Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Revi mariska

Jenis Anak Berkebutuhan Khusus

Pendidikan dan Literasi | 2023-12-24 23:06:26
Sumber: Internet

anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami gangguan atau hambatan dalam proses perkembangan, baik pada aspek afektif, maupun psikomotorik, serta kognitif Demikian kurang lebih kata-kata yang mewakili gambaran individu berkebutuhan khusus di masyarakat. Siswa dengan kebutuhan khusus lebih tepatnya

berikut ini akan dipaparkan beberapa jenis anak berkebutuhan khusus, karakteristiknya serta jenis pelayanannya

1. Tuna Netra /visual impairment

Tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglibatan sama sekali buta total serta mereka yang masih memiliki sisa penglihatan tetapi tidak mampu menggunakan penglihatannya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12point dalam keadaan cahaya normal dan dari jarak normal meskipun dibantu dengan kaca mata. Tuna netra bisa di sebabkan dari kerusakan sejak masa kandungan atau keturunan, infeksi, proses lahir, mapun pasca lahir dengan masalah pada saraf optic ataubagian otak yang mengolah stimulus visual. Karakteristik: penglihatan samar-samar untuk jarak dekat dan jauh, medan penglihatan atau area yang dapat dilihat di satu saat tertentu terbatas, sulit bedakan warna, sulit adaptasi dari terang ke gelap dan sebaliknya, serta sangat peka terhadap cahaya, terdapat juga ciri intelegensi, bahasa, mobilitas, prestasi akademik, dan penyesuaian sosial.

2. Tuna Rungu/hearing loss

Adalah kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal dan walauoun sudah di berikan pertolongan dengan alat bantu dengar, masih membutuhkan pelayanan Pendidikan khusus. Menurut Mores tuna rungu adalah kondisi tidak mampu mendengar yang tampak dalam derajat frekuensi dan intensitas, wicara atau bunyi-bunyian. batan bicara dan keterbatasan pengetahuan umum karena kurangnya paparan Bahasa lisan. Karakteristik umum dari tuna rungu yaitu keterlambatan bicara dan keterbatasan pengetahuan umum karena kurangnya paparan bahasa lisan, kualitas bicara monoton dan kaku, mahir dalam bahasa sandi atau pengejaan dengan bahasa gerak jari, mampu membca gerak bibi, terlambat kemampuan membaca karena perkembangan bahasa terlambat.

3. Tuna Grahita/ Intellectual Disability

Tuna Grahita merupakan sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum dibawah rata-rata yaitu IQ dibawah 70 berdasarkan tes intelegensi baku dan terjadi pada masa perkembangan. Karakteristik anak tuna grahita melipti kognitif dan akademik yang menempatkan mereka pada standar IQ di bawah 70, kemudian karakteristik sosial, emosi, dan perilaku, anak-anak denagn reyerdasi mental mendapat peerimaan yang rendah diantara teman-teman sebayanya dan lebih banyak mendapat penolakan.

4. Tuna Daksa/ Physical And Health Disabilities

Tuna Daksa adalah kecacatan ekstrem yang membawa dampak yang merugikan bagi penyelenggaraan pendidikan anak, kelainan atau cacat yang menetap pada gerak tulang, sendi, otot, atau sedemikian. Yang termasuk dalam istilah ini antara lain kecacatan yang disebabkan oleh kelainan dari sejak lahir atau orang dengan kaki pincang, kehilangan sebagian anggota dan lainnya, kecacatan karena penyakit seperti polio, tubercholosis tulang, dan lainnya, dan kecacatan dari sebab yang lain seperti kelaian otak, amputasi, dan patah atau terbakar. Pada umumnya anak dengan kecacatan fisik mempunyai IQ yang normal dan bisa berinteraksi dengan anak-anak biasa lainnya.

5. Autis

mendefinisikan autism sebagai gangguan perkembangan yang nyata berdampak pada komunikasi verbal dan nonverbal dan interaksi sosial. Pada umumnya tampak pada usia sebelum 3 tahun, dan merugikan anak dalam penyelenggaraan pendidikannya. Dia mengistilahkan autis ini sebagai autistic disorder. Hal ini dijelaskan melalui sebelas anak-anak yang mengalami penurunan pada bagian penting dalam komunikasi, bagus tetapi memiliki potensi kognitif yang tak biasa, dan masalah perilaku seperti obsesif, mengulang-ulang sesuatu, bermain sesuatu yang tak terbayangkan. Hal ini diitikberatkan pada gangguan ketidakmampuan yang fundamental berkaitan dengan orang dan situasi saat mengawali kehidupan

6. Tuna Laras

Tunalaras adalah gangguan yang terjadi pada emosi seorang anak yang berdampak pada perilaku yang tampak dari mereka dalam kurun waktu yang lama dan dapat mempengaruhi pendidikan dan hubungan sosial mereka. Gangguan ini juga dapat menjadi suatu karakteristik anak yang mengalami gangguan-gangguan lainnya, sehingga tunalaras dapat berdampingan dengan ketunaan lain. ketidakmampuan untuk belajar yang tak dapat dijelaskan melalui intelektual, sensorik, atau faktor kesehatan, ketidakmampuan untuk membangun atau merawat hubungan interpersonal yang memuaskan dengan sebaya dan guru.

7. Kesulitan Belajar (learning disabilities)

menyebutkan istilah learning disabilities dengan istilah specific learning disability. Samuel Kirk mendefinisikannya sebagai gangguan pada satu atau lebih progres dasar psikologi termasuk dalam mengerti atau dalam menggunakan bahasa, ucapan maupun tulisan, kemampuan yang tidak sempurna untuk mendengarkan, berpikir, berbicara, menulis, mengeja, atau mengerjakan perhitungan matematika. Termasuk juga beberapa kondisi seperti gangguan permanen, kelainan otak, disfungsi minimal otak, diseleksia, dan aphasia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image