Macam-Macam Pembelajaran dalam Psikologi Pendidikan
Pendidikan dan Literasi | 2023-12-28 21:56:14PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN, PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK
Pertumbuhan merupakan salah satu proses bertambahnya jumlah dan ukuran sel di dalam tubuh. Perkembangan merupakan salah satu proses penyempurnaan dari sel-sel yang ada di dalam tubuh menuju kedewasaan. Masa-masa perkembangan:
1. Masa sebelum lahir (Prenatal period), yaitu masa sejak terjadinya pertemuan sel kedua orang tua bayi sampai diperkirakan berumur 9 bulan 10 hari atau 230 hari.
2. Masa bayi baru lahir (New born), yaitu masa yang dimulai sejak lahirnya sang bayi sampai kira-kira 10 atau 15 hari.
3. Masa bayi (Babyhood), yaitu masa yang dimulai sejak umur 2 minggu sampai 2 tahun.
4. Masa balita, yaitu masa lanjutan dari masa setelah bayi dan biasanya berusia di bawah 5 tahun.
5. Masa anak-anak awal (Early chilhood), yaitu masa yang dimulai sejak umur 2 tahun sampai 6 tahun.
6. Masa anak-anak akhir (Later chilhood), yaitu masa yang dimulai sejak umur 6 tahun sampai 12 tahun.
7. Masa puber (Puberty), yaitu masa yang dimulai sejak umur11 tahun sampai 16 tahun.
8. Masa dewasa awal (Early adulthood)
9. Masa dewasa madya (Middle adulthood), yaitu masa yang dimulai sejak umur 40 tahun sampai 60 tahun.
10. Masa usia lanjut (Later adulthood), yaitu masa penutup kehidupan seseorang yang dimulai sejak umur 60 tahun sampai selama apa keberlangsungan hidup yang telah kita jalani.
Perkembangan psikomotorik adalah salah satu proses perkembangan yang fokusnya terdapat dalam bidang mengontrol gerak-gerik tubuh melalui kegiatan yang berpusat langsung oleh saraf serta otot-otot.
Ada 2 tokoh yang melatarbelakangi perkembangan psikomotorik:
1. Menurut Jean Piaget, psikomotorik anak berkembang sesuai masa dan waktunya
a. Sensomotorik (0-2 tahun)
b. Pra-oprasional (2-7 tahun)
c. Oprasional formal (7-14 tahun)
d. Oprasional konkrit (14-21 tahun)
2. Menurut Vigotsky, psikomotorik anak berkembang sesuai interaksi sosialnya.
HEREDITAS DAN LINGKUNGAN DALAM PROSES PERKEMBANGAN
Hereditas adalah proses pewarisan sifat dari satu individu kepada keturunannya. Menurut Yusuf, hereditas merupakan sekumpulan ciri-ciri pribadi yang diturunkan orang tua kepada anaknya, atau seluruh potensi, baik fisik maupun psikis, yang dimiliki seseorang sejak pembuahan yang diwariskan orang tua melalui gen.
Prinsip Hereditas:
1. Prinsip reproduksi
2. Prinsip konformitas
3. Prinsip variasi
4. Prinsip tipe silang
Teori Hereditas:
1. Partiality (anak mewarisi seluruh atau sebagian besar sifat-sifat salah satu dari kedua orang tuanya)
2. Coalition (sifat anak tidak mewarisi orang tuanya)
3. Association (anak mewarisi salah satu sifat tertentu dari orang tuanya.
Teori Para Ahli
1. Teori Nativisme
Teori Nativisme adalah sebuah teori yang pertama kali dicetuskan oleh JJ Rosseau, yang membahas tentang hereditas. Nativisme mencetuskan bahwa karakter seseorang dipengaruhi oleh faktor keturunan.
2. Teori Empirisme
Teori Empirisme adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Jhon Lock, yang mencakup tentang lingkungan. Empirisme mencetuskan bahwa karakter atau sifat seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan teman, fasilitas, nutrisi, dll.
3. Teori Konvergensi
Teori Konvergensi adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh W. Stern. Konvergensi mencetuskan bahwa karakter atau sifat seseorang dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan yang seimbang.
KONSEP KEMATANGAN DAN TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DAN HUMANISTIK
Behavioristik merupakan proses belajar yang terjadi karena adanya proses interaksi antara stimulus dengan respon. Dalam proses stimulus ini bisa berupa sebuah perintah untuk mengerjakan tugas, sedangkan responnya adalah sebuah proses pengerjaan tugas.
