Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ihsan Maulana

Mbah Tolchah Mansoer sebagai Sosok Cendikiawan Muslim Beserta Pengaruhnya terhadap Pelajar NU

Agama | Thursday, 21 Dec 2023, 21:40 WIB
Gambar Mbah Tolchah Mansoer https://images.app.goo.gl/AkTyy6iRdbHoftZM9

Prof. Dr. KH. Tolchah Mansoer, beliau adalah seorang ulama kharismatik sekaligus cendekiawan muslim yang berpengaruh. Disisi lain beliau juga sebagai tokoh pendidik, yaitu seorang guru besar Ilmu Keislaman dan hukum tata Negara di berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta dan beberapa kota lain. Beliau juga menjadi salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang beberapa kali pernah menjabat sebagai dekanat dan rektor di berbagai perguruan tinggi yang berbeda.

KH. Tolchah Mansoer dilahirkan pada tanggal 10 September 1930 dikota Malang Jawa Timur. Beliau lahir dari keluarga yang memiliki latar belakang yang lekat dengan agama, ayah nya seorang ulama dan pedagang kecil di kota tersebut. Ayahnya memiliki keinginan agar anaknya bisa menjadi penerus kelak sebagai ulama. Maka disela-sela menuntut ilmu di jenjang pendidikan umum, ia giat mengaji. Masa kecil sampai remaja Mbah Tolchah diisi dengan suasana perang kemerdekaan Indonesia. Meskipun suasana perang kemerdekaan terasa, namun hal itu tidak menjadi penghambat beliau dalam hal memperdalam pengetahuan.

Pendidikan pertama yang ia dapatkan tentunya dari pola didikan dari orang tuanya, yang notabenenya faham akan agama Islam. Mbag Tolchah menempuh pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyyah Nahdlatul Ulama Jagalan Malang, kemudian melanjutkan di Madrasan Tsanawiyah di tempat yang sama hingga kelas III. Pada Tahun 1947, saat usia beliau menginjak 17 tahun ia menjadi sekretaris Sabillah daerah pertempuran Malang Selatan, sehingga ia harus meninggalkan sekolahnya. Baru setelah perang kemerdekaan usai, ia meneruskan sekolahnya di taman Madya Malang sampai lulus pada Tahun 1951.

Setelah ia lulus di taman Dewasa, ia melanjutkan jenjang pendidikannya di fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik (HESP), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Karna latar belakang beliau adalah seorang artivis, maka perkuliahannya pun kurang begitu lancar. Tepat pada tahun 1953, beliau berhenti kuliah untuk sementara waktu dan pada tahun 1959 ia melanjutkan kembali penganyaman ilmu nya di bangku Universitas. Semangat mbah Tolchah untuk belajar tidak pernah surut, dengan penuhnya kegiatan kampus, yang diselingi dengan kegiatan di organisasi, beliau tidak lupa juga dengan kegiatan ngaji-nya. Meskipun waktu yang ditempuhnya dalam menganyam pengetahuan di luasnya lautan pengetahuan di dunia Universitas terbilah cukup lama. Namun, berkat kegemaran dan kegigihannya dalam hal literasi ia mampu menyelesaikan gelar Doctor Ilmu Hukum.

Seorang Ulama sekaligus cendekiawan muslim kelahiran malang yang berpandangan luas ini telah menjadi aktivis NU sejak usia remaja. Mengingat akan hal tersebut maka, tidak mengherankan apabila beliau dikenal dekat dengan generasi muda Nahdliyyin. Beliau adalah sosok yang tidak pernah lelah untuk memberikan dorongan semangat kepada mereka. Mbah Tolchah merupakan salah satu tokoh istimewa dalam tubuh NU, selain handal dan pakar dibidang religi beliau juga pakar di bidang pengetahuan umum. Kehidupan yang di isi dengan kegiatan-kegiatan produktif seperti literasi sangat gemari olehnya. Bahkan dalam beberapa hal beliau rela menjual mobil demi membeli buku dan kitab. Dirasa Ilmu itu bukan hanya untuk dirinya, beliau pun menuangkan intelektual yang ia peroleh ke dalam beberapa tulisannya.

Sebagai generasi muda Nahdliyyin yang militan ia mempunyai gagasan mendirikan organisasi Islam yang khusus mewadahi para pelajar NU. Dengan bekal pengalaman serta pengetahuan nya beliau memanifestokan apa-apa yang ia dapatkan kedalam sebuah organisasi. Gagasan ini kemudian ia sampaikan dan akhirnya pada konferensi Lembaga pendidikan Ma’arif NU di Semarang (22 Februari) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama didirikan.

IPNU merupakan suatu organisasi yang menjadi salah satu banom dari NU yang terkhusus menjadi wadah bagi para pelajar kalangan Nahdliyyin. Organisasi IPNU yang didirikan oleh perjuangan Mbah Tolchah merupakan salah satu aset berharga bagi NU, karna IPNU hadir sebagai wadah pencetak regenerasi para pemimpin kedepannya. Organisasi IPNU menjadi jenjang pertama dalam hal penanaman nilai Nahdliyyin bagi kaum NU. Sampai saat ini IPNU masih eksis di Indonesia khususnya dikalangan warga Nahdliyyin sebagai agen pembentuk tunas tunas unggul. Perjuangan yang dibekali dengan pengalaman dan pengetahuan dari mbah Tolchah telah menggoreskan sejarah dalam hal peningkatan pembaharuan Islam dari segi Neo-Tradisionalisme yang di anut oleh NU.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image