Kakek yang Menjaga Masjid di Sepanjang Hidupnya
Pendidikan dan Literasi | 2024-01-18 12:29:38Judul:robohnya surau kami
Penulis:A.A NAVIS
Penerbit:PT Gramedia pustaka utama
Nomor ISBN:978-979-22-6129-5
Tahun penerbit:cetakan keenam belas September 2010
Jumlah halaman:142
"Robohnya surau kami"karya PT gramediapustka utama saya memilih buku ini karena dibeliin nya ini dan dipilih nya ini tp saya ternyata jg tertarik dgn buku ini maka saya membacanya dan membuat ulasan
Latar belakang
Nilai Sosial berarti kita sebagai sesama manusia hendaknya tidak saling menjatuhkan orang lain tetapi harus saling menghormati.
Nilai Agama berarti kita harus selalu melakukan kehendak Allah, jangan melakukan hal yang dilarang oleh-Nya seperti mencuri dan berbuat jahat.
Nilai Pendidikan berarti kita tidak boleh putus asa dalam menghadapi kesulitan tetapi harus selalu berusaha hingga titik penghabisan.
Nilai Adat Kita harus memegang teguh dan menghargai nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
Nilai Politik berarti bahwa kita jangan terpesona dengan nama besar yang dimiliki
Nilai Ekonomi berarti bahwa kita jangan menyia-nyiakan apa yang kita punya untuk menunjang ekonomi kehidupan.
Alasan mengulas buku karena cerita buku nya sgt menarik dan akhirnya saya mengulas nya
Prestasi penulis yaitu membuat buku yg menjadi national best seller
Buku yg diulas yaitu buku yg berjudul robohnya surau kami
“Robohnya Surau Kami” karya A. A. Navis menceritakan tentang keadaan surau yang sudah tua dan hampir roboh. Cerita ini menggambarkan keadaan masyarakat yang terbelakang dan masih memegang teguh tradisi lama.
Cerita ini juga menggambarkan keadaan masyarakat yang masih memegang teguh tradisi lama dan tidak mau menerima perubahan.
Dalam cerita ini, Haji Saleh yang merupakan tokoh utama, mewakili masyarakat yang masih memegang teguh tradisi lama.
Haji Saleh tidak mau menerima perubahan dan tidak mau memperbaiki surau yang sudah tua dan hampir roboh. Haji Saleh baru sadar akan kesalahannya setelah surau tersebut benar-benar roboh dan tidak bisa diperbaiki lagi.
Kesimpulan dari cerpen ini adalah bahwa masyarakat harus mau menerima perubahan dan tidak terlalu memegang teguh tradisi lama. Masyarakat harus mau berubah dan memperbaiki keadaan yang sudah tidak baik.
Tema yg digunakan pada cerita robohnya surau adalah seorang kepala keluarga yg dimana tidak memiliki kemampuan dalam menghidupi keluarganya
Tokoh tokoh nya yaitu kakek, aku, Ajo Sidi, Haji Saleh, istri tokoh aku, dan istri Ajo Sidi. Kakek adalah tokoh utama (protagonis) dalam cerpen ini.
Alur nya maju mundur
Latar tempat kota,pasar,surau
Sudut pandang...
Amanat
Jangan dapat degan mudah untuk direndah kan oleh org lain
Jgn membanggakan diri sendiri apabila berbuat kebaikan
Jgn dapat dgn mudah untuk terlena dengan gelar yg dimana terbilang besar
Jgn menjadi org egois
Evaluasi:kelebihannya ialah mempunyai ciri khas bahasa yang cair dan komunikatif, mendekati bahasa lisan, seakan kita sedang mendengarkan A.A. Navis bertutur menceritakan cerita
Kekurangannya, kalau boleh disebut kekurangan, adalah gaya bahasanya terkadang tidak akrab di telinga generasi muda zaman sekarang. Namun hal itu tidak bisa disebut sebagai kekurangan, karena memang cerita tersebut ditulis pada tahun 1955 dan menggunakan gaya bahasa yang sesuai dengan zamannya.
Rekomendasi Cocok untuk kalangan dewasa, isinya bisa diambil hikmah yang besar dalam kehidupan manusia. Mengajarkan kepada manusia agar hidup di dunia ini jangan hanya diguakan untuk beribadah saja meainkan berusaha untuk memenuhi kebutuhan di dunia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.