Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Balqis Alifia

Memanfaatkan Media Sosial Sebagai Wadah Ajaran Agama Islam

Teknologi | Thursday, 04 Jan 2024, 13:05 WIB
Sumber gambar: Pinterest @Dane Crouser


Apa itu media sosial?

Media sosial adalah sebuah wadah yang berisi tentang fasilitas bagi penggunanya dengan beragam hal yang terkandung baik positif maupun negatif yang digunakan secara online. Beberapa contoh dari media sosial itu sendiri seperti Instagram, YouTube, Snapchat, Facebook, dan lain sebagainya. Hal ini terbentuk karena seiring dengan perkembangan zaman.

Banyak yang tidak bisa terkendali sesuai dengan apa yang kita inginkan contohnya seperti muncul cyberbullying, berita hoaks, kecanduan dan masih banyak yang lainnya. Namun terlepas dari sisi buruk pengaruh media sosial, adapula sisi baiknya seperti mempermudah komunikasi dari jarak yang jauh, mempercepat penyebaran berita atau informasi, memunculkan beragam peluang bisnis, dan bisa menjadi wadah untuk pembelajaran.

Zaman sekarang belajar tidak hanya dilakukan dalam ruang kelas, media sosial bisa menampung hal apapun termasuk pembelajaran agama Islam. Zaman para Nabi, melakukan dakwah dengan mendatangi tempat-tempat atau daerah-daerah yang jauh dan memakan waktu sangat lama untuk tiba ditujuan tersebut. Namun, tidak terjadi lagi pada masa sekarang karena sudah ada media sosial yang gunanya mempermudah dan mempercepat semua kegiatan yang kita inginkan.

Bagaimana cara menyampaikan dakwah melalui media sosial?

Pertama, kita bisa memulai dengan merekam video tentang hal apa yang ingin disampaikan. Kedua, mengedit beberapa bagian yang tidak diinginkan. Ketiga, melakukan posting pada beberapa platform media sosial yang kita inginkan.

Tugas kita sebagai seorang muslim pada masa kini adalah mempelajari, mengajar, dan berdakwah melalui media sosial dengan sebaik mungkin. Hal yang akan dibahas adalah mengenai munculnya media sosial dan media sosial sebagai wadah pembelajaran agama Islam.

A. Munculnya Media Sosial

Menurut sistem Papan Buletin yang ditemukan oleh Ward Christensen dan Rendi Suess, awalnya perkembangan media sosial terjadi pada tahun 1978. Masyarakat saat itu menggunakan media sosial untuk mengisi waktu luang dan melihat informasi terakhir. Dianggap sebagai sumber informasi tercepat dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Awalnya pengguna mengisi data pribadi sesuai ketentuan, lalu menggunakan foto profil agar bisa dikenali, setelahnya baru bisa berinteraksi dengan pengguna lain.

Pengguna media sosial semakin banyak dari tahun ketahun. Jika pemanfaatannya tidak kita pilih terlebih dahulu, maka sisi negatif bisa muncul melalui timeline atau beranda media sosial. Oleh karena itu, dakwah hadir melalui media sosial yang saat ini banyak digandrungi masyarakat dengan tujuan saling mengingatkan dalam kebaikan, menambah ilmu pengetahuan, dan menyampaikan informasi lainnya yang bersifat positif. Berdakwah dengan media sosial itu merupakan sebuah hasil inovasi baru dalam mengajak, mengingatkan agar taat kepada Allah Swt, dan menjauhi larangannya melalui bentuk dari sebuah konten yang menarik serta cara penyampaian yang mudah dipahami. Ketika berdakwah melalui media sosial hendaklah berniat agar kebaikan yang kita lakukan dinilai hanya karena Allah Swt.

B. Media Sosial Sebagai Wadah Pembelajaran Agama Islam

Apakah kalian tahu bagaimana cara berdakwah pada masa serba digital ini? Tentunya semakin berkembang suatu peradaban maka semakin maju pula teknologi yang diciptakan dan digunakan oleh manusia itu sendiri.

Ada 4 strategi menurut salah satu artikel yang pernah saya baca, yaitu; 1. Memanfaatkan media sosial agar mencapai generasi milenial. 2. Membangun personal sebagai Dai pada masa digital. 3. Meningkatkan kualitas konten video dalam berdakwah.4. Melatih keterampilan dalam berbicara didepan kamera untuk tujuan berdakwah.