Prinsip-prinsip teori behavioristik:
1. Jangan memberikan penguatan terhadap perilaku yang tidak diinginkan.
2. Berikan teguran atau isyarat kepada peserta didik ketika ada perilaku yang tidak sesuai.
3. Doronglah dan berikan penguatan pada perilaku yang berlawanan dengan perilaku yang tidak diinginkan.
4. Jelaskan bentuk perilaku yang tepat atau baik dan yang tidak tepat atau tidak baik dengan segala konsekuensinya.
5. Tekankan bahwa yang tidak diinginkan itu perilakunya bukan orangnya atau peserta didiknya.
6. Bantulah peserta didik memahami mengapa untuk perilaku tertentu itu tidak diterima atau tidak diharapkan terjadi.
7. Ketika muncul perilaku yang tidak diinginkan itu terus berulang padahal guru telah melakukan berbagai upaya mengatasinya dan tidak berhasil, maka hal itu perlu bekerja sama atau meminta ahli lain.
8. Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia.
Prinsip-prinsip humanistik:
1. Manusia mempunyai belajar alami
2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansi dengan maksud tertentu
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil
5. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam memperoleh cara.
6. Belajar yang bermakna diperolaeh jika peserta didik melakukannya
7. Belajar lancer jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar
8. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam
9. Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawasdiri
10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
Konsep kematangan dalam konteks pengembangan individu yakni perubahan yang alami menuju tingkat kematangan yang berjalan secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik fisiknya maupun psikisnya.
Prinsip-prinsip kematangan dalam proses perkembangan
1. Prinsip kesatuan organisasi: Prinsip ini mengatakan bahwa anak itu terdiri dari dua hal, yaitu tubuhnya dan pikirannya, dan kedua hal itu saling berhubungan. Ini berarti perkembangan fisik dan mental anak tidak terjadi secara terpisah, tetapi saling mempengaruhi
2. Prinsip tempo dan irama perkembangan: Setiap anak bisa tumbuh dan berkembang dengan cara yang berbeda-beda dan dalam waktu yang berbeda pula. Artinya, tidak ada satu aturan tunggal untuk perkembangan dan kematangan anak. Karena setiap individu memiliki tempo dan irama perkembangan yang unik sesuai dengan kebutuhan dan pengalaman mereka sendiri.
TEORI BELAJAR KOGNITIF DAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Kognitif adalah pengertian, mengerti. Dalam artian yang luas kognitif adalah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan.
Menurut Jean Piaget, klasifikasi perkembangan kognitif ada 4, yaitu:
1. Tahapan Sensomotorik (0-2 tahun) yaitu tahap saat bayi menggunakan indra dan kemampuan-kemampuan motoriknya untuk mengenal realitas.
2. Tahapan Pra-operasional (2-7 tahun) yaitu tahap saat anak-anak mampu berfikir simbolis tetapi belum mengembangkan pemikiran logisnya.
3. Tahapan Operasional Konkret (7-14 tahun) yaitu tahap saat anak-anak mampu berfikir logis dan teratur.
4. Tahapan Operasional Formal (14-21 tahun) yaitu tahap terakhir saat anak-anak dan orang dewasa mampu berfikir abstrak atau berfikir tentang suatu ide serta konsekuensi yang mungkin terjadi.
Sedangkan menurut Vigotsky, perkembangan kognitik yaitu membangun pengetahuan melalui suatu konteks sosial.
Pembelajaran konstruktivisme adalah pembelajaran yang mensubkoordinasikan terhadap minat peserta didik. Menghadapi masalah yang relevan dengan peserta didik adalah dengan bantuan-bantuan prinsip pedagogi yang konstruktivisme. Tahap pembelajaran yang berdasarkan cara pandang konstruktivisme, yaitu:
1. Tahap apresiasi
2. Tahap eksplorasi
3. Tahap diskusi dan penjelasan konsep
4. Tahap pengembangan dan aplikasi konsep
PERKEMBANGAN KONSEP DIRI, MORAL, NILAI, SIKAP DAN KREATIVITAS
Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang hidup. Setiap tahap perkembangan mempunyai aktivitas spesifik yang membantu seseorang dalam mengembangkan konsep diri yang positif. Moral adalah suatu hukum perilaku yang diterapkan kepada setiap individu dalam bersosialisasi dengan sesama sehingga terjalin rasa hormat dan menghormati antar sesama. Nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting dan berguna bagi kemanusiaan atau sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai sesuatu penghayatan terhadap objek tersebut. Kreativitas merupakan proses menciptakan, mengembangkan, menemukan, dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan ide, pendapat, gagasan, atau produk yang belum ada sama sekali atau memodifikasi yang telah ada dan berdaya guna yang dapat dimanfaatkan.
