Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nadira Thaliqa

Buntut Panjang Unggahan Fashion Brand Zara Singgung Korban Genosida di Palestina

Info Terkini | 2023-12-29 23:25:28
Situasi toko Zara di pusat perbelanjaan

Zara merupakan sebuah merek fesyen terkenal yang berasal dari negara Spanyol. Belum lama ini pada Minggu 10 Desember 2023, Fashion Brand Zara mengunggah sebuah hasil pemotretan kampanye iklan terbaru ‘Zara Atelier’ di media sosial Instagramnya yang secara cepat menimbulkan kontroversi dan menuai kritik di masyarakat. Unggahan tersebut menggambarkan seorang modelnya yang berpose seperti memikul sebuah patung yang berbalut kain putih serta background berkonsep seperti reruntuhan bangunan. Konsep pemotretan tersebut tentu saja menyinggung sebuah hal yang sedang menjadi perbincangan publik saat ini, yaitu mengenai korban genosida di Palestina.

Unggahan Fashion Brand Zara di media sosialnya “yang dianggap” menyinggung korban genosida di Palestina menjadi sorotan publik karena Zara merupakan salah satu perusahaan mode ternama dengan jangkauan global yang luas. Konten unggahan Zara menunjukkan ketidaktahuan mereka terhadap sensitivitas situasi di Palestina. Hal ini menimbulkan kesan bahwa Zara tidak memperhatikan atau bahkan tidak peduli terhadap konflik yang sedang berlangsung di Palestina. Banyak pihak mengecam Zara karena dianggap mengabaikan kepedulian terhadap konflik di Palestina dan memicu kecaman dari berbagai kalangan. Beberapa orang juga merasa bahwa Zara seharusnya lebih berhati-hati dalam merancang konten yang dapat memengaruhi pandangan publik terhadap isu sensitif seperti ini.

Publik mengeluarkan berbagai reaksi terhadap postingan Fashion Brand Zara yang menyinggung korban genosida di Palestina. Sebagian besar publik mengeritik Zara karena dianggap tidak peka terhadap kondisi korban di Palestina dan menyalahkan Zara atas kurangnya pemahaman dan rasa empati terhadap isu ini. Beberapa pengguna media sosial menyampaikan protes mereka melalui komentar, pesan, dan tagar pada akun resmi Zara. Namun, ada juga sebagian publik yang mempertanyakan “Mengapa segala hal selalu disangkut pautkan dengan Palestina?”. Sangat disayangkan dengan respon publik yang kurang prihatin terhadap segala isu kemanusiaan yang sedang marak terjadi di Palestina.

Dalam unggahan tersebut banyak sekali beragam komentar, diantaranya, “Check out Vanessa Perilman (Zara Head Designer) comment about this. She literally said ‘Maybe if your people were educated then they wouldn't blow up the hospitals and schools that Isra*l helped to pay for in Gaza’..... WT*!!!!????” tulis akun @sketsadea.

Those involved in this campaign are no different to responsible for Genocide in Gaza,” komentar akun @cayecherries.

“Kok bisa jadi kepikiran Palestina sih? isn't this konsep museum exhibit gitu??” ketus akun @ngelamoon. Komentar ini mendapat banyak balasan, salah satunya dari akun @marshblue93 yang berisi, “Brand gede ga sebodoh itu nyari ide photoshoot. Aku pernah setidaknya bikin konsep photoshoot dan semuanya harus teliti konsepnya. Udah tau palestina kondisinya lagi gini sekarang, kalo memang dia ga niat ya dia menghindari konsep yang bisa menyenggol isu Palestina lah.” Reaksi ini menyebabkan banyak orang memboikot produk Zara dan mendesak perusahaan untuk bertanggung jawab atas kesalahannya. Saya setuju dengan beberapa komentar di atas yang di mana hal seperti yang baru saja terjadi bukan hal sepele yang diunggah tanpa persiapan atau riset yang matang.

Setelah berlalu dua hari sejak unggahan tersebut, pada hari Selasa 12 Desember 2023 sebuah toko Zara di Kanada jadi sasaran amarah publik dari pendukung Palestina. Sasaran amarah tersebut berupa coretan cat pilox berwarna merah pada kaca depan etalase toko Zara. Terdapat beberapa coretan, di antaranya “FREE PALESTINE” dan “You fu**ed with the wrong GENERATION”. Kejadian tersebut menjadi bukti bahwa unggahan Zara menyinggung banyak orang di penjuru dunia.

