Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Arfandi Qurrata'ain

Penggunaan Robot dalam Penerapan Urban Mining di Indonesia

Teknologi | Tuesday, 02 Jan 2024, 20:11 WIB

Sampah elektronik atau e-waste merupakan sumber daya yang berharga karena mengandung berbagai macam bahan mineral seperti tantalum, timah, tungsten, emas, dan kobalt. Namun, pengelolaan sampah elektronik di Indonesia masih belum optimal. Menurut data dari Global E-Waste Monitor 2020, Indonesia hanya mengelola 11,7 persen dari total sampah elektronik yang dihasilkan pada tahun 2019. Padahal, sampah elektronik yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

Sumber : https://nrri.umn.edu

Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah sampah elektronik adalah dengan menerapkan konsep urban mining. Urban mining adalah proses penambangan bahan-bahan berharga dari sampah perkotaan, termasuk sampah elektronik. Urban mining dapat memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan, seperti mengurangi ketergantungan terhadap sumber daya alam, menciptakan lapangan pekerjaan, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Namun, urban mining juga memiliki tantangan tersendiri, seperti membutuhkan teknologi yang canggih, modal yang besar, dan regulasi yang mendukung. Di sinilah peran robot dalam otomasi urban mining menjadi penting. Robot dapat membantu proses urban mining dengan melakukan tugas-tugas yang sulit, berbahaya, atau berulang, seperti mengumpulkan, mengklasifikasikan, mendaur ulang, dan memisahkan bahan-bahan berharga dari sampah elektronik. Robot juga dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan produktivitas urban mining, serta mengurangi risiko kesalahan manusia.

Beberapa contoh penggunaan robot dalam otomasi urban mining di Indonesia adalah sebagai berikut:

• PT Samsung Electronic Indonesia telah menerapkan sistem otomasi dan robotik untuk mendaur ulang sampah elektronik yang berasal dari produk-produk mereka sendiri. Sistem ini dapat memisahkan bahan-bahan berharga seperti plastik, logam, dan sirkuit dengan tingkat keberhasilan mencapai 95 persen.

• Institut Teknologi Bandung (ITB) telah mengembangkan robot bernama RUMI (Robot Urban Mining Indonesia) yang dapat mengidentifikasi dan memilah sampah elektronik berdasarkan jenis dan kandungan bahan-bahannya. Robot ini menggunakan teknologi pengenalan gambar dan suara, serta dilengkapi dengan lengan mekanik yang dapat bergerak fleksibel.

• Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menciptakan robot bernama E-Waste Sorter yang dapat mengklasifikasikan sampah elektronik menjadi tiga kategori, yaitu logam, non-logam, dan campuran. Robot ini menggunakan teknologi sensor warna dan berat, serta memiliki sistem kontrol yang dapat dioperasikan melalui smartphone.

Dari beberapa contoh di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan robot dalam otomasi urban mining di Indonesia telah mulai berkembang dan memberikan dampak positif. Namun, masih diperlukan dukungan dari pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat untuk mendorong inovasi dan kolaborasi dalam bidang ini. Dengan demikian, urban mining dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah sampah elektronik di Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image