Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Angelica

Masa Remaja, Masa Coba-Coba?

Edukasi | Saturday, 30 Dec 2023, 16:51 WIB

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa ini, individu sudah mengalami masa pubertas sehingga secara biologis sudah bisa menghasilkan keturunan. Karena sudah mengalami pubertas, remaja juga mengalami perubahan emosional yang sangat drastis. Hal ini membuat remaja sudah tidak mau dikekang dan merasa sudah bisa mengurus kehidupannya sendiri. Maka dari itu ada yang namanya kenakalan remaja. Salah satu kenakalan remaja yang paling banyak terjadi yaitu perilaku seksual pranikah (Puji, 2008).

Perilaku seksual pranikah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, contoh paling dekat adalah faktor orang tua. Pola asuh orang tua berperan penting dalam perilaku seksual pranikah. Menurut teori parenting Baumrind, ada 4 pola asuh yaitu authoritian, authoritative, univolved, dan permissive (Morin, 2022). Penelitian Wulandari dan Setiyati (dikutip dari Mardiana Afrilia et al., 2019), menyatakan bahwa anak yang diterapkan pola asuh authoritian oleh orang tuanya akan lebih cenderung melakukan perilaku seksual. Semakin otoritas, semakin tinggi pula presetase melakukan perilaku seksual. Pola asuh yang sangat disarankan untuk para orang tua adalah authoritative, jika pola asuh ini diterapkan dengan baik maka tingkat perilaku sesksual pranikah akan lebih rendah presentasenya.

Selain parenting, lingkungan dan penggunaan internet juga dapat mempengaruhi remaja melakukan perilaku seksual pranikah. Dari faktor lingkungan, yang paling berpengaruh adalah pertemanan. Dalam masa ini, kepercayaan remaja mulai berpindah dari orang tuanya dan akan lebih mempercayai temannya. Hal ini akan menjadi sulit jika memilih circle yang salah. Jika seorang remaja berteman dengan kelompok yang melakukan kenakalan remaja, maka ia juga akan terpengaruh. Di zaman sekarang ini, teman tidak hanya ditemukan dari sekolah, kampus, kantor, namun kita juga bisa berteman dengan seluruh orang dari segala penjuru dunia. Hal ini berarti kita dapat mengakses semua hal dengan lebih luas dan lebih bebas lagi. Sekarang ini, kita semua bisa mencari apa saja di internet begitu juga dengan pornografi. Pornografi sudah banyak ditemukan di internet dan bisa dibilang mudah dalam mengakses hal tersebut. Menurut penelitian dalam Fitria Rohmadini (2020), menyatakan bahwa remaja dengan penggunaan internet tinggi jauh lebih tinggi kemungkinan melakukan perilaku seksual daripada remaja dengan penggunaan internet rendah.

Dampak yang ditimbulkan dari perilaku seksual pranikah pasti merupakan dampak negatif. Banyak sekali dampak negatif yang timbul jika remaja melakukan perilaku seksual pranikah. Mulai dari tingginya angka kehamilan sebelum menikah, tentu diikuti dengan bertambahnya jumlah aborsi. Namun jika individu tersebut mempertahankan bayinya, itu bisa membahayakan hidupnya sehingga meninggal karena melahirkan di usia muda (Ramadhona, 2021). Remaja yang melakukan perilaku seksual pranikah lebih tinggi kemungkinannya tertular penyakit menular seksual, ini merupakan hal yang fatal karena bayinya juga akan terkena dampaknya. Rasa kecemasan, tidak percaya diri, dan perasaan bersalah juga akan selalu mengikuti remaja yang telah melakukan perilaku seksual pranikah (Fadli, 2023).

Cara yang paling dasar untuk mencegah hal ini adalah dengan mengikuti kegiatan bermanfaat dan menjauhi hal-hal yang dapat membuat kita terjerumus ke hal negatif. Di sekolah kita dapat mengikuti kegiatan ekstra-kurikuler, OSIS, dan masih banyak kegiatan positif yang dapat dilakukan untuk menyibukkan diri kita. Selain itu juga mencoba untuk membatasi penggunaan internet untuk suatu hal yang tidak teralu berguna. Pengetahuan seks bagi remaja juga perlu digalakkan, diharapkan orang tua menjadi media pertama yang memperkenalkan bahaya seks sebelum nikah pada anak-anaknya (newsunair, 2021). Jangan merasa mengenalkan seks pada anak merupakan hal yang tabu, karena kalau tidak dikenalkan sejak dini malah akan menjadi masalah di kehidupannya mendatang.

Masa remaja memanglah masa yang paling indah dan tidak bisa diulang dua kali. Pada masa ini, rasa ingin tahu, rasa ingin coba-coba memang sangat tinggi. Hal itulah yang membuat banyak terjadi kehamilan tidak diinginkan pada masa remaja ini. Walaupun jauh lebih sulit diatur daripada saat mereka di masa kanak-kanak, peran orang tua sangat dibutuhkan disini untuk memberi arahan pada remaja agar tidak salah langkah. Untuk para remaja, janganlah anggap remeh nasihat orang tua karena hal itu yang dapat menyelamatkan dari masa depan yang suram.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image