Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hamdani

Kualitas Employee Engagement Tentukan Loyalitas Karyawan, Mengapa Bisa?

Bisnis | Monday, 10 Jan 2022, 22:34 WIB
Emily in Paris (Foto Net)

Keterlibatan (engagement) karyawan atau dikenal dengan istilah employee engagement dalam sebuah perusahaan ternyata memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas. Benarkah?

Menurut penelitian dan pendapat Macey dan Schneider mengatakan bahwa employee engagement membuat karyawan memiliki loyalitas yang lebih tinggi sehingga mengurangi keinginan untuk meninggalkan perusahaan secara sukarela.

Employee engagement berdasarkan konsep dapat dikatakan sebagai keadaan psikologis dimana karyawan merasa berkepentingan dalam keberhasilan perusahaan dan termotivasi untuk meningkatkan kinerja ke tingkat yang melebihi job requirement yang diminta.

Robin dalam Bridger menjelaskan engagement merupakan sikap positif yang dimiliki karyawan terhadap organisasi tempat ia bekerja serta nilai-nilai yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Secara teori terdapat kausalitas antara karyawan dengan perusahaan.

Juga, employee engagement dapat menciptakan kesuksesan bagi perusahaan melalui hal-hal yang berkaitan dengan kinerja karyawan, produktivitas, keselamatan kerja, kehadiran dan retensi, kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, hingga profitabilitas.

Namun sayangnya dewasa ini banyak perusahaan yang gagal membangun employee engagement tersebut karena tidak adanya prinsip transparansi. Akibatnya turn over menjadi tinggi. Keinginan karyawan memilih meninggalkan perusahaan karena dorongan tidak puas.

Ketidakterbukaan perusahaan misalnya masih merahasiakan gaji karyawan mereka. Perusahaan enggan membuka secara transparan mengenai besaran gaji yang dibayarkan dengan berbagai alasan. Akibatnya persoalan gaji ini menjadi rahasia yang rumit.

Banyak pula orang yang berpendapat bahwa gaji bersifat personal. Pendapat ini disandarkan pada pemikiran soal harga diri masing-masing karyawan. Padahal pendapat demikian tidak seluruhnya benar.

Terkadang demi menjaga nama baik diri sendiri dan perusahaan membuat sebagian karyawan menyembunyikan (merahasiakan) besaran gaji mereka setiap bulannya.

Implikasinya transparansi gaji menjadi tabu untuk dibicarakan. Walaupun sebenarnya itu merupakan hak karyawan untuk mengetahuinya.

Disisi lain dengan mengetahui besaran gaji karyawan akan meningkatkan engagement mereka. Sebuah penelitian yang penulis kutip dari sebuah situs menyebut 79% karyawan merasakan kurangnya penghargaan dalam bentuk gaji yang sesuai menjadi alasan mereka meninggalkan perusahaan dan mencari pekerjaan baru.

Qualtrics dalam laporan riset nya mengatakan bahwa karyawan dengan senang hati tinggal di perusahaan selama 10 tahun kedepan jika karyawan mengetahui bahwa gaji dan status mereka akan meningkat.

Selain itu ketika gaji tidak transparan, maka karyawan akan menganggap bahwa mereka tidak dibayar secara adil. Hal seperti ini tentunya akan menciptakan lingkungan yang tidak nyaman dan dapat berdampak negatif terhadap kinerja atau produktivitas akan menurun.

Seyogyanya para pemilik perusahaan ataupun manajer eksekutif dapat mengerti tentang ini, dan berusaha untuk lebih adil dalam menempatkan prinsip transparansi sebagaimana dicetuskan dalam Good Corporate Governance (GCG).

Sehingga isu miring tentang ketimpangan sosial karyawan dan pandangan negatif terhadap perusahaan dapat dihindari. Bagaimanapun motivasi utama orang bekerja adalah memperoleh gaji untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Secara umum Studi Gallup pada tahun 2012 yang dipublikasikan dalam jurnal Politeknik Bandung (2019) membagi work engagement menjadi tiga kategori yaitu; engagement yang berarti karyawan baik secara fisik maupun psikologis berkontribusi penuh terhadap tugas-tugasnya; not engagement yang berarti karyawan kurang memiliki motivasi dan cenderung kurang berupaya dalam menjalankan tugasnya, dan actively disengaged yaitu menunjukkan kondisi karyawan tidak bahagia dan tidak produktif dalam melakukan tugas-tugasnya.

Sekedar untuk diketahui pula bahwa kategori perusahaan terbaik saat ini adalah perusahaan yang mampu menciptakan kebahagiaan bagi karyawannya. Dengan kata lain tingkat kebahagiaan karyawan menentukan kualifikasi perusahaan.

Dengan demikian stakeholder perlu merumuskan sebuah strategi yang jitu untuk mengembangkan employee engagement agar tercipta suasana the best ownership pada karyawan. Dan yang lebih penting adalah menjaga kesinambungan kualitas karyawan dan melahirkan loyalitas otentik. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image