Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ummu Fatimah

Kurikulum Prototipe Menuju Pendidikan Berkualitas?

Teknologi | 2022-01-08 23:57:36

Kurikulum Prototipe Istimewa?

Kancah pendidikan Indonesia kembali bersuara. Kali ini suara pendidikan di negeri ini bukan atas permasalahan biaya pendidikan ataupun jalur masuk ke sekolah yang menyesakkan setiap periodenya. Melainkan heboh atas digaungkannya kurikulum baru oleh Kementroan Dikbudristek Bernama kurikulum prototipe. Kurikulum baru yang kesekian kali digadang-gadang sebagai solusi atas permasalahan kesenjangan proses belajar mengajar yang terjadi selama pandemic (medcom.id, 07/01/22). Selain itu kurikulum ini sekaligus sarana negara untuk menanamkan karakter pada generasi muda sejak di bangku sekolah (KabarBanten.com, 19/12/21). Duo fungsi yang ada pada kurikulum ini layaknya kartu AS yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai solusi atas penurunan kualitas pendidikan selama pandemic baik secara literasi maupun numerik serta krisis akhlak yang terjadi pada generasi muda yang katanya “terdidik”.

Pada kurikulum prototipe ini siswa dikembangkan karakternya menggunakan pembelajaran proyek. Harapannya melalui pembelajaran ini pendidik mampu menanamkan karakter-karakter yang diinginkan oleh kurikulum sekaligus meningkatkan kemampuan soft skill peserta didik. Sedangkan untuk menunjang ketertinggalan pembelajaran numerik dan literasi kurikulum prototipe menjanjikan adanya soal berbasis numerik dan literasi dengan tingkat soal analitik yang diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalahan ataupun kebiasaan melakukan aktivitas berpikir kritis.

Berdasarkan tujuan besar tersebut maka, pemerintah mencanangkan kurikulum prototipe meluncur ke seluruh sekolah di Nusantara pada tahun 2024 karena saat ini masih dalam tahap uji coba ke sekolah-sekolah tertentu. Selain itu pemerintah menyatakan bahwa 2024 merupakan momentum yang tepat untuk meluncurkan kurikulum baru tersebut (medcom.id, 07/01/22). Sedangkan untuk sementara ini sekolah boleh memilih akan menggunakan kurikulum apa untuk menjalankan program di sekolah dengan menyesuaikan kondisi sekolah dari paparan wabah. Sekolah berhak memiliki Kurikulum Darurat, K-13 ataupun Kurikulum Prototipe dengan catatan sekolah penyelenggara kurikulum prototipe saat ini dalam tahap seleksi yang kementrian.

Urgensi Kurikulum Baru

Pergantian kurikulum di negeri ini rasanya menjadi makanan sehari-hari yang disantap oleh pihak sekolah, pendidik, siswa bahkan orang tua. Dibagun dari argument yang senada yaitu demi terwujudnya pendidikan yang lebih baik alhasil pergantian kurikulum yang terus mengalir senantiasa dilegalkan. Kenyataan ini ketika dilihat dilapangan menimbulkan dampak yang tidak sederhana di masyarakat. Perubahan yang terlampau dinamis ini tidak jarang membuat pendidik ataupun siswa kebingungan untuk menjalankan pembelajaran yang ada demi memenuhi kurikulum yang dibuat. Alhasil, ketidakmaksimalan pada proses pembelajaran menjamak di negeri ini. Contohnya banyak siswa yang terbebani tugas dengan jumlah banyak akibat tuntutan kurikulum yang ada atau terbaginya konsentrasi pendidik dengan rumitnya administrasi ataupun model kurikulum baru yang harus dipelajari dalam waktu singkat.

