Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fakhruddin Arrozi

Tips Memilih Pemimpin untuk Umat Islam

Agama | 2024-01-02 17:44:07
Ilustrasi Pemimpin, Sumber Foto: Republika.co.id

Memilih pemimpin merupakan perkara yang sangat penting dalam agama Islam. Mengingat banyaknya dalil yang secara implisit mengisyaratkan betapa pentingnya mengangkat khalifah atau imam (pemimpin).

Di antaranya firman Allah swt.: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". (Al-Baqarah [2]: 30).

Dan isyarat Al-Qur’an di atas diperkuat dengan hadis Nabi Muhammad saw.: “Jika ada tiga orang keluar untuk bepergian, hendaknya mereka mengangkat seorang dari mereka sebagai pemimpin." (HR. Abu Dawud).

Berdasarkan dalil-dalil di atas dapat dikatakan bahwa memilih pemimpin merupakan kewajiban agama. Hal ini bisa dimengerti, Sebab pemimpin dianggap sebagai pengganti masa kenabian yang memegang otoritas dalam menjaga terlaksananya syari’at Islam demi kemakmuran umat manusia.

Allah swt. menjadikan Islam sebagai agama yang sempurna. Melalui ajaran Al-Qur’an dan Sunnah, Islam mengatur segala sendi kehidupan manusia, baik terhadap urusan yang bersifat pribadi mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, maupun urusan yang menyangkut publik seperti hukum waris, zakat dan wakaf, atau bahkan urusan yang lebih luas lagi seperti mengatur negara.

Jadi, sudah semestinya syari’at Islam dijadikan pedoman hidup oleh umat Islam, termasuk dalam urusan memilih pemimpin. Sebab pemimpin memiliki peran yang sangat strategis dalam menentukan baik-buruknya nasib suatu bangsa. Oleh karena itu agar tidak salah pilih, umat Islam perlu memahami bagaimana sikap yang tepat dalam memilih pemimpin sesuai syari’at. Berikut ini beberapa tips memilih pemimpin untuk umat Islam:

1. Memilih Pemimpin Berdasarkan Kriteria Ideal Menurut Islam

Memang bukan perkara mudah memilih pemimpin yang diharapkan mampu menyelesaikan persoalan umat dan bangsa. Dibutuhkan pertimbangan yang matang. Bukan hanya pertimbangan akal, namun juga butuh pertimbangan syari’at Islam. Hal ini dimaksudkan agar petunjuk Allah swt. menyertai aktivitas hamba-Nya, serta agar ia terhindar dari ketidaktepatan dalam bertindak. Karena kesalahan dalam memilih pemimpin dapat berakibat fatal untuk masa depan bangsa.

Imam Al-Mawardi telah merangkum dalam kitabnya Al-Ahkam Ash-Shulthaniyah beberapa kriteria ideal yang menjadikan seseorang pantas untuk menjadi pemimpin. Diantaranya, yaitu : 1). Adil dalam memutuskan perkara dan memperlakukan semua orang sama; 2). Bijaksana dalam menentukan kebijakan nasional dengan mempertimbangkan konsekuensi dan dampaknya pada masyarakat; 3). Mampu berkomunikasi dengan baik sehingga mampu menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif kepada rakyat; 4). Keberanian dan ketegasan dalam menjalankan tugas-tugasnya; 5). Peduli terhadap kebutuhan dan kesejahteraan rakyat; 6). Sederhana dan tidak hidup mewah; 7). Amanah terhadap tanggung jawabnya kepada rakyat; 8). Memiliki paling banyak keunggulan dari kandidat yang lain.

Sebagai bentuk ikhtiar dalam memilih pemimpin yang terbaik, hendaknya sebelum memilih, umat Islam menelusuri informasi yang komprehensif tentang profil kandidat pemimpin apakah telah sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah disebutkan.

2. Melakukan Shalat Istikharah Dan Musyawarah Untuk Menentukan Pilihan Terbaik

Tidak dapat dipungkiri pada zaman digital seperti sekarang ini, upaya penggiringan opini, framing dan black campaign (berita hoaks) terhadap figur kandidat pemimpin melalui media sosial susah untuk dibendung. Begitu masifnya penyebaran informasi “simpang siur” tersebut membuat masyarakat kesulitan membedakan mana informasi yang benar dan bohong. Hal ini mengakibatkan masyarakat terjebak dalam situasi dilematis dalam menentukan pilihan pemimpin.

Dalam situasi seperti ini, Syekh Yusuf Al-Qardhawi mengatakan dalam bukunya Akhlaq Al-Islam bahwa Islam mengajarkan umatnya apabila mengalami kebingungan dalam menentukan pilihan, maka hendaknya ia melakukan dua hal yang akan membantunya mengambil keputusan yang tepat.

Pertama, hendaknya ia melakukan shalat istikharah sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah saw. dalam rangka memohon kepada Allah agar ditunjukkan pilihan pemimpin yang tepat. Shalat ini dilakukan dua raka’at yang diakhiri dengan do’a permohonan agar Allah memilihkan baginya pilihan terbaik yang baik untuk dunia dan akhiratnya.

Kedua, hendaknya ia melakukan musyawarah dan konsultasi dengan orang yang ia percayai pendapatnya, pengalamannya, nasehatnya dan ketulusannya. Misalnya bermusyawarah atau meminta pendapat kepada ulama, orang shaleh dan cendekiawan.

Seorang ahli ilmu berkata, “tidak akan gagal bagi siapa saja yang melakukan istikharah, dan tidak akan menyesal bagi siapa saja yang bermusyawarah.”

Semua yang disebutkan di atas merupakan bentuk ikhtiar kita dalam memilih pemimpin yang terbaik sesuai tuntunan Islam. Hal itu dilakukan semata-mata sebagai bentuk ketaatan kepada Allah swt, yaitu menjalankan kehidupan sesuai dengan agama. Pada prinsipnya jika kita memiliki niat baik dalam berbuat dan perbuatan tersebut dilakukan untuk mencari ridha Allah, maka insyaAllah akan menghasilkan sesuatu yang baik. Wallahu A'lam Bishawab

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image