Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

Mungkinkah Sel Kanker Kelaparan jika Kita Berhenti Konsumsi Gula?

Gaya Hidup | 2024-01-01 17:29:40
Gula sejatinya sangat penting bagi sebagian besar makhluk hidup. Foto: harvard.edu.

KANKER terjadi ketika sel-sel tubuh tumbuh secara tidak terkendali dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia [WHO], kanker adalah istilah umum untuk sekelompok besar penyakit yang dapat memengaruhi bagian tubuh mana pun.

Istilah lain untuk kanker yaitu tumor ganas dan neoplasma. Salah satu ciri khas kanker adalah cepatnya pembentukan sel-sel abnormal yang tumbuh melampaui batas-batas biasanya, dan kemudian dapat menyerang bagian tubuh yang berdekatan dan menyebar ke organ lain [metastasis].

Ada keyakinan sementara kalangan bahwa mengonsumsi makanan dan minuman manis akan memberi makan sel kanker sehingga memperburuk kondisi pengidap kanker. Benarkah demikian?

Narasi "gula memberi makan kanker" sudah ada sejak tahun 1920-an, ketika seorang ahli fisiologi Jerman menyadari bahwa beberapa sel kanker mengkonsumsi lebih banyak glukosa daripada sel sehat. Segera setelah itu, diet rendah gula bermunculan dan mengklaim dapat menyembuhkan kanker.

Jajak pendapat terbaru dari Amerika Serikat dan Eropa menunjukkan bahwa sepertiga pasien kanker secara aktif menghindari gula.

Meskipun penelitian telah menunjukkan bahwa sel kanker mengonsumsi lebih banyak gula [glukosa] daripada sel normal, toh belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa mengkonsumsi gula akan memperburuk kanker atau jika kita berhenti mengkonsumsi gula, kanker akan mengecil atau hilang.

Selama ini diet tinggi gula dapat menyebabkan kenaikan berat badan berlebih dan obesitas, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker.

Menurut, Stacy Shawhan, ahli diet onkologi dari Pusat Kanker Universitas Cincinnati, Amerika Serikat, setelah seseorang didiagnosis menderita kanker, berhenti mengkonsumsi gula tampaknya tidak memperlambat atau menghentikan pertumbuhan kanker dalam banyak kasus. "Pada titik ini, bukan asupan gula yang mendorong pertumbuhan kanker, tetapi kanker itu sendiri," jelasnya, sebagaimana dikutip New York Times.

Gula sejatinya sangat penting bagi sebagian besar makhluk hidup. "Ketika gula hadir secara alami dalam makanan seperti produk susu, buah-buahan, dan sayuran, itu adalah bagian dari diet yang sehat." begitu dikatakan Natalie Ledesma, yang juga ahli diet onkologi di Pusat Kanker Komprehensif Keluarga UCSF Helen Diller.

Para pakar umumnya setuju bahwa tidak perlu menjauhkan diri dari gula yang muncul dalam makanan utuh. Kendati demikian, Ledesma mencatat bahwa mengonsumsi gula tambahan [gula atau pemanis berkalori yang ditambahkan ke makanan atau minuman selama pemrosesan atau persiapan makanan maupun minuman] yang berlebihan telah dikaitkan dengan hasil yang lebih buruk -- termasuk tingkat kematian yang lebih tinggi -- pada pasien dengan tumor padat tertentu seperti kanker payudara, usus besar, dan prostat.***

Sumber:

-The New York Times

-National Cancer Institute

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image