Lalu bagaimana cara menggunakan media sosial untuk tujuan dakwah?

Dengan cara membuat konten video yang menarik dan posting ke beberapa media seperti YouTube, Instagram, Facebook. Para Dai bisa membuat video singkat namun bisa menyampaikan isi dari dakwah seperti haramnya berzina, minuman keras, dan ilmu lain yang hendaknya perlu disampaikan. Pada konteks dakwah Islam, media sosial berperan penting sebagai sarana menyebarkan pesan dan arahan Islam secara mendunia. Pesan dakwah cepat mencapai audiens yang lebih luas di berbagai belahan dunia.

Dengan adanya kecanggihan teknologi sekarang, sudah tidak ada lagi kecemasan atas keterlambatan menerima informasi, kabar berita, atau hal-hal penting lainnya. Kuncinya hanya ada pada diri sendiri agar lebih berhati-hati terhadap menerima masuknya informasi, berita palsu, atau hal yang belum teruji seratus persen kebenarannya.

Dakwah sendiri menurut salah satu pendapat memiliki arti, suatu proses menyampaikan atau seruan kepada banyak orang agar mau mempelajari dan mengamalkan ajaran agama dengan sadar, sehingga mengembalikan potensi fitri orang tersebut, agar bahagia dunia dan akhirat. Jika Nabi terdahulu sangat sulit dalam menyampaikan ajaran agama hingga harus mempertaruhkan nyawa dan harta bendanya, maka sudah tidak terjadi lagi saat ini.

Saat media sosial tercipta, dipastikan ada komentar baik negatif maupun positif, terdapat kritik dan saran, karena hal tersebut dibuat khusus pada setiap platform media sosial. Hanya tinggal diri sendirilah yang mengatur bagaimana cara menanganinya seperti, harus terbiasa dengan komentar yang masuk terutama dalam proses berdakwah. Tanpa kita sadari hal-hal seperti itulah yang bisa membangun jiwa yang lebih kuat serta kokoh. Segala sesuatu yang tercipta pasti ada baik dan buruknya, termasuk juga dalam hal berdakwah melalui media sosial. Semangat lalu pantang menyerah adalah kunci utama bagi seorang pendakwah atau biasa disebut dengan Dai.

C. Kesimpulan

Jika kita telisik lebih dalam lagi tentang media sosial itu sendiri, ada banyak sekali potensi positif bagi orang-orang yang menggunakannya dengan bijak. Termasuk sebagai media pembelajaran untuk agama Islam. Kembali pada masa para Nabi, kira-kira bagaimana mereka sampai ketempat tujuan atau daerah yang hendak mereka dakwah?

Tentunya karena keterbatasan kemampuan manusia pada saat itu belum merancang teknologi secanggih sekarang. Mereka berjalan kaki, menunggangi kuda atau onta sebagai alat transportasi. Melewati gurun pasir yang panas, ketersediaan makanan dan minuman yang terbatas sehingga membutuhkan banyak waktu untuk sampai di tujuan.

Bagaimana jika generasi sekarang diberi kesempatan untuk memutar kembali waktu pada masa lalu dan merasakan apa yang para Nabi rasa, apakah ada yang mau?

Keterbiasaan melakukan segala sesuatu dengan mudah, cepat, dan istan, membuat sebagian besar manusia akan menolak melakukan hal yang membutuhkan banyak waktu atau proses yang lama karena dianggap membuang-buang energi.

Tantangan kita sekarang ini adalah melatih diri untuk terbiasa berbicara didepan kamera, tidak ambil pusing terhadap komentar negatif, dan pastinya banyak membaca sumber-sumber ilmu yang mendukung kegiatan dakwah. Kehadiran media sosial sekarang harus kita syukuri dan dipergunakan dengan baik agar dampak positifnya terus membantu mengembangkan diri, masyarakat, serta negara. Sekarang ajaran agama Islam dapat dengan mudah tersalurkan ke berbagai macam platform sehingga khalayak ramai dapat mengetahui, mendengar, dan mempelajarinya dengan mudah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image