Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muzhalika Alyaa

Perceraian Orang Tua Menghancurkan Mental Anak

Eduaksi | Thursday, 25 Jan 2024, 22:00 WIB
Sumber: istockphoto.com

Perceraian adalah berakhirnya hubungan suami istri yang telah dijatuhkan talak. Biasanya perceraian terjadi karena tidak adanya ketertarikan dan kecocokan dalam rumah tangga. Beberapa pasangan suami istri bercerai menjadi pilihan untuk mengakhiri sebuah konflik. Apabila tidak ada lagi keharmonisan dalam rumah tangga, maka mau tidak mau perceraian itu terjadi. Tidak ada orang yang menginginkan perceraian dalam rumah tangganya.

Keutuhan keluarga menjadi dambaan bagi siapa pun yang memasuki fase berumah tangga. Namun karena permasalahan yang dihadapi oleh suami istri. Perceraian dapat dijadikan sasaran utama apabila tidak ada kecocokan dan rukun lagi. Perceraian tidak hanya berdampak pada suami maupun istri tetapi anak pun juga akan terlibat. Perceraian juga berdampak pada psikis seorang anak. Tak jarang juga mereka menyalahkan diri sendiri atas perceraian orang tuanya. Setelah orang tua bercerai, anak akan kehilangan kasih sayang dan peran dari sosok orang tua. Anak juga dituntut beradaptasi dengan lingkungan di tengah proses penerimaan bahwa orang tuanya tidak lagi bersama. Hal ini dapat menyebabkan anak stres dan berujung depresi.

Anak akan mengalami trauma akibat dari perceraian orang tuanya. Apabila anak merasakan kebahagiaan sebelum keluarganya bercerai akan merasakan trauma yang sangat berat, sebaliknya bila anak merasakan tidak ada kebahagiaan maka traumanya kecil dan menganggap sebagai jalan keluar dari konflik yang terus terjadi. Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang bercerai akan mempunyai resiko yang besar tumbuh kembang jiwanya seperti kepribadian anti sosial dibandingkan anak yang dibesarkan dalam keluarga harmonis. Perceraian tersebut memberikan dampak kurang baik bagi perkembangan kepribadian anak.

Hingga saat ini dampak perceraian orang tua memberikan dampak buruk bagi anak, baik fisik maupun psikologis anak. Anak yang menjadi korban perceraian cenderung lebih tertutup dan jarang berkomunikasi. Anak biasanya merasa minder dengan teman-teman lain yang memiliki keluarga utuh. Umumnya sikap anak terhadap perceraian adalah kaget dan menghindari pernyataan bahwa perpecahan keluarga tidak terjadi pada dirinya. Mereka juga mengalami kebingungan untuk ikut dengan siapa.

 

Penulis: Muzhalika Alya Putri



Sumber: https://www.halodoc.com/artikel/ketahui-5-dampak-perceraian-orangtua-pada-anak

 

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image