Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Imran Bugis

Pemuda dan Masyarakat Desa Salagur Air Gotong Royong Membangun Lapangan Sepak Bola

Curhat | Saturday, 06 Jan 2024, 04:13 WIB
Foto di ambil saat pembongkaran lahan Ri
Lokasi pembongkaran lapangan

Indonesia bagian timur “Prov. Maluku, Kab. Seram bagian timur, Kec. Siritaun wida timur, Desa salagur air”

By : Imran Bugis

Di ujung timur Indonesia, banyak minat dan bakat, anak muda yang tidak dapat di salurkan sesuai bidang yang di miliki. Kendala fasilitas menjadi faktor utama dalam mengembangkan minat bakat yang terpendam, pada setiap anak muda. Generasi muda adalah investasi bangsa untuk masa mendatang, terkhususnya untuk daerahnya dan bangsa.

Kurangnya, ketersediaan fasilitas umum menjadi kendala dalam perkembangan bakat, para generasi muda yang memiliki potensi di bidang olahraga. Hal in membuat pemudah setempat menjadi resa terkait ketersediaan fasilitas olahraga ”lapangan sepak bola”. Pemuda mengambil langkah inisiatif untuk membangun fasilitas tersebut agar dapat menunjang penyalur bakat anak muda setempat. Para pemuda desa salagur air, sangat peduli terhadap bakat yang di miliki generasi bangsa, terpendam yang tidak dapat di salurkan. Hal ini dikarenakan ketersediaan fasilitas umum tidak tersedia.

Sebagai kewajiban anak muda untuk memajukan daerahnya, ketua pemuda, berserta pemuda dan pemudi setempat berkolaborasi dengan masyarakat, kepal adat, kepal dusun, dan kepala desa salagur air untuk mencari solusi. Terkait hibah lahan, yang akan di gunakan sebagai lapangan sepak bola. dengan jerih paya dan kerja keras untuk terus berkomunikasi dengan pemilik lahan.

Mendapatkan Berbagai kendala yang di lalu, demi mendapatkan lahan, mereka berjuang dan tidak menyerah begitu saja. Berbagai upaya dan komunikasi yang mereka bangun, selalu mendapatkan kendala di tengah-tengah usaha mereka. Tetapi itu tidak menjadi tolak ukur untuk mencapai suatu puncak keberhasilan. Mala membangkit semangat mereka terus berkobar tidak muda padam untuk berjuang.

Berbagai mediasi dan komunikasi selalu di lakukan bersama pemilik lahan, secara terus menerus di lakukan demi mendapatkan persetujuan pemilik lahan. Akhirnya, persetujuan hibah lahan untuk di gunakan sebagai lapak sepak bola pun mereka perolehan. Hasil dari perjuangan yang mereka lalui, mencapai puncak persetujuan oleh pemilik lahan.

Foto di ambil saat pembagian makanan di lokasi lapanga

Budaya Gotong Royong

Gotong royong merupakan sala satu istilah yang di pakai, untuk bekerja bersama demi mencapai hasil yang di inginkan. Budaya gotong royong jarang kita temukan, bahkan kini mulai hilang di sebagian tempat di berbagai daerah di perkotaan. Padahal melalui gotong royong masyarakat bisa menjaga silaturhami mereka secara masif. Namun budaya ini berangsur-angsur hilang, bersama perkembangan jaman.

Gotong royong merupakan sala satu asas kemanusian yang di tuangkan di dalam sila kedua yakni antusias gotong royong, selalu di yakini dan di dasari atas dasar kemanusian. Di dalam silah ketiga tidak ada gotong royong tampah ada persatuan yang kokoh. Sila ke empat menegaskan bahwa di dalam gotong royong pasti terdapat musyawarah untuk mencapai suatu kesepakatan bersama.

Terkhususnya masyarakat desa salagur air masih mempertahankan budaya gotong royong, sebagai persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat. Gotong royong telah mendarah daging dan bahkan menjadi kepribadian masyarakat setempat, serta sebagai budaya yang suda berakar kuat di masyarakat.

Selalu berpegang tegu terhadap nilai kebersamaan. Pada kesempatan ini masyarakat dan pemuda bahu membahu untuk kerja bersama membongkar hutan untuk lapangan sepak bola. Antusiasme masyarakat untuk membangun lapangan sepak bola begitu tinggi.

Dalam pembersihan lokasi lapangan, bukan hanya laki-laki yang bekerja, tetapi para Perempuan juga ikut andil dalam pekerjaan tersebut. Tugasnya laki-laki adalah membersihkan lokasi, sedangkan tugas perempuan adalah memasak dan menyediakan makanan untuk para pekerja. Dalam pekerjaan apa pun itu masyarakat selalu kompak, baik dari kalangan muda, orang tua selalu hadir ketika pekerjaan yang menyangkut kepentingan umum.

Pemuda sebagai simbol kemajuan satu negeri, masyarakat sebagai semangat. Kaum muda yang berperan sebagai penggerak, kaum tua sebagai sponsor untuk menguatkan tekat peran kaum muda. Ketika dua golongan ini bersatu dalam satu tujuan, maka sesulit apa pun pekerjaannya yang di hadapi, pasti di lalui dengan mudah.

Mengutip kata-kata dari bapa revolusi Indonesia kita Bung Karno pernah berkata! “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”- Ir. Soekarno –

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image