KONSTRIBUSI IQ, EQ, DAN SQ DALAM PEMAKSIMALAN PRAKTIK PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Inteligensi atau kecerdasan adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berfikir rasional itu. EQ adalah kemampuan untuk mengenal perasaan kita sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik. SQ adalah kemampuan manusia untuk mencari makna atas apa yang sedang manusia alami dan jalani.
Kesinambungan merupakan suatu keserasian yang harus disadari untuk menjadi lebih bermakna dengan menggunakan nalar terhadap penciptaan alam semesta ini melalui IQ,EQ, dan SQ.
TIPOLOGI BELAJAR ANAK DIDIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU
Tipologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengklasifikasian berdasarkan jenis atau tipenya. Adanya perbedaan gaya belajar pada setiap individu, membuat pendidik harus memahami tipologi belajar peserta didik untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, dan juga efektif. Terdapat beberapa tipologi gaya belajar peserta didik yang terbagi menjadi enam tipe, yaitu: 1) gaya belajar auditori (pendengaran); 2) gaya belajar visual (penglihatan); 3) gaya belajar kinestetik (gerak); 4) gaya belajar taktil (lebih mudah belajar melalui perabaan); 5) gaya belajar olfaktoris ( lebih mudah belajar melalui penciuman); dan 6) gaya belajar gustative (lebih mudah belajar melalui kemampuan mencicipi).
Dalam tipologi, kepribadian seseorang dapat diungkapkan melalui perasaan, gagasan, sikap, keinginan, dan perilaku. John F.Cuber mendefinisikan kepribadian sebagai keseluruhan sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah cara umum seseorang untuk merespons dan berinteraksi dengan orang lain.
Kepribadian menjadi landasan pembentukan karakter individu. Meskipun anak kembar sekalipun pasti mempunyai beberapa perbedaan di antara mereka, tidak ada dua anak yang dilahirkan sama persis. Karena adanya perbedaan individu tersebut, maka akan terjadi variasi kebutuhan yang berbeda-beda sehingga mengakibatkan beragamnya cara belajar yang dimiliki oleh individu. Selain itu, hal ini akan berdampak pada kebutuhan pendidikan yang disampaikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Adapun perbedaan individu yang diperhatikan dalam implementasi proses pembelajaran yaitu: 1) perbedaan kemampuan; 2) perbedaan motivasi; 3) perbedaan kondisi fisik dan jenis kelamin; dan 4) perbedaan lingkungan.
KESULITAN-KESULITAN BELAJAR, LUPA, DAN KEJENUHAN DALAM BELAJAR
Kesulitan belajar ini termasuk gangguan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis, serta berhitung. Umumnya, gangguan kesulitan belajar ini didefinisikan sebagai kondisi yang secara nyata dialami oleh sang anak, dalam hal akademis secara langsung maupun tidak langsung sehingga menyebabkan seorang anak tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik seperti anak-anak lain pada umumnya, ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal, maupun faktor eksternal yang berasal dari lingkungan, sosial, budaya, serta fasilitas belajar.
Lupa (forgetting) adalah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau mengingat kembali apa yang telah dipelajari sebelumnya. Lupa itu bersifat sementara. Lupa terbagi menjadi dua, yaitu: LTM (Long Time Memory) dan STM (Short Time Memory). Sedangkan kejenuhan belajar atau learning plateu adalah kondisi emosional yang terjadi pada seseorang ketika merasa lelah, lesu atau bosan, karena banyaknya menerima segala informasi yang hampir tidak bisa tertampung lagi di dalam daya ingat.
MULTIPLE INTELEGENSI, PELAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERBAKAT KHUSUS
Perkembangan bakat khusus atau Multiple Intelligence adalah konsep yang mengakui bahwa setiap individu memiliki beragam jenis kecerdasan yang berbeda. Menurut Gardner, multiple intelligence seseorang tidak bisa diukur dari satu sisi saja. Multiple intelligence atau bakat spesial seseorang ada 8:
1. Kecerdasan verbal: kecerdasan dalam berbahasa/berbicara.
2. Kecerdasan logika: kecerdasan berpikir kritis.
3. Kecerdasan visual ruang/spasial: kecerdasan dalam mengingat suatu hal atau suatu tempat.
4. Kecerdasan musikal: kecerdasan dalam membuat lirik atau musik.
5. Kecerdasan interpersonal: kecerdasan dalam berempati dan bersimpati terhadap orang lain.
6. Kecerdasan intrapersonal: kecerdasan dalam pemahaman terhadap diri sendiri.
7. Kecerdasan naturalis: kecerdasan yang lebih fokus ke alam atau lingkungan.
8. Kecerdasan kinestetis: kecerdasan dalam menggunakan seluruh tubuh atau fisiknya untuk mengekspresikan ide dan perasaan.
