Jangan Salah, Ini Perbedaan Paracetamol dan Ibuprofen
Edukasi | 2023-12-25 18:46:00Pernahkah kamu bertanya, apa bedanya paracetamol dan ibuprofen? Meski keduanya digunakan untuk menghilangkan rasa sakit, ternyata paracetamol dan ibuprofen memiliki cara kerja yang sangat berbeda.
Dilansir IFLScience, paracetamol adalah salah satu obat pereda nyeri yang paling umum digunakan. Obat ini juga dapat menurunkan demam dengan memenguarhi area otak yang bertugas mengatur suhu tubuh.
Meski bagaimana mekanisme paracetamol mengurangi rasa sakit masih menjadi misteri, para ilmuwan menduga paracetamol mengurangi intensitas sinyal rasa sakit ke otak dengan menghambat enzim siklooksigenase. Metabolit AM404 yang terkandung di dalamnya juga diduga berperan dalam sifat pereda nyeri paracetamol. Obat ini terkadang digunakan bersama obat lain.
“Paracetamol telah digunakan dalam berbagai kondisi dan menunjukkan kemanjuran terapeutik pada nyeri akut dan kronis,” tulis para peneliti dalam NCBI yang membahas paracetamol sebagai pereda nyeri muskuloskeletal.
“Obat ini aktif sebagai agen tunggal dan bersifat aditif atau sinergis dengan NSAID [nonsteroidal anti-inflammatory drugs/obat antiinflamasi non-steroid] dan opioid sehingga meningkatkan kemanjuran dan keamanannya.”
Semantara itu, Ibuprofen adalah NSAID. Obat ini dapat membantu meredakan demam, nyeri, dan peradangan. Ia juga bekerja pada siklooksigenase dan menghambat kemampuan tubuh untuk memproduksi prostaglandin pada titik kerusakan jaringan atau infeksi dan mengendalikan peradangan lainnya.
Selain untuk nyeri jangka pendek, ibuprofen digunakan untuk menangani dan mengobati penyakit inflamasi dan gangguan reumatoid.
Kedua obat tersebut banyak digunakan untuk pengobatan nyeri jangka pendek, maupun jangka panjang dengan rekomendasi dokter. Paracetamol dan Ibuprofen juga digunakan untuk menurunkan demam. Ibuprofen mungkin lebih efektif sebagai pereda nyeri jika terjadi peradangan. Keduanya juga memiliki kelemahan, peringatan, dan potensi efek samping.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.