Pada hari yang sama lewat akun media sosial resmi Instagram @zara mengunggah sebuah gambar yang berisi sebuah teks klarifikasi terkait kontroversi kampanye iklan terbaru ‘Zara Atelier’ yang terjadi beberapa hari lalu. Teks tersebut memuat, “AFTER LISTENING TO COMMENTS REGARDING THE LATEST ZARA ATELIER CAMPAIGN "THE JACKET", WE WOULD LIKE TO SHARE THE FOLLOWING WITH OUR CUSTOMERS: THE CAMPAIGN, THAT WAS CONCEIVED IN JULY AND PHOTOGRAPHED IN SEPTEMBER, PRESENTS A SERIES OF IMAGES OF UNFINISHED SCULPTURES IN A SCULPTOR'S STUDIO AND WAS CREATED WITH THE SOLE PURPOSE OF SHOWCASING CRAFTMADE GARMENTS IN AN ARTISTIC CONTEXT. UNFORTUNATELY, SOME CUSTOMERS FELT OFFENDED BY THESE IMAGES, WHICH HAVE NOW BEEN REMOVED, AND SAW IN THEM SOMETHING FAR FROM WHAT WAS INTENDED WHEN THEY WERE CREATED. ZARA REGRETS THAT MISUNDERSTANDING AND WE REAFFIRM OUR DEEP RESPECT TOWARDS EVERYONE.” Zara mengungkapkan iklan kampanye sudah dikerjakan sejak bulan Juli dan dilakukan pengambilan foto pada bulan September. Zara juga mengungkapkan sayangnya unggahan tersebut membuat beberapa pelanggan merasa tersinggung.

Dalam unggahan klarifikasi tersebut terdapat sebuah komentar dari seorang publik figur Indonesia, yaitu Syifa Hadju. “‘Some customers felt offended’??? Why is it so difficult to explicitly mention Palestine and offer a more heartfelt apology for clearly mocking the genocide that is currently happening there? Were you not aware before posting your campaign, considering the whole internet is condemning what's happening in Palestine? Sorry but it seems like this post only comes out of panic due to the boycotts and fear of declining sales, rather than genuine guilt and sorrow for the ongoing situation. We're still boycotting, shame on you,” komentar akun @syifahadju. Syifa Hadju mempertanyakan mengapa Zara begitu sulit untuk secara gamblang menyebutkan Palestina dan meminta maaf dengan tulus karena secara jelas menyinggung genosida yang sedang terjadi di sana. Tak hanya mempertanyakan hal tersebut Syifa Hadju juga berargumen jika unggahan tersebut sepertinya muncul hanya karena sebuah kepanikan akibat maraknya boikot dan takut akan penurunan penjualan, bukan karena rasa bersalah yang tulus atas situasi yang sedang terjadi.

Setelah mengamati dan memahami segala kontroversi yang terjadi, saya merasa sedikit penasaran bagaimana keadaan official store Zara pada pusat perbelanjaan yang tersebar di seluruh kota. Pada hari Jumat 15 Desember, saya pergi ke pusat perbelanjaan terdekat dengan tempat tinggal saya di Jakarta Barat. Menjelang perayaan Hari Raya Natal dan pergantian tahun baru tentu saja membuat pusat perbelanjaan memiliki banyak sekali potongan harga yang jumlahnya tidak sedikit. Hal tersebut membuat saya memiliki keinginan untuk lebih tahu mengenai respon nyata publik mengenai kontroversi tersebut.

Sesaat sampai di sana saya mengamati official store tersebut kira-kira selama 15 menit. Situasi pengunjung toko Zara di pusat perbelanjaan tersebut terlihat tidak sepi dan tidak juga ramai. Berbeda dengan situasi official store Zara untuk anak-anak di lantai atasnya, keadaan toko tersebut terlihat sepi dan hanya ada satu atau dua orang pengunjung saja. Toko Zara tersebut tidak terdapat potongan harga dalam bentuk apapun, tetapi yang membuat saya sedikit kurang mengerti meskipun tidak terdapat diskon apapun, toko tersebut tetap memiliki banyak peminat setelah maraknya kontroversi tersebut. Memang semua orang memiliki hak masing-masing mengenai hal tersebut, namun entah ini hanya kebetulan saja saat observasi dilakukan atau selalu terjadi setiap saat.

Menurut pendapat saya mengenai kontroversi tersebut, dimana peperangan yang sedang terjadi antara Israel dan Palestina sudah terlalu banyak memakan korban. Terutama dalam peperangan, tidak boleh menyerang dan membunuh warga sipil seperti anak-anak kecil dan para ibu, tetapi dalam peperangan tersebut tidak mengenal warga atau siapapun. Pada saat keadaan sangat pelik Zara justru mengunggah sebuah campaign yang memiliki konsep yang sangat menyinggung permasalahan yang sedang terjadi di Palestina sana adalah sebuah kesalahan besar. Hal tersebut tentu saja membuat masyarakat termasuk saya sangat geram dengan tindakan Zara.

Sejak 7 Oktober 2023 dimulainya agresi Israel ke Palestina, sudah banyak sejumlah produk yang dinilai memberikan dukungan kepada Israel mendapat kecaman dari masyarakat hingga aksi boikot terjadi di berbagai belahan dunia. Aksi boikot merupakan sebuah salah satu aksi yang bisa dilakukan masyarakat untuk membantu saudara Palestina di sana. Menurut saya aksi boikot tersebut merupakan hal yang tepat dan setidaknya dapat membantu para korban karena mengurangi saluran dana dari para brand yang terkena aksi boikot sehingga pemasukan untuk tentara Israel menjadi berkurang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image