Perasaan Orang Tua Ketika Mengetahui Anaknya Melakukan Seksual Pranikah
Edukasi | 2024-01-01 21:29:21Seksual pranikah merupakan hal yang sangat khawatirkan oleh para orang tua jika sang buah hati melakukan hal tersebut. Seksual pranikah merupakan perilaku seksual yang dilakukan sebelum menikah menurut Yulianto (2020). Penelitian yang dilakukan, dalam (Yulianto et al., 2022) telah menunujukkan bahwa banyaknya generasi muda di negeri “Ibu Pertiwi” ini, telah melakukan perilaku seksual pranikah yang mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Dan menurut Hurlock dalam (Fitria Rohmadini et al., 2020)seksual merupakan suatu bentuk perilaku yang disebabkan hasrat atau keinginan seksual yang dapat terjadi dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Menyatakan bahwa perilaku seks selama berpacaran dimulai dari berciuman, bercumbu ringan, bercumbu berat, dan kemudian hubungan intim (Yulianto, 2020). Maraknya kasus hamil diluar nikah tentu para orang tua menjadi waspada pada anaknya, apalagi anak yang sudah menginjak usia remaja yang sudah mengerti dan timbulnya perasaan menyukai lawan jenis atau jatuh cinta.
Terkadang remaja yang sedang dimabuk cinta akan sulit untuk mengontrol dirinya sendiri, apalagi pada lelaki yang memiliki nafsu tinggi. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Musthofa dan Winarti (2010) dalam (Fitria Rohmadini et al., 2020) bahwa biasanya para remaja melakukan perilaku seksual untuk menunjukkan perasaannya dalam berpacaran atau dengan pasangannya. Namun bagaimana jika anda dan pasangan anda telah melakukan perilaku seksual bersama? Tidakkah terlintas di pikiran anda betapa hancurnya perasaan kedua orang tua jika mengetahui anda telah melakukan tindakan seksual, sebelum anda melakukannya?.
Tak lain dan tak bukan reaksi orang tua pasti ialah kekecewaan yang dirasakan pada saat mengetahui bahwa anaknya telah melakukan perilaku seksual seperti yang dilansir dalam. Kekhawatiran yang dirasakan oleh orang tua terhadap anaknya, karena mengetahui apa saja bahayanya perbuatan perilaku seksual pranikah. Sehingga para orang tua wajib mengedukasi setiap anak agar tidak melakukannya, walaupun merupakan perbincangan yang sensitive, orang tua perlu mewanti-wanti anak akan bahaya seksual pranikah (Fadli, 2023).
Perilaku seksual yang terjadi pada anaknya hanya akan membuat luka pada kedua orang tua terlebih bahwa perbuatan tersebut dengan rasa keterpaksaan yang dirasakan sang anak. Dan perlu anda ketehaui perasaan apa yang akan dirasakan oleh kedua orang tua anda setelah mengetahui bahwa anda telah melakukan perilaku seksual pranikah:
1. Perasaan marah dan kecewa
Tentu setiap orang memiliki amarah dalam dirinya namun yang membedakan ialah Tingkat amarah seseorang. Orang tua ingin yang terbaik pada anaknya, mereka telah melewati masa muda sebelum kita sesungguhnya mereka telah mengetahui kenakalan yang biasa terjadi di masa remaja dan karena mereka tidak menginginkan suatu hal yang buruk terjadi pada anaknya maka mereka akan memperhatikan anaknya dengan sangat baik. Namun jika perhatian itu tidak cukup dalam arti sang anak tetap melakukan perilaku seksual secara diam-diam, otomatis orang tua akan marah dan kecewa terhadap anaknya. Karena mereka merasa telah memperhatikannya dengan sangat baik namun sang buah hati telah mematahkan rasa percaya mereka terhadap dirinya.
