10 Tingkatan Kedermawanan
Agama | 2024-01-09 20:47:04Dermawan merupakan sifat terpuji yang dimiliki oleh orang-orang mulia. Sifat dermawan ini mencerminkan kebaikan hati seseorang dalam berbagi dan menolong sesama. Kedermawanan memiliki tingkatan yang berbeda-beda. Semakin tinggi tingkat kedermawanan seseorang, maka semakin besar pula kemuliaan jiwanya. Berikut ini 10 tingkatan kedermawanan dari yang terendah hingga tertinggi:
Tingkat 1: Dermawan Harta
Dermawan harta adalah tingkat paling dasar dari kedermawanan. Orang yang dermawan harta dengan ikhlas membagi rezekinya untuk membantu orang lain yang membutuhkan, tanpa mengharap imbalan.
Meski dermawan harta merupakan tingkatan terendah, hal ini tetap penting karena dapat meringankan beban saudara yang kesulitan. Dermawan harta juga dianjurkan dalam agama.
Tingkat 2: Dermawan Tenaga
Lebih dari sekadar uang dan barang, dermawan tenaga berarti meluangkan waktu dan tenaga untuk menolong tanpa pamrih. Misalnya, rela bekerja sukarela membangun rumah bagi kaum dhuafa atau membersihkan lingkungan.
Dermawan tenaga memerlukan pengorbanan waktu dan jerih payah. Oleh karena itu, dermawan tenaga lebih tinggi nilainya daripada dermawan harta.
Tingkat 3: Dermawan Kehormatan
Kadangkala orang mudah tersinggung dan dendam jika dihina atau difitnah. Dermawan kehormatan berarti dengan lapang dada memaafkan orang yang telah menjelek-jelekkan namanya.
Sikap pemaaf ini mencerminkan jiwa besar dan mulia. Dermawan kehormatan lebih berharga daripada dermawan harta maupun tenaga.
Tingkat 4: Dermawan Waktu
Manusia selalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Dermawan waktu berarti rela meluangkan waktu istirahatnya yang berharga demi membantu orang lain yang membutuhkan.
Misalnya, menyempatkan diri menengok tetangga sakit atau mengajari anak yatim di sela kesibukan. Waktu adalah harta yang tak ternilai, maka dermawan waktu sangat terpuji.
Tingkat 5: Dermawan Ilmu
Memberi manfaat dengan berbagi ilmu pengetahuan adalah bentuk kedermawanan luhur. Ilmu yang bermanfaat jauh lebih berharga ketimbang harta.
Guru, ustadz, dan siapa pun yang mengajarkan ilmunya dengan ikhlas adalah dermawan ilmu. Mereka telah menanam pohon kebajikan yang buahnya tiada henti.
Tingkat 6: Dermawan Sabar
Kesabaran adalah kunci kebahagiaan. Dermawan sabar berarti tabah dan pemaaf meski dilanda musibah atau dihadapkan pada situasi berat.
Orang sabar mampu menahan diri dari ledakan amarah ketika disakiti. Ia berlapang dada menerima cobaan hidup. Dermawan sabar lebih berharga dari dermawan harta.
Tingkat 7: Dermawan Akhlak
Akhlak terpuji seperti rendah hati, jujur, dan pemurah adalah harta karun. Dermawan akhlak berarti memiliki budi pekerti luhur dan selalu berbuat baik pada siapa pun.
Dermawan akhlak lebih agung daripada dermawan sabar. Karena ia mampu mengalahkan hawa nafsu dan menunaikan kewajiban dengan ikhlas tanpa pamrih.
Tingkat 8: Dermawan Doa
Doa adalah senjata orang mukmin. Dermawan doa tak henti-hentinya mendoakan kebaikan bagi sesama dengan ikhlas. Bahkan mendoakan orang yang pernah menyakitinya.
Doa tulus dari hati mulia sangat berharga. Balasan dari Allah pasti jauh lebih besar daripada apa yang didoakan. Dermawan doa telah menanam pohon surga.
Tingkat 9: Dermawan Jiwa
Puncak kedermawanan adalah rela berkorban apa pun demi kebenaran dan kemaslahatan umat manusia. Termasuk mengorbankan harta, bahkan nyawa sekalipun.
Itulah dermawan jiwa. Mereka adalah para nabi, syuhada, dan manusia-manusia mulia yang ikhlas berjuang dan gugur di jalan Allah demi tegaknya keadilan.
Tingkat 10: Dermawan Mutlak
Ini adalah tingkatan tertinggi yang hanya dimiliki oleh insan kamil. Yaitu manusia sempurna yang telah mengosongkan dirinya dari segala yang fana.
Ia tidak lagi memiliki sedikit pun rasa kepemilikan terhadap apa pun di dunia ini. Semuanya hanya titipan dari Sang Maha Pencipta untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Itulah 10 tingkatan kedermawanan dari yang paling dasar hingga yang paling agung. Kita tentu berharap menjadi dermawan sejati kelak di akhirat, meskipun saat ini baru mampu berderma di tingkat yang lebih rendah.
Mari tingkatkan kedermawanan kita secara bertahap. Mulailah dari yang terdekat, yaitu dermawan pada keluarga kita sendiri. Tunjukkan kasih sayang yang tulus dengan memberi tanpa mengharap balasan.
Berbagilah rezeki, waktu, tenaga, dan ilmu pengetahuan dengan ikhlas kepada mereka yang membutuhkan. Latih kesabaran dan kemuliaan akhlak dalam menghadapi cobaan hidup. Jadilah cahaya bagi sesama dengan menjalani hidup mulia. Hingga kelak kita pantas meraih mahkota dermawan sejati, insyaAllah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.