mau mempelajari dunia keaktoran.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.