Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image handito putra

Campaign Self awareness Dalam mengekspresikan diri

Eduaksi | 2024-01-02 22:36:32

Mental health merupakan topik pembahasan yang panas dikalangan para remaja atau Gen Z. Dimana fase remaja menjadi fase mulainya muncul berbagai macam masalah dalam kesehatan mental. Dan kesehatan mental ini memiliki resiko yang berbahaya. Mengapa fase remaja cenderung mengalami masalah mental? Karena pada masa remaja adalah proses pendewasaan dimana pemikiran singkat para remaja harus merasakan perubahan yang membuat otak para remaja dalam keadaan berkembang.

Pada rabu 20 desember 2023 Kemarin. Di kampus muhammadiyah jakarta parkiran gedung fisip sedang mengadakan bazar dalam rangka milad muhammadiyah. lalu beberapa mahasiswa mengadakan campaign yang membawakan seputar mental health. Jadi kami memiliki tujuan untuk mengetahui lebih dalam seputar mental health dan seberapa penting mental health bagi remaja terutama mahasiswa.

Tema mental health tersebut merupakan “berani mengekspresikan diri”. Kami melakukan wawancara dengan salah satu mahasiswa universitas muhammadiyah jakarta semester. Narasumber kami bernama Nadia.

Kak Nadia Mahasiswi Unversitas Muhammadiyah Jakarta

Menurut kak Nadia tujuan dari bazar mental health “berani mengekspresikan diri” yang utama adalah untuk meningkatkan self awareness terhadap kesehatan mental terutama di kampus universitas muhammadiyah jakarta. Menurut analisis kami memang masih banyak mahasiswa yang kurang percaya diri dalam mengekspresikan dirinya. Seperti contohnya masih banyak teman kelas kami yang kadang tidak berani untuk menyuarakan pendapatnya. Kak nadia pun setuju dengan analisa kami.

Kemudian kami lanjut menanyakan pendapat kak Nadia tentang bagaimana menurutnya kesehatan mental mahasiswa umj. kak Nadia mengatakan bahwa untuk saat ini kesehatan mental mahasiswa umj bisa dikatakan baik dan juga bisa dikatakan tidak baik. Masih banyak orang yang tidak bisa dan tidak tau cara mengekspresikan diri mereka. Mangkanya tujuan dari adanya campaign ini adalah untuk melatih hal-hal kecil yang bisa dilakukan sedikit demi sedikit untuk menunjukan dan mengekspresikan isi perasaan.

Sumber : universitas muhammadiyah Jakarta

Campaign tersebut memberikan program berupa games. Terdapat 3 games :

1. Take your emotion card adalah permainan menggunakan kartu tarot yang berisikan tentang bagaimana perasaanmu yang ada di dalam kartu seperti : marah, senang, sedih, pesimis, optimis dan lain lain. Dan kalian harus menunjukan bagaimana ekspresi dari kartu tersebut.

2. Guess the emotion adalah permainan yang menebak apa ekspresi dari kartu tarot tersebut. Jika gagal menebak tentunya terdapat sebuah dare atau tantang yang tidak jauh dari pengembangan melatih ekspresi diri seperti contohnya mengupload selfie ke story instagram.

3. Sticky note adalah permainan menulis segala perasaan anda kedalam sticky note lalu di tempel ke tembok atau wall of sticky note.

Ketiga games tersebut memang memiliki tujuan yang melatih kita dalam mengekspresikan diri supaya membuat self awareness kita lebih percaya diri dalam mengekspresikan segala macam perasaan kita.

Kak Nadia memberikan tips untuk mahasiswa agar lebih percaya diri adalah dengan tidak menahan diri kita sendiri dan lebih jujur atas perasaan yang dialami. Karena semakin menahan diri untuk cerita dan mengekspresikan semakin susah dalam menunjukan ekspresi tersebut.

Self awareness adalah pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri, termasuk nilai nilai, kepercayaan, motivasi, emosi, kekuatan, dan kelemahan. Ketika seseorang memiliki tingkat self-awareness yang tinggi terhadap pengeskpresian diri, hal itu membawa beberapa manfaat penting:

1. Autentisitas: Seseorang yang memiliki kesadaran diri yang baik memiliki kemampuan untuk lebih jujur dan konsisten dalam ekspresi diri mereka karena mereka memiliki kemampuan untuk mengenali dan mengakui emosi dan pemikiran mereka sendiri.

2. Pemahaman Emosi: Kesadaran diri memungkinkan seseorang untuk lebih memahami dan mengelola emosi mereka. Dengan memahami bagaimana emosi memengaruhi perilaku dan komunikasi, seseorang dapat mengungkapkan diri dengan lebih tepat dan efektif.

3. Komunikasi yang Lebih Baik: Dengan memahami motivasi, nilai, dan nilai diri sendiri, seseorang dapat berkomunikasi dengan lebih jelas dan tulus. Mereka juga dapat menyampaikan pesan mereka dengan lebih baik dan memahami bagaimana pesan tersebut dapat diterima oleh orang lain.

4. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik: Jika seseorang sadar diri, mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik karena mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang siapa mereka dan kekuatan dan kelemahan mereka, yang membantu mereka membuat keputusan yang lebih sesuai dengan nilai dan tujuan mereka sendiri.

5. Pengembangan Diri yang Lebih Efektif: Dengan memahami diri sendiri, seseorang dapat merencanakan pengembangan diri yang lebih efektif. Dengan mengetahui diri sendiri, mereka dapat berkonsentrasi pada meningkatkan kelebihan mereka dan memperbaiki kelemahan mereka, sehingga mereka dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan mereka.

6. Hubungan yang Lebih Baik: Orang yang sadar diri cenderung memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain dan cenderung membangun hubungan yang lebih kuat dan lebih dekat dengan orang lain.

7. Adaptasi yang Lebih Baik: Jika seseorang memahami dirinya sendiri, mereka lebih mampu mengatasi stres dan mengambil tindakan yang sesuai dengan kebutuhan dan prinsip mereka.

Universitas Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Ilmu komunikasi

Komunikasi Psikologi

Penulis :

1. Handito Putra Pratama (22010400197)

2. Muhammad Ihsan Istikhari (22010400048)

3. Giriawan Gian Ramadhan (22010400180)

4. Muhammad Ramzi Arkan (22010400039)

Dosen Pengampu : Istisari Bulan Lageni, S.Sos, M.I.Kom

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image