Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Santio Arivianto

Apa Saja Bentuk-Bentuk dan Dampak Negatif Perilaku Seksual?

Edukasi | Tuesday, 26 Dec 2023, 10:12 WIB

Menurut Basri (dalam Trisnawati et al., 2020) Perilaku seksual adalah jenis perilaku yang dipicu oleh hasrat seksual yang dapat terjadi dengan sejenis ataupun lawan jenis. Bentuk-bentuk perilaku seksual tersebut dapat beragam, mulai dari sekedar tertarik hingga berkencan, bercumbu, berfantasi, dan bersenggama. Perilaku seksual yang dilakukan remaja saat berpacaran dengan lawan jenis ini sering dikenal sebagai perilaku seksual pranikah (Yulianto, 2020).

Source : shutterstock.com

Perilaku seksual berbeda hal nya dengan pelecehan seksual dan kekerasan seksual. Perilaku seksual hanya sebatas melakukan, umumnya seseorang yang melakukan perilaku seksual pasangannya tidak merasa keberatan diperlakukan demikian. Sedangkan pelecehan seksual adalah sebuah perilaku seksual yang dilakukan tanpa persetujuan atau tidak diinginkan korban. Menurut Persada (Lestari, 2021) umumnya pelecehan seksual dilakukan secara lisan, simbol, atau perilaku yang bersifat seksual itu sendiri. Berikutnya, kekerasan seksual merupakan perlakuan yang merendahkan, menghina, atau menyerang tubuh dan fungsi reproduksi seseorang, berisiko menyebabkan penderitaan psikis atau fisik pada korban. (Nugroho, 2023).

Penelitian yang dilakukan oleh Yulianto (2020) mengemukakan berbagai macam perilaku seksual yang dilakukan remaja adalah; mencium bibir, mencium leher, meraba bagian sensitif, anal seks, oral seks, dan bersenggama. Selain itu, berpengangan tangan, vaginal seks, mencium pipi, mencium kening, meraba dada, dan mengecup dada juga termasuk dari perilaku seksual. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa semakin intim perilaku seksual yag dilakukan dengan lawan jenis (heteroseksual), semakin kecil frekuensi yang dilakukan remaja. Berpengangan tangan dan berpelukan (touching) lebih sering dilakukan daripada perilaku seksual lain yang lebih intim, sedangkan berhubungan seksual paling jarang dilakukan oleh remaja. Perilaku seksual lebih banyak dilakukan oleh remaja laki-laki daripada remaja perempuan.Berpacaran menjadi metode yang dilakukan oleh remaja yang ingin melakukan perilaku seksual.

Terjadinya perilaku seksual bukanlah tanpa sebab, munculnya perilaku ini dikarenakan adanya hasrat dari lawan jenis dan akses internet ke situs pornografi yang menyodorkan contoh-contoh cara melakukan perilaku seksual. Menurut (Rohmadini et al., 2020) tingginya perilaku seksual remaja didapati pada remaja dengan penggunaan internet lebih dari 4 jam. Materi pornografi juga dapat digunakan untuk menyalurkan perilaku seksual ketika bersama pacar.

Source : shutterstock.com

Perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja dapat memberikan dampak negatif. dampak negatif perilaku seksual diantaranya adalah; Pertama, ketergantungan terhadap perilaku yang biasa dilakukan oleh lawan jenis sehingga remaja tersebut beranggapan bahwa perilaku seksual adalah kebutuhan. Selain itu, mudah terjadi hamil diluar nikah hal ini dikarenakan para remaja melihat contoh perilaku seskual dari situs pornografi. Ketiga, Stress juga dapat menjadi pemicu munculnya perilaku seksual karena disaat stress perilaku seksual dapat melepaskan penat dengan melakukan perilaku seksual. Keempat, rasa trauma dapat tumbuh jika perilaku seksual dilakukan secara terus menerus berupa hubungan badan (seks) yang terlalu sering, selain itu trauma dapat muncul karena remaja tersebut dipaksa oleh pasangannya untuk melakukan perilaku seksual.

Kebiasaan perilaku seksual pada remaja perlu ditangani secara serius karena dapat merusak etika dan moral kepada pacar baru dan berdampak negatif pada psikis pasangannya. Oleh karena itu remaja diharuskan menahan hasrat untuk melakukan perilaku seksual. Cara-cara yang dapat dilakukan sebagai berikut: Pertama, mendekatkan diri kepada tuhan, karena dengan mendalami ilmu agama, dari dalam diri remaja tersebut akan terbentuk iman yang memberikan pedoman norma sosial dan agama. Kedua, mengurangi penggunaan internet untuk pornografi. Ketiga, mencari kegiatan positif persama pasangan, dengan hal ini pasangan remaja dapat mengurangi perilaku seksual, contoh : berolahraga bersama dan belajar bersama.

Referensi

Lestari, T. Y. (2021, November 23). Memahami perbedaan Pelecehan Seksual dan Kekerasan Seksual.

Nugroho, F. T. (2023, August 18). Pengertian Kekerasan Seksual, Bentuk, dan Cara Pencegahannya.

Rohmadini, A. F., Setia, M. E. T., Khansa, N., & Yulianto, A. (2020). Perbedaan perilaku seksual pranikah antara remaja pengguna internet tinggi dan remaja pengguna internetrendah di tangerang selatan. 593–599.

Trisnawati, Y., Anasari, T., & Suryandari, A. E. (2020). Perilaku seksual remaja SMA di Purwokerto dan faktor –faktor yang mempengaruhinya. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 1(1), 1–15.

Yulianto, A. (2020). Pengujian psikometri skala guttman untuk mengukur perilaku seksual pada remaja berpacaran. Jurnal Psikologi : Media Ilmiah Psikologi, 18(1), 38–48.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image