2. Rasa gagal dalam mendidik anak
Akan terlintas dalam benak kedua orang tua yang baik bahwa perbuatan sang anak merupakan kesalahan mereka. Setiap manusia memiliki kesibukan mereka masing-masing, begitu pun orang tua saat mereka bekerja dan merasa lalai dalam mengurus anak dan hal itu terjadi dalam keluarganya. Merasa kurang memberi kasih sayang,perhatian dan merasa kurang memberikan contoh yang baik pada anak, maka orang tua akan menyalahkan dirinya bahwa ialah sumber masalah dari permasalahan itu. Hal itu yang membuat mereka merasa tidak dapat menyalahkan 100% bahwa itu adalah kesalahan sang anak.
3. Sedih yang mendalam
Sudah dipastikan kedua orang tua akan merasakan sedih yang dirasakan setelah mengetahui anaknya yang telah diurus selama masa kanak-kanak, kini mereka telah mengecewakannya dengan melakukan perilaku seksual pranikah. Dengan lawan jenis anaknya melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan seperti mencium,bercumbu ringan, bercumbu berat, dan bahkan hingga berhubungan intim. Hal ini Ketika orang tua mengetahuinya tentu mereka akan sangat berat dalam menerimanya. Anak yang sudah diberikan segala suatu hal yang paling terbaik untuknya, namun ternyata diperlakukan seenaknya dengan orang lain sebelum adanya perjanjian sakral yang dapat mengikat mereka sebagai pasangan yang abadi. Hal ini yang membuat perasaan kedua orang tua seperti di sayat-sayat oleh anaknya sendiri akibat perilaku sang anak.
Oleh karena itu perlu para anak mengetahui apa saja perasaan yang akan dirasakan oleh kedua orang tua kita perilah perilaku seksual pranikah yang akan dilakukan. Para anak wajib mengingat hal apa saja yang dapat terjadi sebelum melakukan apapun itu, perlu mengetahui akibatnya, mengetahui dampak yang akan didapatkan setelahnya dan terutama apakah akan memberikan pengaruh yang baik dalam keluarga terutama orang tua setelah melakukan perilaku tersebut.
Jika hanya akan memberikan pengaruh yang buruk terhadap orang tua lebih baik untuk menghindari segala macam hal yang akan berujung dengan perilaku seksual yang berkelanjutan, daripada hanya akan merugikan diri sendiri. Dan karena setiap nasehat yang diberikan orang tua merupakan suatu hal yang baik untuk para anak. Adapun peran orang tua yang akan sangat berpengaruh yaitu hal yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk mencegah terjadinya perilaku seksual pranikah pada anak dalam (Juliastuti et al., 2020) yaitu, dengan memberikan pujian yang diselipkan dengan nasihat, namun cara penyampaiannya dengan kata yang baiks sehingga dapat diterima oleh anak, meluangkan waktu bersama, memberikan batasan pada anak dalam hal teknologi, melibatkan anak dengan pekerjaan rumah, tidak mengabaikan anak.
Referensi
Fadli, R. (2023, February 14). Ibu ini bahaya seks pranikah yang anak perlu tahu. Halodoc.
Fitria Rohmadini, A., Egi, M., Khansa, N., & Yulianto, A. (2020). Perbedaan perilaku seksual pranikah antara remaja pengguna internet tinggi dan remaja pengguna internet rendah di Tangerang Selatan (Vol. 1). Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara. https://www.researchgate.net/publication/349392848
Juliastuti, N. N., Sugiarti, S., & Mudita, I. W. (2020). Peran orang tua dalam mengatisipasi seks bebas remaja Hindu di desa Lilimori. Widya Genitri : Jurnal Ilmiah Pendidikan, Agama Dan Kebudayaan Hindu, 11(2), 123–136. https://doi.org/10.36417/widyagenitri.v11i2.321
Yulianto, A. (2020). Pengujian psikometri skala Guttman untuk mengukur perilaku seksual pada remaja berpacaran.
Yulianto, A., Putri, A. A., & Moningka, C. (2022). Pengaruh pola asuh orang tua dan jenis kelamin terhadap perilaku seksual pada remaja berpacaran. Buletin Poltanesa, 23(1), 147–152. https://doi.org/10.51967/tanesa.v23i1.1054
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.