Pada dasarnya keberadaan kurikulum pada dunia pendidikan merupakan hal penting karena kurikulum merupakan acuan dari proses pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh pihak sekolah. Hanya saja ketika pedoman dasar ini terus berganti serta terkesan masih mencoba-coba tanpa mengetahui konsep dasar pendidikan seperti apa yang mampu melahirkan generasi cerdas, kritis, inovatif, kreatif sekaligus berakhlak tidak pernah dikantongi oleh negara. Ketika hal ini terus terjadi maka generasi muda tidak lain hanyalah kelinci percobaan dari proses penelitian skala nasional yang dilakukan para ahli. Akibatnya masa depan negeri ini dipertaruhkan pada hasil uji coba tersebut.

Kurikulum Hakiki

Banyak problem siswa hari ini terkait kualitas berpikir hingga nir akhlak yang menimpa siswa negeri ini sejatinya harus diselesaikan dengan segera. Artinya kurikulum yang dipakai haruslah segera ditetapkan dengan kualitas terbaik tentunya. Kurikulum pendidikan yang mengacu pada dua aspek yaitu kemampuan berpikir dan keteladanan akhlak pada dasarnya telah ada dalam sistem pendidikan Islam. Islam telah memberikan rincian tujuan pendidikan yang jelas yaitu mewujudkan setiap individu menjadi pribadi yang berkepribadian Islam dengan cara memanfaatkan potensi akal yang dinugrahkan Allah pada dirinya dengan seoptimal mungkin. Bahkan stimulus pengembangan kemampuan berpikir telah diajarkan Islam ketika seseorang belajar terkait hakikat Pencipta itu sendiri. Selain itu bukti atas keberhasilan kurikulum ini telah dicatat tinta sejarah peradaban dunia. Selama 13 abad lamanya ketika Islam diterapkan dalam tataran negara banyak dijumpai ilmuan-ilmuan hebat yang bahkan hingga kini karyanya menjadi rujukan dunia hingga perguruan tinggi yang terkenal dengan kualiatasnya. Sehingga dengan bukti yang luar biasa tersebut menjadi sebuah tanda tanya besar mengapa pengembangan kurikulum dilakukan tanpa melirik kurikulum yang telah berhasil mencetak generasi unggul sebelumnya?

Kurikulum Masalah Utama Pendidikan?

Meskipun kurikulum merupakan pondasi dari suatu proses pembelajaran akan tetapi dalam dunia pendidikan keberhasilannya tidak hanya didasarkan semata-mata atas kurikulum belaka. Hal ini karena sistem pendidikan seyogyanya juga terikat dengan berbagai sistem yang lain seperti ekonomi, sosial bahkan politik. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk akses pendidikan yang unggul dibutuhkan biaya yang tidak sedikit, untuk itu kemampuan negara dalam mencukupi biaya pendidikan harus tuntas. Hal ini tentu memerlukan sistem ekonomi yang stabil. Salah satu contoh keterkaitan antar sistem yang ada dalam suatu negara membuktikan bahwa kurikulum bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi negeri ini dan harus segera diselesaikan untuk menunjang pendidikanberkualitas. Nyatanya banyak kasusu putus sekolah karena terkendala biaya pendidikan ataupun karena tidak terpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan yang mumpuni. Kenyataan itu yang terjadi dilapangan hanya saja seperti terabaikan selama bertahun-tahun. Sedangakn fokus utama negara hanya pengurusi kurikulum saja. Pada hakikatnya ketika negara ingin memiliki pendidikan yang berkualitas maka negara harus mencari tau bagaimana agar pemenuhan kebutuhan masyarakat dlam berbagai aspek kehiduoan dapat selaras. Hanya saja pemikiran semacam ini hanya ada pada pemerintahan yang tidak mengembang sistem kapitalisme sebagai dasar. Karena padsa sistem kapitalisme pemerintahan hanyalah alat oemuas nafsu kekuasaan bukan menjasi sarana memenuhi kebutuhan umat. Sehingga ketika sistem yang ada tetap kapitalisme dan terus digunakan harapan adanya pendidikan berkualitas hanyalah isapan jempol semata

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image