Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image mutya izza

Pancasila sebagai Etika Pendidikan: Membentuk Generasi Unggul Berakhlak Mulia

Eduaksi | 2023-12-22 09:57:09
canva1

Dosen Pengampu : Dr. Ira Alia Maerani, S.H, M.H. (Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung)

Penulis : Mutara Izzah Robbani (Mahasiswi S1 Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa Dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Sultan Agung)

Dengan terbukanya akses global saat ini, Generasi Z terpapar pada berbagai budaya dan nilai. Generasi Z tumbuh dalam era media sosial yang memberikan eksposur besar terhadap konten negatif seperti kekerasan, pelecehan, dan perilaku tidak etis. Situasi yang muncul dalam dunia pendidikan dewasa ini sungguh memprihatinkan dan meresahkan. Berbagai realitas Masyarakat membuktikan bahwa Pendidikan secara keseluruhan telah gagal menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Hal ini dapat membentuk persepsi yang salah terkait norma Pendidikan etika dan moral.

Ini terlihat dari banyaknya perilaku tidak pantas yang terjadi di Masyarakat bahkan terdapat di kalangan anak muda, seperti maraknya penggunaan narkoba, manipulasi, perampokan, pembunuhan, pelecehan seksual, penyalahgunaan jabatan, korupsi, pelanggaran HAM, dan penganiayaan. Dengan adanya kejadian tersebut, tidak mengherankan jika pendidikan diposisikan sebagai lembaga yang dianggap gagal mendidik peserta didik yang berakhlak mulia. Beberapa kurikulum pendidikan mungkin kurang menekankan pada pendidikan etika, memberikan sedikit panduan dalam mengembangkan kesadaran etika dan memahami implikasi moral dari tindakan-tindakan mereka. Padahal, Pendidikan memiliki peran sentral dalam membentuk karakter dan moralitas genersi selanjutnya. Pancasila tidak hanya menjadi dasar negara, tetapi juga menjadi landasan etika dalam proses Pendidikan.

Sebelumtahukah teman-teman, bahwa istilah etis dan etika berbeda dalam penggunaannya. Istilah kata etis menyangkut hal-hal berkaitan dengan tata krama, kesopanan, norma yang berlaku dalam Masyarakat. Sedangkan istilah etika adalah ilmu yang mengalisis kriteria tindakan baik dan buruk manusia. Jadi Ketika menyatakan suatu Tindakan seseorang, misalnya Tindakan buruk, yang benar menggunakan istilah ‘tindakatan tersebut itu tidak etis’ bukan ‘tindakan itu tidak ber-etika’ Artikel ini akan mengulas pentingnya Pancasila sebagai panduan etika dalam membentuk generasi unggul yang berakhlak mulia.

1. Pancasila berperan sebagai panduan untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki moralitas tinggi.

Dalam menghadapi perubahan sosial dan teknologi, moralitas yang kokoh diperlukan untuk menjaga integritas dan keberlanjutan masyarakat. Pancasila mengajarkan nilai-nilai moral seperti etika dalam beragama, peduli terhadap sesama manusia, gotong royong, keadilan sosial, persatuan, dan lain-lain. Dengan menginternalisasi nilai-nilai ini, generasi muda seharusnya membangun karakter yang kuat, tengguh dan memiliki kepedulian terhadap sesama.

2. Mewujudkan Indonesia yang Berbudaya dan Beradab

Mewujudkan Indonesia yang berbudaya dan beradab merupakan cita-cita yang selaras dengan Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yang menjadi landasan Pancasila. Sila ini mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang melibatkan keadilan sosial dan beradab dalam berinteraksi dengan sesama. Untuk mencapai tujuan tersebut, masyarakat Indonesia perlu memupuk semangat gotong royong dan saling menghargai, sehingga dapat membentuk suatu komunitas yang berlandaskan prinsip keadilan. Pentingnya etika dan budaya dalam kehidupan sehari-hari menjadi kunci dalam membangun masyarakat yang adil dan beradab. Dengan menghargai keberagaman budaya dan menjunjung tinggi norma-norma moral, kita dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan kemanusiaan yang adil dan beradab, memastikan bahwa setiap warga negara dapat hidup dengan martabat dan saling menghormati satu sama lain.

3. Aktivisme Online sebagai Bentuk Ekspresi Kritis Generasi Z secara alami cenderung menuangkan keprihatinan dan aspirasi mereka melalui platform digital.

Aktivisme online, melalui media sosial dan platform berbagi konten, menjadi saluran untuk menyuarakan pendapat mereka terkait isu-isu sosial, lingkungan, dan hak asasi manusia. Pancasila, dengan nilai-nilai keadilan dan persatuan, dapat menjadi panduan dalam mengekspresikan pandangan kritis tanpa melupakan persatuan bangsa.

Dengan memandu generasi muda melalui nilai-nilai moral Pancasila, masyarakat dapat mencegah terjadinya krisis moral dan identitas di masa depan. Ini penting untuk mempertahankan keutuhan budaya dan identitas bangsa.

Sebagaimana yang diisyaratkan dalam sabda rasulullah SAW:

أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

Artinya: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR Tirmidzi)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image