Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suko Waspodo

Pengasuhan Digital: Menyeimbangkan Privasi dan Berbagi

Parenting | 2024-01-15 17:58:54
Sumber gambar: The Educator Online

Tumbuh di depan umum membentuk harga diri dan perkembangan identitas anak-anak.

Poin-Poin Penting

· Orang tua harus secara aktif terlibat dengan aktivitas digital anak-anak sebagai pemandu, bukan sebagai penyusup atau mata-mata.

· Mengajarkan literasi digital dan pemikiran kritis adalah kunci untuk menavigasi ruang online dengan aman.

· Berfokus pada perasaan anak-anak, bukan waktu menonton, adalah cara yang lebih baik untuk memantau penggunaan media dan kesehatan mental mereka.

· Menekankan penggunaan media secara sadar dan disengaja mendorong keseimbangan antara aktivitas online dan offline.

Hampir setiap aktivitas online meninggalkan jejak digital yang bersifat permanen dan dapat dicari, penggunaannya di luar kendali pemiliknya. Saat ini, anak-anak tumbuh dengan teknologi di sekitar mereka, yang memengaruhi tugas perkembangan normal yang bergantung pada interaksi teman sebaya.

Media sosial menyediakan panggung untuk eksplorasi identitas dengan memungkinkan anak-anak “menguji” berbagai versi diri mereka di depan umum. Namun, jaringan sosial memperluas umpan balik ke masyarakat yang lebih luas. Keinginan untuk mendapatkan validasi sosial, yang merupakan hal terpenting selama masa remaja, dapat menciptakan tekanan untuk mengambil sikap yang dibuat-buat atau menyerah pada tekanan teman sebaya. Kaum muda dan remaja mungkin tidak memahami bahwa sesuatu yang diposting dalam hitungan detik untuk membuat mereka diinginkan atau populer dapat berdampak pada jejak digital mereka dan mengikuti mereka hingga dewasa. Keuntungan sosial jangka pendek dapat menimbulkan kerugian jangka panjang ketika konten online yang permanen membuat sulit untuk mendapatkan kembali jati diri. Bagaimana kita mempersiapkan anak-anak kita agar sukses tumbuh di masyarakat?

Saya baru saja selesai membaca Growing Up in Public karya Devorah Heitner. Heitner menjawab pertanyaan saya tentang mempersiapkan anak secara langsung dan mengeksplorasi dampak budaya "berbagi dan membandingkan" pada pikiran anak muda. Bukunya merupakan perspektif seimbang tentang bagaimana anak-anak berinteraksi dengan media digital, yang diambil dari penelitian dan wawancara ekstensif dengan orang tua dan anak-anak.

Sebagai seorang psikolog, produser media, dan orang tua (yang sudah siap untuk literasi digital), saya menganggap karya Heitner cerdas dan praktis. Saat mengatasi ketakutan orang tua, dia tidak menyerah pada teknofobia. Heitner memandang anak-anak sebagai anak yang mempunyai hak pilihan, patut dihormati dan diempati, serta membutuhkan bimbingan dan pemberdayaan, bukan sebagai korban yang tidak berdaya. Dia menekankan pentingnya mempersiapkan anak-anak untuk sukses melalui komunikasi, pendampingan, pengembangan keterampilan, empati, dan kepercayaan daripada pelacakan, pemantauan, dan pembatasan buta yang disebabkan oleh kecemasan.

Lanskap Digital

Growing Up in Public (Tumbuh di Masyarakat) menggambarkan lanskap digital yang selalu berubah yang dialami anak-anak kita. Bab ini membahas bagaimana kehadiran media sosial, game online, dan komunikasi digital di mana-mana telah mengubah konsep tradisional tentang masa kanak-kanak dan remaja. Heitner menekankan manfaatnya, seperti peningkatan konektivitas dan akses terhadap informasi, serta tantangan bersosialisasi secara online, seperti mendefinisikan privasi, menetapkan batasan, dan mengembangkan identitas yang sehat.

Penelitian Diterapkan pada Kehidupan Nyata

Growing Up in Public penuh dengan contoh kehidupan nyata yang meningkatkan keterhubungannya. Heitner membagikan kisahnya sendiri, pertanyaan orang tua, dan sudut pandang anak-anak untuk menggambarkan betapa berbedanya dunia remaja saat ini dengan apa yang kita sebagai orang tua alami saat tumbuh dewasa. Heitner mengakui kekhawatiran atas penelitian yang menunjukkan korelasi antara waktu layar, perhatian, dan tidur serta temuan terkait penggunaan media sosial dan kesehatan mental. Meskipun hasilnya sering kali “tergantung”, tidak ada orang tua yang ingin mengambil risiko terhadap kesejahteraan anaknya, dan dia memberikan saran praktis untuk menilai anak Anda.

Bimbingan Orang Tua dan Literasi Digital

Heitner memberikan panduan realistis bagi orang tua tentang cara membantu anak-anak mereka mengembangkan keterampilan utama literasi digital dan mendorong orang tua untuk mengambil peran aktif dalam kehidupan digital anak-anak, tidak hanya diam saja. Dia menyarankan cara-cara praktis bagi orang tua untuk mendiskusikan keamanan online, privasi, dan pentingnya menyeimbangkan kehidupan online dan offline. Dia juga memasukkan diskusi penting tentang perilaku orang tua, seperti implikasi psikologis dari "berbagi" (orang tua yang membagikan gambar dan informasi anak-anak mereka) dan potensi melemahkan motivasi dan menyebabkan konflik antarpribadi melalui pemantauan digital yang terus-menerus.

Bagaimana dengan Perguruan Tinggi?

Orang tua akan mendapat manfaat dari informasi dan strategi untuk menghadapi topik-topik sulit. Heitner memandu Anda tentang cara menangani sexting, pembatalan, rasa malu, dan apa yang harus dilakukan jika terjadi kesalahan. Dia juga membahas kekhawatiran yang muncul mengenai media sosial dan pendaftaran perguruan tinggi dan apakah postingan media sosial yang keliru benar-benar dapat menghalangi peluang anak-anak Anda untuk masuk perguruan tinggi.

Tidak mengherankan, saya merasa Heitner memiliki semangat yang sama, menganjurkan agar literasi digital menjadi bagian dari kurikulum pendidikan, mempersiapkan siswa sejak usia dini untuk menganalisis secara kritis dan terlibat dengan konten digital. Ia juga menyinggung pentingnya "sisi penawaran" bagi produser media dan pembuat konten untuk menciptakan media yang mempertimbangkan kebutuhan dan kerentanan perkembangan khalayak muda.

Pendekatan yang Seimbang

Hal yang paling saya sukai adalah Growing Up in Public tidak menjelek-jelekkan teknologi. Heitner mendukung pendekatan yang seimbang dan disengaja. Media digital adalah bagian integral dari kehidupan modern, dan keberhasilan penggunaannya bergantung pada pemikiran kritis dan keterlibatan yang penuh perhatian terhadap teknologi.

Saya selaras dengan wawasan Heitner dalam membimbing anak-anak (dan orang tua mereka) melalui era digital yang menggarisbawahi perlunya dialog dan pendidikan berkelanjutan mengenai literasi digital. Hal ini penting jika kita ingin anak-anak kita tidak hanya bertahan hidup tetapi juga berkembang di dunia yang terhubung ini.

***

Solo, Senin, 15 Januari 2024. 5:51 pm

Suko Waspodo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image