Karakter Anak Usia Dini
Guru Menulis | 2022-01-12 15:03:13Halo sahabat kampus semua tau tidak sih apa yang dimaksud Karakter Anak Usia Dini? Nah karakter anak usia dini adalah watak, sifat atau hal-hal yang sangat mendasar pada diri seseorang, yang membedakan dengan lainnya. Anak-anak usia dini juga memiliki karakter yang beragam. Anak usia dini juga merupakan masa di mana dia berada pada fase emas karena berkembang dengan pesat. Pada fase ini, anak akan menampilkan beberapa karakter yang mencerminkan dirinya, baik yang natural, maupun dari apa yang dilihat atau pelajari di lingkungan sekitarnya. Setiap anak emang berbeda. Masing-masing dari mereka memiliki ciri, minat, kesukaan, latar belakang, dan budaya yang berbeda, sehingga tak ada yang dapat dikatakan 'mirip'.
Lalu keunikan anak juga dapat dilihat dari kemampuan, cara belajar nya, dan hal-hal yang mampu menarik perhatiannya. Meski dalam satu kelompok anak mempelajari sesuatu dengan cara yang sama dan terprediksi, mereka tetap unik karena punya pola perkembangan yang berbeda satu sama lainnya. Jangan lupa sahabat kampus, anak usia dini juga tak pandai berpura-pura. Biasanya mereka cenderung bersikap spontan dan apa adanya. Anak usia dini juga tak akan berpikir untuk mengungkapkan apa yang dirasakan, dan yang dipikiran tanpa memperdulikan pendapat orang lain.
Dengan sifat spontan yang dimilikinya, anak juga cenderung tak mempertimbangkan tindakan yang akan diambil. Jika ingin sesuatu, dia akan melakukannya saat itu juga meskipun hal tersebut akan melukainya. Bukan hal aneh melihat anak usia dini memiliki energi yang tak ada habisnya, sahabat kampus. Mereka juga akan terus bergerak ke sana ke mari dan hanya diam saat tertidur. Anak usia dini juga akan memikirkan apapun berdasarkan cara pandang dan pengetahuannya. Dia juga menganggap apapun yang disukainya dan diinginkannya menjadi miliknya. Jadi sahabat kampus, pada perkembangan emosional dan sosial anak usia dini belum stabil. Bisa marah dengan mudah dan mengekspresikannya dengan bebas. Rasa ingin tahu anak usia dini juga begitu besar, sahabat kampus. Akan selalu bertanya dan mencari tahu jawaban dari segala hal yang membuatnya penasaran. Anak usia dini dengan rasa penasaran yang tinggi ini sangatlah bagus, sehingga akan selalu menambah dan mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan lebih baik.
Nah maka dari itu kita harus berhati-hati saat menjawab pertanyaan ke anak. Usia dini, sahabat kampus. Jangan sampai jawaban yang kita berikan dipahami dengan salah paham dan diaplikasi dalam kesehariannya. Lalu secara intelektual, anak usia dini juga sadar akan dunia yang dijalaninya. Dia akan mengingat objek yang menarik perhatiannya, menjadi akrab dan mengetahui bagian tubuh, serta siapa saja yang menjadi anggotanya. Dengan rasa penasaran yang tinggi, hal ini yang membuat anak usia dini memiliki minat untuk mengeksplor dan lingkungan sekitarnya. Sahabat kampus perlu tahu juga, bahwa daya imajinasi dan fantasi anak usia dini sangat tinggi. Sehingga tidak perlu menganggap anak sebagai pembohong atau pembual. Agar anak tak salah persepsi dengan pikirannya, perlu membimbingnya dan mengingatkan hal-hal yang sebenarnya.
Jadi anak usia dini akan mempunyai kemampuan untuk lebih mahir dalam mengucapkan kata-kata. Mereka akan sangat pandai mengoceh dan meniru suara-suara seperti anjing atau kucing. Saat kemampuannya semakin berkembang, anak akan mulai membentuk lebih banyak kalimat setiap kali berbicara. Di usianya yang masih dini, anak cenderung mudah putus asa, frustrasi, dan mudah kehabisan kesabaran terhadap sesuatu yang dianggapnya sulit. Nah sahabat kampus bayangkan saat sesuatu membuat anak tak nyaman, anak akan segera meninggalkannya dan mencari hal baru yang lebih menyenangkan. Rentang perhatian anak usia dini tidak terlalu panjang, biasanya hanya berkisar 10 menit saja. Oleh sebab itu mengapa ia tidak bisa diam dan sulit untuk fokus pada kegiatan yang membutuhkan ketenangan. Jika sesuatu yang dilakukan terlalu monoton, maka anak akan selalu cepat mengalihkan perhatian pada kegiatan lainnya, kecuali jika kegiatan tersebut sangat menyenangkan.
Dengan karakter itu memiliki pengaruh besar dalam kehidupan seseorang. Nah, untuk membangun atau membentuk karakter perlu dilakukan sejak anak usia dini. Jadi ada dua faktor yang memengaruhi pembentukan karakter, yang pertama bawaan dari dalam diri dan yang kedua pandangan anak terhadap dunia yang dimilikinya, seperti pengetahuan, pengalaman, prinsip moral yang diterima, bimbingan, pengarahan, serta interaksi antara orang tua dan anak.
Sahabat kampus kita juga harus mendisiplinkan anak sejak dini. Hal yang menjadi perhatian untuk ini ialah dengan mengenalkan apa saja yang menjadi batasan, dan tanggung jawabnya. Ini bisa diajarkan dengan memberikan contoh secara langsung, sehingga dia tak merasa dilarang dalam mendidik anak untuk disiplin.
Setiap orang tua sepenuhnya juga ingin melihat bagaimana karakter anaknya tumbuh. Maka dari itu sahabat kampus perlu untuk secara langsung membangun dengan mempraktekkan secara langsung hal-hal yang ingin diajarkan padanya. Misal, untuk menjaga kebersihan rumah, mengajak anak untuk bersih-bersih bersama. Atau, untuk mengajarkan sikap jujur, saat menemukan barang orang lain di jalan, lalu ajak anak itu untuk mengembalikan pada pemiliknya. Dengan contoh yang diaplikasikan secara langsung tersebut, anak akan menirunya dan menjadikan kebiasaan di kesehariannya.
Lalu anak juga cenderung meniru apa yang dilihat dari lingkungan, terutama orang tuanya. Maka dari itu sahabat kampus perlu menjaga sikap dan perilaku agar anak tidak meniru hal-hal di luar norma kehidupan sehari-hari.
Kemudian juga selain memberikan contoh yang baik secara langsung pada anak, sahabat kampus juga perlu menumbuhkan nilai-nilai moral dalam kesehariannya. Untuk itu, sahabat kampus bisa mengajak anak untuk mengobrol dan bertukar pikiran untuk mengetahui sampai mana batas pemahamannya terhadap nilai-nilai yang diajarkan.
Demikian sahabat kampus semoga bermanfaat.
By; Rahmah Sari Annisa
Prodi PGMI
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.