Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image mghifari permana

3 Faktor Penyulut Kenakalan Remaja

Info Terkini | Wednesday, 12 Jan 2022, 11:22 WIB

Ilustrasi.foto: pixabay

Di zaman sekarang ini, di era globalisasi, banyak hal telah berubah. Asosiasi pemuda adalah contoh kecil dari banyak konsekuensi globalisasi. Remaja tidak memiliki batasan. Banyak remaja melakukan hal-hal yang sangat merugikan diri sendiri dan orang lain. Ada tiga hal dalam pergaulan remaja itu sendiri yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja.

• Pertama, keluarga. Keluarga adalah prioritas nomor satu dalam mencegah hubungan remaja yang buruk. Misalnya bagaimana kondisi keluarga, atau bagaimana orang tua mendidik anaknya. Broken home bisa membuat anak menjadi nakal karena tidak suka melihat kondisi keluarganya.

Keluarga adalah yang terpenting. Karena, dari situ anak bisa mengerti betapa pentingnya arti cinta. Cara mendidik orang tua juga berperan dalam hal ini. Ketika orang tua otoriter, maka yang kita sebut sebagai kenakalan remaja akan muncul dalam artian ingin memberontak. Sementara kalo ortu permisif, remaja malah akan mencari-cari perhatian dengan segala tingkah lakunya yang kemungkinan besar menjurus ke kenakalan remaja.

• Kedua, persahabatan. Persahabatan dengan sahabat itu perlu karena mereka adalah orang yang bisa mengerti kita. Mereka juga bisa membawa kita ke hal-hal yang buruk tanpa sepengetahuan kita.

 Ketiga, remaja, termasuk kita, tumbuh dengan banyak hal baru yang tidak kita ketahui. Begitu banyak remaja ingin mencari tahu seperti apa dirinya, dan rasa ingin tahu remaja berada di puncak kedewasaan seorang anak. Contoh kenakalan remaja, banyak remaja meniru pakaian barat untuk meniru pergaulan bebas orang barat yang sering mereka lihat di media sosial atau di internet.

Tak sedikit pula remaja yang penasaran dengan video porno yang kini banyak beredar melalui ponsel, internet atau sarana lainnya. Akhirnya mereka melakukan seks bebas. Hingga tak jarang dari mereka hamil di luar nikah.

Tawuran juga marak dilakukan oleh remaja jaman sekarang. Tak jarang tawuran hanya dipicu hal yang sepele. Hal-hal yang sebenarnya hanya salah paham semata, akibatnya kerusakan-kerusakan banyak terjadi.

Masalah Kompleks
Akhir-akhir ini fenomena kenakalan remaja makin meluas. Bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Para pakar psikolog selalu mengupas masalah yang tak pernah habis-habisnya ini. Kenakalan Remaja, seperti sebuah lingkaran hitam yang tak pernah putus. Sambung menyambung dari waktu ke waktu, dari masa ke masa, dari tahun ke tahun dan bahkan dari hari ke hari semakin rumit. 

Tidak salah kenakalan remaja merupakan masalah yang kompleks terjadi di berbagai kota di !ndonesia. Sejalan dengan arus modernisasi dan teknologi yang semakin berkembang, maka arus hubungan antar kota-kota besar dan daerah semakin lancar, cepat dan mudah. Dunia teknologi yang semakin canggih, disamping memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi di berbagai media, di sisi lain juga membawa suatu dampak negatif yang cukup meluas diberbagai lapisan masyarakat.

Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya,maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri.

Solusi Kenakalan Remaja
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya.

Masalahnya (pekerjaan siapa semua) adalah orang tua? Sebaliknya, orang tua pusing dan tidak bisa memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup lainnya. Saudara-kah ) mereka memiliki masalah mereka sendiri dan bahkan mereka memiliki masalah yang sama. pemerintah? Atau siapa? Tidak mudah untuk menjawab.

Namun, memberikan lingkungan yang baik sejak usia dini, disertai pemahaman yang baik tentang perkembangan anak-anak kita, akan membantu mengurangi kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada. Kenakalan remaja,merupakan salah si anak atau orang tua? Karena ternyata banyak orang tuayang tidak dapat berperan sebagai orang tua yang seharusnya. Mereka hanya menyediakan materi dan sarana serta fasilitas bagi si anak memikirkan kebutuhan batinnya. Orang tua juga sering menuntut banyak hal tetapi lupa untuk memberikan contoh yang baik bagi si anak.

Sebenarnya kita melupakan sesuatu ketika berbicara masalah kenakalan remaja, yaitu hukum kausalitas. Sebab, dari kenakalan seorang remaja selalu dikristalkan menuju faktor eksternal lingkungan yang jarang memerhatikan faktor terdekat dari lingkungan remaja tersebut dalam hal ini orangtua.

Introkpeksi Orang Tua
Kita selalu menilai bahwa banyak kasus kenakalan remaja terjadi karena lingkungan pergaulan yang kurang baik, seperti pengaruh teman yang tidak benar, pengaruh media massa, sampai pada lemahnya iman seseorang. Ketika kita berbicara mengenai iman, kita mempersoalkan nilai dan biasanya melupakan sesuatu, yaitu pengaruh orangtua. Didikan orangtua yang salah bisa saja menjadi faktor sosiopsikologis utama dari timbulnya kenakalan pada diri seorang remaja. Apalagi jika kasus negatif menyerang orangtua si remaja, seperti perselingkuhan, perceraian, dan pembagian harta gono-gini.

Mungkin kita perlu mengambil istilah baru, kenakalan orangtua. Orang tua, sering lupa bahwa prilakunya berakibat pada anak-anaknya. Karena kehidupan ini tidak lepas dari contek-menyontek prilaku yang pernah ada. Bisa juga karena ada pembiaran terhadap perilaku yang mengarah pada kesalahan, sehingga yang salah menjadi kebiasaan.

Jika orang tua sendiri tidak baik, orang tua tidak akan mengharapkan anaknya menjadi baik. Bahkan, hati nurani generasi ini akan mendesak 4567 untuk tidak mengajari kita menipu, tidak mengajari kita bersumpah, tidak jujur, malas belajar, malas beribadah, terlalu mencintai kekayaan dan melupakan Pencipta, yaitu Allah. Artikel ini berupaya mengajak kita para orang tua untuk merefleksikan bahwa kejahatan tidak selalu identik dengan remaja, namun banyak kejahatan yang dilakukan oleh orang tua dalam keluarga, masyarakat dan pemerintah, yang pada akhirnya memotivasi remaja untuk melakukan hal-hal yang nakal. Sedih memang!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image