Poor Mindset, Hilang Kontrol dalam Hasrat Keuangan
Curhat | 2022-01-08 09:50:15Dunia sudah memasuki era digital dimana segala sesuatunya sudah beralih ke online. Banyak sekali definisi yang mengharfiahkan apa itu digitalisasi. Brennen dan Kries, seorang akademisi mendefinisikan digitalisasi sebagai proses peralihan yang merupakan dampak dari munculnya media digital pada kehidupan sosial kontemporer. Ini rasanya sangat relatable dimana munculnya sosial media telah mempengaruhi bagaimana kehidupan kita bersosial.
Siapa sih di zaman sekarang yang tidak mengenal sosial media? Rasanya, fungsi dari sosial media sudah melebihi dari apa yang diekspektasikan di awal dimana segala sesuatunya kini bisa dilakukan melalui sosial media, termasuk berbelanja.budaya belanja online ini rupanya sudah merekah ruah di kehidupan sosial kita, setidaknya dikehidupan sosial dimmana penulis berasal. Di era digitalisasi ini, sudah banyak sekali platform belanja online atau e-commerce yang lahir karena munculnya internet.
berbagai platform punya strategi untuk menggaet pasar, Pada akhirnya, muncul dan berkembangnya internet akan seiring dengan tingginya kebutuhan manusia sebagai pelaku kehidupan sosial kontemporer. Karena tingginya permintaan akan kebutuhan konsumtif ini membuat berbagai platform belanja online turut menaikan intensitas dan kualitasnya dalam menjajakan kebutuhan masyarakat akan berbelanja.
Platform berbelanja online atau yang kedepannya di artikel ini akan kita sebut sebagai e-commerce, mulai memutar otak untuk bagaimana caranya memmbuat magnet kuat agar masyarakat berbelanja di platoformnya. Mulai dari menghadirkan diskon, gratis ongkos kirim, hingga event diskon besar-besaran di hari tertentu.
Dengan hadirnya kemudahan berbelanja melalui berbagai platform ini, meningkatkan budaya konsumtif pada masyarakat, hal ini menimbulkan yang disebut dengan poor mentallitry atau poor mindset. Impulsitivitas yang muncul saat berbelanja, membeli barang yang tidak dibutuhkan, membeli barang diskonan, dsb.
lalu, apa yang dimaksud dengan poor mindset ini dan mengapa hal ini berbahaya?
Poor mindset berorientasi pada hasil yang instan. Mereka menganggap bahwa apa yang mereka lakukan harus langsung mendapatkan hasil yang cepat. Mereka akan selalu berpikir tentang apa yang didapatkan dari tenaga yang dibuang. Pola pikir yang tergesa-gesa ini membuatnya tidak mencapai hasil yang maksimal dan efektif.
Poor mindset fokus pada apa yang dia mau bukan apa yang dia butuhkan. Membeli barang yang ia inginkan seperti membeli sepatu bermerek dan barang lain yang mahal tanpa memperhitungkan keuntungan jangka panjang. Mereka hanya ingin “terlihat bagus” dengan membeli barang-barang seperti pakaian, baju, sepatu tas mahal namun tidak memikirkan jangka panjang.
Arus yang dijalani oleh poor mindset ini mengakibatkan pengelolaan keuangan mereka buruk, sehingga finansial mereka buruk. Karena hanya memikirkan masa kini ketimbang masa depan. Sehingga, banyak orang yang berprinsip seperti akan kebingungan di masa depan, tidak memiliki simpanan atau jaminan uang, hal ini dapat mempersulit kehidupan mereka.
Berbeda dengan Rich mindset, Rich mindset berusaha menghabiskan waktu, sumber daya, dan tenaga mereka untuk pekerjaanya demi mendapatkan hasil yang maksimal. Hasil tersebut dihasilkan melalui investasi. Segala bentuk upaya tersebut merupakan bagian dari investasi yang terukur . Mereka berusaha membuat seluruh usaha dan upaya yang dilakukan menjadi sistem yang terus menerus menghasilkan dalam jangka panjang.
Orang yang memiliki rich mindset bersedia menginvestasikan hasil yang mereka dapatkan tanpa keuntungan segera. Mereka menyadari apa yang mereka lakukan adalah investasi jangka panjang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi.
Investasi jangka panjang adalah ciri dari rich mindset.
Bahkan tak jarang, perbandingan orang poor mindset dengan rich mindset ini sangat berbeda dengan namanya. Orang dengan poor mindset visual luarnya memang terlihat kaya, namun latar belakangnya memiliki finansial yang bobrok, namun orang yang memiliki rich mindset ini memiliki visual luar yang biasa saja, namun di belakang ia memiliki harta yang cukup banyak dan mereka dapat mengakali perputaran finansial mereka.
Maka dari itu, poor mindset ini sangat berbahaya, karena ini bukan hanya tentang uang, lebih dari itu, hal ini menyangkut kehidupan jangka panjang. Mulailah untuk menjalankan kehidupan rich mindset. Tidak ada salahnya jika menabung dan menanamkan investasi mulai hari ini demi menuai buah kemanisan di masa depan nantinya dan hiduplah sesuai dengan apa yang kita inginkan, bukan apa yang orang lain lihat. Hidup terlihat “kaya” tidak semata-mata meningkatkan derajat seseorang, orang cerdaslah yang dapat terlihat baik dan memiliki derajat tinggi. So, think smart.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.