Apakah Public Speaking Penting untuk Guru dan Kepala Sekolah
Edukasi | 2024-01-29 14:53:07Public speaking merupakan seni berkomunikasi yang dilakukan secara lisan di depan audiens dalam rangka menyampaikan ide, gagasan, pesan dan pendapat. Tujuannya bisa beraneka ragam tergantung siapa yang menjadi pembicara, topik pembicaraan, tempat, dan waktu. Pada umumnya tujuannya adalah untuk menginformasikan, menghibur, mempengaruhi, atau mengajak audiens melakukan sesuatu.
Berdasarkan hasil Chapman University Survey on American Fears pada tahun 2014 lalu diketahui bahwa ada 12 hal yang ditakuti oleh manusia. Sebanyak 11% responden mengakui bahwa mereka takut terhadap badut. Sementara 12% takut terhadap hantu dan gelap. Antara zombie, orang asing, terbang, darah/suntik, claustrophobia, tenggelam, ular/binatang, ketinggian, dan public speaking mayoritas responden memilih public speaking sebagai hal yang paling menakutkan. Ini terbukti mayoritas (29%) responden memilih public speaking.
Mengapa sih public speaking menjadi hal yang sangat menakutkan bagi kebanyakan responden, tak peduli apa latar belakang pendidikan, budaya, agama, dan suku bangsa?
Ternyata ada beberapa alasan yang membuat public speaking begitu menakutkan, loh. Alasan-alasan tersebut adalah mayoritas responden mengakui bahwa mereka lebih merasa safe saat berada di dalam kerumunan. Mereka tidak perlu sibuk menampilkan siapa diri mereka yang sesungguhnya. Mereka juga merasa aman karena tidak akan menghadapi kritik atas apa yang mereka lakukan, ucapkan, dan tindakan lainnya karena semua yang mereka lakukan sama dengan orang kebanyakan yang berada di sekitarnya. Hal ini berbeda apabila mereka berdiri sendirian atau keluar dari kerumunan. Mereka merasa terancam baik fisik maupun psikis. Mengapa demikian? Ini karena mereka merasa takut atas penilaian orang lain terhadap mereka. Mereka kurang percaya diri terhadap dirinya sendiri, baik fisik maupun psikis. Mereka khawatir akan ada yang mengkritisi penampilannya. Mereka juga takut gagal, takut ditolak, takut dicancel, takut dihujat, takut dibully, dan lain sebagainya.
Mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya semua orang siapa pun dia, apapun latar belakang keluarga, pendidikan, budaya, dan pergaulannya pasti memiliki ide-ide hebat dan brilian. Ide-ide ini bisa jadi akan sangat berguna bukan hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi anggota keluarga, komunitas, dan masyarakat.
Sebagai makhluk sosial orang perlu berinteraksi. Interaksi ini dilakukan tidak hanya antar anggota keluarga, antar teman sekolah, antar kolega yang memiliki persamaan dalam berbagai hal, tetapi juga antar individu yang memiliki perbedaan tidak hanya dalam sudut pandang terhadap sesuatu. Interaksi ini terjadi tidak hanya di keluarga, sekolah, transportasi umum, perusahaan, tetapi juga di tempat arisan, pengajian, kajian ilmiah, dan media sosial. Nah, semua interaksi sosial ini tentu saja membutuhkan keterampilan dan keahlian dalam komunikasi, kan? Bagaimana bisa interaksi berlangsung apabila tidak ada komunikasi antar pihak yang terlibat?
Mari kita bahas apa sih pentingnya public speaking untuk guru. Kepala sekolah adalah guru yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah yang menyelenggarakan proses belajar mengajar di mana interaksi antara guru dan murid terjadi dalam hal pertukaran ilmu pengetahuan, wawasan, dan keterampilan. Sebagai seorang pemimpin tertinggi di sekolah yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah secara keseluruhan maka kepala sekolah perlu memiliki keterampilan di bidang public speaking.
Kepala sekolah wajib memiliki kemampuan di bidang public speaking karena public speaking memiliki banyak sekali manfaat yang dapat membantu kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya. Di antara manfaat public speaking bagi kepala sekolah adalah untuk membantu kepala sekolah dalam menyampaikan visi, misi, tujuan sekolah yang ingin dicapai dalam periode waktu tertentu. Selain itu untuk mengkomunikasikan program-program sekolah kepada orang tua siswa, meminta dukungan para stakeholders atau warga sekolah (murid, guru, komite sekolah, orang tua) demi kesuksesan program-program tersebut, membangun image personal branding sekolah kepada masyarakat dan media, meyakinkan siapapun termasuk LSM, wartawan, dan pihak eksternal lainnya yang datang ke sekolah terkait program-program sekolah yang dilaksanakannya, serta membantu kepala sekolah menciptakan hubungan yang harmonis, aman, nyaman, tentram, dan demokratis di sekolah.
Bagi guru, public speaking membantu dalam menyampaikan materi pelajaran yang diampunya secara sistematis dan menyenangkan. Selain itu juga untuk menggugah semangat dan motivasi belajar siswa, membangun image dan personal branding guru profesional, mengkomunikasikan kemajuan dan perkembangan siswa kepada orang tua secara meyakinkan, dan membantu dirinya dalam membentuk pribadi yang lebih disukai oleh atasan, rekan kerja, siswa, dan orang tua siswa. Bagi guru yang menyenangi tantangan baru dalam bidang teknologi informasi, public speaking dapat membantunya dalam mendapatkan penghasilan tambahan sebagai pembicara (narasumber), youtuber, tiktoker, influencer, Iger, dan lain-lain.
Public speaking bagi guru dan kepala sekolah sangat penting untuk membantu mereka dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Di antaranya adalah untuk menginformasikan, menghibur, mempengaruhi, atau mengajak audiens melakukan sesuatu.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.