Minat adalah apa yang anda lakukan setiap hari dan hal itu bisa menjadi hobi jika dilakukan terus menerus.
Bakat adalah bawaan internal/ bawaan diri sendiri atau dari Allah. Bakat terbagi menjadi tiga, yaitu: 1) talent; 2) gifted; dan 3) kreatifity.
PELAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Sehingga anak yang berkebutuan khusus akan mengalami gangguan atau hambatan dalam proses perkembangan, baik pada aspek afektif, psikomotorik, serta kognitif. Pelayanan Pendidikan bagi anak berkebutuan khusus adalah aspek dalam memastikan bahwa semua anak memiliki akses dan kesempatan untuk belajar dan berkembang sesuai dengan potensi mereka. Pendidikan anak berkebutuan khusus memerlukan menyesuaian kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan mereka, ini mencakup metode pembelajaran yang berbeda, bahan ajar yang disesuaikan, dan dukungan tambahan saat diperlukan.
Jenis-jenis individu berkebutuhan khusus yakni:
1. Tuna Netra /visual impairment
Tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglibatan sama sekali buta total serta mereka yang masih memiliki sisa penglihatan tetapi tidak mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12point dalam keadaan cahaya normal dan dari jarak normal meskipun dibantu dengan kaca mata.
2. Tuna Rungu/hearing loss
Adalah kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal dan walauoun sudah di berikan pertolongan dengan alat bantu dengar, masih membutuhkan pelayanan Pendidikan khusus.
3. Tuna Grahita
Tuna grahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosil.
4. Tuna Daksa
Tuna daksa adalah sebuah kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak tulang, sendi, atau otot. Yang termasuk dalam istilah ini antara lain kecacatan yang disebabkan oleh kelainan dari sejak lahir atau orang dengan kaki pincang, kehilangan sebagian anggota dan lainnya, kecacatan karena penyakit seperti polio, tubercholosis tulang, dan lainnya, dan kecacatan dari sebab yang lain seperti kelaian otak, amputasi, dan patah atau terbakar.
5. Tuna Laras
Tuna laras adalah keadaan individu yang tidak bisa untuk mengatur dan mengontrol emosi dirinya sendiri.
6. Autis
Autis atau autism adalah gangguan perkembangan yang nyata berdampak pada komunikasi verbal dan nonverbal dan interaksi sosial. Ciri dari anak autism, yaitu: 1) harus selalu mengulang-ulang perkataan; 2) harus selalu mengulang-ulang perbuatan; 3) mudah tidak fokus dan tidak memperhatikan.
Anak autism dengan anak down syndrome itu berbeda. Biasanya anak autism itu bisa memiliki IQ di atas rata-rata ataupun IQ di bawah rata-rata. Sedangkan anak down syndrome sudah pasti Iqnya di bawah rata-rata.
PENDIDIKAN INKLUSI
Pendidikan inklusif adalah bentuk pendidikan yang menyediakan peluang terbuka kepada semua individu yang ingin mengembangkan potensi mereka dengan maksimal. Pendidikan inklusif tidak bertujuan untuk memberikan stigmatisasi negatif kepada anak-anak dengan kebutuhan khusus. Adapun tujuan pendidikan inklusif adalah untuk menyediakan pelayanan kepada semua kelompok yang terpinggirkan. Namun, kebijakan dan pelaksanaan pendidikan inklusif bagi anak-anak dengan disabilitas telah menjadi faktor utama dalam usaha untuk mengembangkan pendidikan inklusif yang efektif, bisa beradaptasi dengan fleksibel, dan responsif terhadap beragam gaya dan tingkat kecepatan belajar.
PRESTASI DAN EVALUASI BELAJAR
Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Menurut Cronbach, kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, antara lain: 1) sebagai unpam balik bagi guru dalam mengajar; 2) untuk keperluan diagnotis; 3) untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan; 4) untuk keperluan penempatan atau keperluan seleksi; 5) untuk keperluan penempatan atau penjurusan; 6) untuk menentukan isi kurikulum; dan 7) untuk menentukan kebijakan sekolah.
Evaluasi adalah suatu proses sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai tujuan pembelajaran dicapai oleh siswa. Evaluasi juga merupakan suatu proses untuk menggambarkan siswa dan menimba dari segi nilai dan arti. Menurut Stufflebeam, evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan sebuah keputusan. Sedangkan menurut Cross, evaluasi adalah proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.