Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Suko Waspodo

Apa yang Memotivasi Konten Postingan Instagram?

Gaya Hidup | Wednesday, 03 Jan 2024, 13:26 WIB
Simber gambar: triadesegcert

Tujuan identitas penting.

Poin-Poin Penting

· Melakukan atau memperoleh sesuatu yang selaras dengan cita-cita identitas disebut simbolisasi diri.

· Perasaan pencapaian identitas yang belum lengkap dapat menjadi motivasi.

· Konten pengguna Instagram dapat dipelajari untuk memahami tujuan identitas pengguna.

Tidak peduli apakah suatu perilaku memerlukan waktu lama atau hanya sebentar, ada sesuatu yang menjelaskan mengapa perilaku tersebut terjadi. Apa yang memotivasi perilaku tersebut mungkin diketahui atau tidak diketahui orang tersebut. Di dunia sekarang ini, motivasi untuk menggunakan media sosial tersebar luas. Para peneliti tertarik untuk memahami lebih lanjut mengapa orang memilih untuk membagikan konten tertentu di aplikasi media sosial seperti Instagram.

Perilaku Instagram

Instagram sebagai aplikasi media sosial populer di seluruh dunia karena memungkinkan pengguna menampilkan diri mereka sebagai cerita yang dikurasi menggunakan caption dan gambar. Dengan demikian, pengguna memutuskan identitas apa yang ingin mereka proyeksikan ke dunia dan mulai membuatnya. Banyak manusia mengejar tujuan identitas baik secara pribadi maupun profesional; Instagram telah menjadi bagian dari upaya ini. Namun, tidak semua orang memiliki keyakinan yang sama dalam hal seberapa lengkap keyakinan mereka terhadap pencapaian tujuan identitas.

Penyelesaian Mandiri

Psikolog telah menyarankan bahwa orang yang merasa lebih tidak lengkap mengenai pencapaian tujuan identitas mereka mungkin termotivasi untuk memposting konten Instagram yang mencerminkan cita-cita mereka. Ditemukan bahwa mahasiswa kedokteran dan mahasiswa hukum sebagai calon profesional di bidang masing-masing memilih foto dan simbol seperti yang terlihat di akun Instagram yang mendukung rasa kesempurnaan diri mereka untuk menjadi pengacara atau dokter yang sukses.

Melambangkan Diri

Melakukan dan memperoleh sesuatu yang selaras dengan identitas yang dicita-citakan disebut simbolisasi diri. Sciara, Contu, Regalia, & Gollwitzer, 2023 menyatakan bahwa perilaku simbolisasi diri tidak dilakukan untuk mengesankan orang lain, atau untuk menerima reaksi tertentu dari orang lain; sebaliknya hal ini dimotivasi oleh kebutuhan seseorang untuk merasa lebih lengkap dalam identitas yang ingin dicapainya.

Kesimpulannya, penelitian saat ini menjelaskan mengapa banyak orang membuat dan mengkurasi foto saat mereka melakukan perilaku yang sesuai dengan identitas yang mereka inginkan dan tunjukkan kepada dunia. Gambar-gambar mereka adalah bukti simbolis dari identitas yang mereka inginkan. Rasanya menyenangkan melihat ratusan gambar dan cerita Instagram yang mencerminkan tujuan identitas lengkap dan yang diinginkan.

Tinjau akun Instagram Anda sendiri dan teman Anda. Identitas apa yang diproyeksikan oleh simbol-simbol yang Anda posting ke dunia? Bagaimana perasaan Anda melihat koleksi yang Anda posting? Perilaku melambangkan diri memiliki tujuan identitas dan sebagian dapat menjelaskan mengapa aplikasi media sosial begitu populer.

Peringatan dari para peneliti diberikan tentang simbolisasi diri melalui media sosial. Mereka memperingatkan: Berhati-hatilah agar perilaku melambangkan diri tidak mengalihkan perhatian dari pertimbangan otentik dan beragam perspektif orang lain tentang identitas kita. Perilaku yang melambangkan diri juga tidak boleh mengalihkan perhatian dari upaya terus-menerus untuk mencapai pencapaian tujuan sebenarnya, lebih dari sekadar memposting konten aspirasional yang dikurasi.

***

Solo, Rabu, 3 Januari 2024. 12:59 pm

Suko Waspodo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image