Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Ujian yang Mendewasakan Diri

Agama | Saturday, 23 Dec 2023, 17:04 WIB

Pada dasarnya hidup tak semudah membalikkan telapak tangan. Namun jika ditelaah lebih mendalam sesungguhnya dalam hidup telah berulangkali kita mampu melewati berbagai ujian yang terjadi. Salah satu ujuan berat yang telah kita hadapi adalah wabah COVID 19 yang melanda negeri ini. Semua merasakan dampaknya dan hampir saja kita putus asa akantetapi Allah telah menguatkan kita semua sehingga mampu melewati kenyataan berat semacam itu.

Ujian hidup adalah bagian untuk meingkatkan derajat setiap manusia (Foto : republika.co.id/Putra M Akbar)

Setelah itu teryata ujian tidak berhenti karena banyak lagi ujian yang sesungguhnya datang kepada kita. Mungkin kita melihat banyak orang yang mengeluh dengan ujian yang menimpanya. Sebenarnya lumrah jika manusia seperti itu karena manusia adalah mahluk yang lemah. Namun begitu karena diberikan akal oleh Allah maka dengan hal itu sebenarnya manusia harus mampu mengerahkan kemampuannya lepas dari segala hal yang mengelayutinya. Bukan saja ikhtiar sesungguhnya tetapi juga mesti menguatkan jiawanya dan tetap berpegang teguh kepada Allah maka niscaya ia akan mampu meghadapi apapun yang gterjadi.

Jika melihat sejarah maka tentu saja para Nabi yang sungguh berat sekali ujiannya. Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya uian adalah hal yang diberikan Allah untuk umat-Nya agar mereka bisa semakin yakin dengan kebesaran Allah dan juga menggunakan kesempatan yang ada agar semakin dekat dengan Allah melalui ibadah yang dilakukan dan doa-doa yang dipanjatkan.

“Manusia paling berat ujiannya adalah para nabi.” (HR Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Maajah).

Ibarat mereka yang sekolah atau kuliah maka ujian adalah bagian yang harus dilalui oleh yang bersangkutan agar naik kelas atau naik tingkat. Jadi jika ada ujian semacam itu maka sesungguhnya kita sebagai manusia jelas akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Memang tidak mudah untuk melalui ujian ini akantetapi seyogyanya dengan memiliki keyakinan kokoh kepada Allah maka setiap ujian akan dengan baik dilalui oleh siapapun.

“Dan Kami akan menguji kamu dengan sesuatu ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: ‘Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya.’ Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS.al-Baqarah 155-157).

Dengan demikian maka manusia apalagi bagi seorang muslim maka ujian itu senantiasa akan ada dalam kehidupan yang dijalaninya. Ujian itu ada yang menjadi penderitaan ada juga ujian yang bersifat kesenangan. Bila ujian terkait penderitaan sebagian orang ada yang kuat menghadap ada pula yang tak sanggup menghadapinya. Namun yang diuji dengan kesenangan maka banyak diangtara mereka terjebak dengan keadaan dan tak menganggap bahwa hal tersebut bukan ujian.

Maka apapun bentuk ujian yang diberikan oleh Allah kepada kita seharusnya tetap disikapi secara bijak. Ketentuan Allah yang diberikan kepada kita senantiasa selalu baik sebenarnya untuk kita. Hanya kebanyakan orang di dalam memandang kenhyaaan itu selalu menuruti hawa nafsunya sehingga setiap yang menimpa dia nggap sebagai hukuman padahal ujian itu sesungguhnya mestilah mendewasakan yang bersangkutan dalam hidupnya.

Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah (2:286), “Tidaklah Allah memikulkan seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”

Dalam hal ini Allah menurunkan segala ujian karena manusia akan mampu menghadapi segala ujian tersebut. Takarannya nyata dan tidak akan berlebihan sehingga yang memiliki keyakinan kokoh maka seberat apapun ujian yang terjadi maka dia akan melewatinya secara baik. Lalu kemudian kita melihat orang yang justeru menyerah dengan keadaan yang terjadi. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tak memiliki keyakinan jika Allah senantiasa ingin selalu dekat dengannya melalui ujia tersebut. Tetapi karena cara pandangnya yang sempit malah justeru membuat dirinya terpuruk dan semakin jauh dengan Allah hingga tak sanggup menghadapi ujian yang terjadi.

“Dan Kami jadikan sebahagian kamu ujian bagi sebahagian yang lain. (Demikian untuk membuktikan, apakah) kamu mau bersabar? dan adalah Rabb-mu Maha Melihat.” (QS al-Furqan [25]: 20).

Kini terjawab sudah jika ujian tersebut diturunkan Allah untuk mengukur kesabaran yang dimiliki. Allah senantiasa bersama orang-orang yang sabar. Karenanya ketika ujian menimpa berarti di sana kesabaran kita tengah diuji. Maka dengan bersabar itulah sesungguhnya Allah hendak menguatkan kita karena dengan bersabar dalam segala hal maka Allah akan senantiasa selalu menolong umat-Nya. Siapa yang mampu bersabar dengan segala ujian yang diberikan oleh Allah maka dia akan selalu dekat dan diperhatikan oleh Allah SWT.

Tentu saja dengan hal itu semakin nyata jika ujian hanya dapat dihadapi dengan bekal sabar dan juga takwa. Bersabar berarti mampu menahan diri dengan tidak berkeluh kesah dan berusaha keluar dari permasalahan yang tengah dihadapi serta sehebat apapun ujian jika dihadapi dengan ketakwaan yaitu dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya maka di sanalah Allah akan senantiasa bersama kita.

Karenanya di dalam menyikapi ujian ini ada baiknya kita berserfah diri kepada Allah dengan bersabar dan senantiasa selalu berbaik sangka kepada Allah atas ujian yang diberikan karena di sanalah Allah ingin kita selalu dekat dengannya dan percayalah jika Allah menga bulkan doa dan hajat-hajat kita.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image