Kaya akan Mineral Ramah Lingkungan, Afrika Mengincar Trend Kendaraan Listrik
Bisnis | 2024-01-01 16:37:58
Badan energi Internasional memprediksi bahwa produsen teknologi energi ramah lingkungan akan membutuhkan litium 40 kali lebih banyak dan sekitar 20 kali lebih banyak nikel dan kobalt pada tahun 2040 dibandingkan pada tahun 2020. Kendaraan listrik dan penyimpanan baterai telah menggantikan barang elektronik konsumen untuk menjadi konsumen litium terbesar dan akan mengambil alih baja tahan karat sebagai pengguna nikel terbesar pada tahun 2040.
Untuk memanfaatkan peluang ini, Pada tahun 2021 Pemerintah Republik Kongo dan United Nations Economic Commission for Africa (UNECA) bekerjasama dengan Bank Ekspor-Impor Afrika (Afr Eximbank), Bank Pembangunan Afrika untuk membahas serta mengidentifikasi cara menyalurkan investasi guna meningkatkan pangsa Afrika dalam rantai nilai baterai lithium-ion, kendaraan listrik dan energi ramah lingkungan.
Kongo memiliki cadangan kobalt terbesar di dunia. Oleh karena itu, Republik Demokratik Kongo mempunyai potensi untuk memanfaatkan sumber daya kobalt dan tenaga air yang kaya untuk menjadi produsen bahan prekursor katoda untuk baterai lithium-ion yang berbiaya rendah dan rendah emisi. United States Geological Survey (USGS) 2021 mengatakan bahwa Kongo memiliki cadangan mineral kobalt terbesar yaitu 3,6 juta metrik ton, setara dengan 51% cadangan kobalt global. Negara-negara penghasil kobalt di Afrika antara lain Kongo, Madagaskar, Afrika Selatan, dan Maroko, dengan Kongo memproduksi 120.000 metrik ton pada tahun 2021, setara dengan 70% produksi global.
Selain itu, Kongo dan Zambia merupakan produsen tembaga terbesar di Afrika, yang merupakan komponen penting dalam perkabelan dan motor.
BloombergNEF yaitu sebuah organisasi penelitian yang membantu para profesional energi menghasilkan peluang ditugaskan untuk melihat kelayakan pembentukan Zona Ekonomi Khusus untuk memproduksi prekursor baterai di Kongo dan Zambia. Hal ini menegaskan bahwa proyek tersebut layak secara teknis dan layak secara finansial, dengan perkiraan total biaya sebesar $2,7 miliar.
Kesempatan tersebut telah membawa peluang yang besar untuk negara-negara di Afrika khususnya Kongo dan Zambia berharap proyek ini dapat mendukung serta mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terutama tujuan 8 Pekerjaan yang Layak dan Pertumbuhan Ekonomi dan tujuan 9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur.
Negara-negara lain menyadari potensi kawasan ini sebagai pusat rantai nilai. Pada bulan Desember 2022, di acara sela-sela KTT Pemimpin AS-Afrika di Washington, Amerika Serikat menandatangani nota kesepahaman trilateral (MOU) dengan Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Zambia untuk pengembangan rantai nilai terintegrasi untuk produksi baterai kendaraan listrik (EV). MOU ini bertujuan untuk mengembangkan rantai nilai lengkap seputar baterai kendaraan listrik di Kongo dan Zambia mulai dari ekstraksi mineral hingga jalur perakitan. Mengembangkan rantai nilai kendaraan listrik di negara-negara kaya mineral seperti Republik Demokratik Kongo dan Zambia akan memungkinkan investor memanfaatkan perluasan pasar kendaraan listrik (EV) yang diproyeksikan bernilai hingga $57 triliun hingga tahun 2050 ( Bank Pembangunan Afrika, 2023).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.