Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Pratiwi Nursalim

Melejitkan Kepercayaan Diri Anak

Guru Menulis | 2024-01-03 12:13:41

Melejitkan Kepercayaan Diri Anak
Oleh Pratiwi, M.Pd

Kepercaaan diri pada anak akan memberikan pengaruh pada kekuatan mentalnya saat memasuki usia remaja. Hasil Riset Kesehatan Dasar yang dilaksanakan pada tahun 2018 menunjukkan bahwa sebanyak 19 juta remaja Indonesia usia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan yang mengalami depresi lebih dari 12 juta (Riskesdas: 2018). Elga Windasari pada artikelnya menjelaskan bahwa salah satu contributor gangguan mental adalah kurangnya percaya diri, yang pada akhirnya menimbulkan kecemasan dan depresi. Sedangkan anak yang memiliki kepercayaan diri mereka akan sangat mudah beradaptasi dengan kondisi yang baru. Sebagaimana dituliskan oleh Martha Telaumbanua tentang dampak positif pada seseorang yang memiliki kepercayaan diri diantaranya mudah beradaptasi dengan lingkungan dan tidak takut saat menghadapi tantangan hidup.

Kepercayaan diri pada remaja tidaklah tiba – tiba muncul. Perlu adanya stimulus yang sengaja dilakukan sejak dini. Kemampuan ini bisa sangat berkembang pada anak jika orang tua atau guru memberikan stimulus yang sesuai. Namun juga tidak akan berkembang jika tidak ada stimulus dari lingkungan sekitarnya. Jika rasa percaya diri ini tidak berkembang maka akan tampil sosok remaja yang mudah putus asa dan tidak mudah beradaptasi.

Percaya diri merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk meyakinkan pada diri sendiri mengenai kemampuan yang dimiliki. Kemampuan meyakinkan diri ini sangat penting dimiliki terlebih lagi saat anak – anak ini kelak menjadi dewasa. Sebab dengan percaya diri seorang anak anak memahami dirinya kelebihan dan kekurangannya. Sehingga anak – anak ini akan memiliki kecerdasan dalam menyelesaikan masalah – masalah yang dihadapi baik masalah pribadi, dan sosial dengan lebih efektif. Selain ini dengan adanya percaya diri bisa mengembangkan mental yang kuat sehingga anak – anak akan terhindar dari stres yang berujung pada deperesi. Sehingga kelak anak – anak ini akan memiliki jiwa yang kuat dalam menghadapai tantangan menuju kesuksesan.

Percaya diri sangat erat kaitannya dengan cara pandang terhadap diri sendiri. Hal ini berkaitan dengan persepsi individu dalam memandang dirinya. Supaya rasa percaya diri pada anak bisa berkembang beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orang tua atau guru diantaranya:

1. Memiliki pola hidup sehat

Membiasakan pola hidup sehat pada anak bisa dilakukan dengan pembiasaan pola makan dan pola tidur. Orang tua memberikan pengalaman kepada anak tentang variasi makanan yang banyak. Begitu juga variasi tekstur makanan. Selain itu juga menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Menjaga kebersihan badang. Percaya diri bisa berkurang karena adanya badan tidak bersih atau juga karena bau badan.

2. Membiasakan anak untuk berfikir positif

Pembiasaan berfikir positif sejak dini hendaknya dilakukan oleh guru atau orang tua. Misalnya dengan mengajak anak untuk tidak berkeluh kesah, focus pada penyelesaian masalah. Membantu anak mencari Solusi akan lebih baik dampaknya bagi anak dibandingkan menyalahkan anak ataupun orang lain terhadap permasalahan yang ada.Selain itu berfikir positif juga bisa dibiasakan dengan membiasakan anak untuk besyukur terhadap semua rejeki yang sudah diberikan. Hal yang penting juga dalam pembiasaan berfikir posisti adalah mengajak anak untuk berdoa memohon bantuan kepada Allah, meminta hanya kepada Allah.

3. Menyediakan lingkunan yang positif

Penyediaan lingkungan yang positif oleh orang tua atau guru bisa dilakukan dengan menyediakan ruang yang nyaman, aman dan tenang untuk belajar. Anak merasa aman dan nyaman, tidak ada bully umpatan maupun celaan yang akhirnya mengikis kepercayaan diri anak. Serta menjarkan nilai – nilai moral dan etika

4. Melakukan Gerakan fisik secara teratur

Anak yang memiliki kebiasaan melakukan gerak fisik secara teratur akan meningkatkan Kesehatan fisik dan mentalnya, meningkatkan daya tahan tubuhnya serta akan meningkatkan perkembangan kinerja otaknya. Contoh gerak fisik sederhanan yang bisa dilakukan dirumah seperti berjalan kaki, jogging, renang, bersepeda, bermain bola, naik turun tangga, serta jalan santai

5. Objektif dalam menilai diri sendiri

Kebiasaan yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan sikap objektif dalam menilai diri sendiri bisa seperti: mengajak anak untuk membuat jadwal harian, melibatkan anak dalam membuat aturan keluarga, mengikuti kebijakan dan aturan yang telah dibuat bersama – sama, mengajak anak untuk menghargai diri sendiri dan tegak saat menghadapi kesalahan atau kesulitan.

6. Tidak membandingkan anak dengan anak yang lain

Tindakan orang tua yang membandingkan anaknya dengan saudara – saudaanya yang lain ataupun anak – anak yang lain akan membuat kepercayaan diri sang anak menurun. Orang tua hendaknya tidak membandingkan anaknya dengan anak – anak yang lain.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image