Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Pola Asuh Permisif: Apasih Dampaknya Bagi Para Remaja?

Parenting | Wednesday, 20 Dec 2023, 04:53 WIB

Tantangan yang dihadapi para orang tua modern adalah menentukan cara terbaik untuk membesarkan anak mereka. Salah satu metode asuh yang sering digunakan para orang tua yaitu metode permisif. Dengan metode tersebut, anak dibebaskan untuk berbuat apapun tanpa aturan yang jelas. Tetapi pola asuh yang permisif ternyata merusak perkembangan emosional dan sosial remaja.

Dalam beberapa tahun terakhir, pola asuh permisif menjadi topik yang semakin populer dalam penelitian psikologi. Dalam metode pengasuhan permisif, para orang tua membebaskan anak-anak mereka dan tidak menetapkan batasan yang jelas. Sebagian besar orang percaya bahwa pola asuh ini lebih baik daripada metode pengasuhan otoriter, yaitu orang tua menetapkan larangan yang ketat dan membatasi kebebasan anak-anak mereka. Namun, beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa pola asuh permisif dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan emosional dan sosial remaja.

Sumber Gambar: https://id.pinterest.com/pin/451134087684153842/

Pada tahun 1971, ahli psikologi klinis Amerika Diana Baumrind menyatakan metode asuh permisif merupakan gaya pengasuhan utama. Mengasuh anak dengan cara yang membebaskan, terbuka, serta bebas melakukan apapun yang disukai oleh mereka adalah pola asuh permisif. Metode ini mungkin tidak memberi anak batasan atau aturan yang jelas. Selain itu, orang tua memiliki kemampuan untuk membiarkan anak-anak mereka hidup secara mandiri dan bebas dari pengawasan orang tua mereka. Hal ini membuat orangtua bertindak sebagai teman daripada "orangtua" asli.

Sebuah penelitian oleh Ni'mah (2023) menemukan bahwa metode permisif berdampak negatif pada pola pikir emosional anak usia lima hingga enam tahun di era digital. Sari (2021) juga menemukan bahwa bagaimana cara orang tua mengasuh sangat berdampak pada perkembangan pola pikir anak. Cara yang baik akan menghasilkan anak yang memiliki kemampuan sosial-emosional yang baik pula. Wulandari (2023) menemukan bahwa pola asuh permisif dapat meningkatkan kemandirian anak. Namun, pola asuh permisif yang berlebihan dapat menurunkan kemandirian anak. Khairani dan Septania (2020) menemukan bahwa metode permisif memengaruhi cara komunikasi di generasi Z. Pengungkapan diri juga memoderasi hubungan antara pola asuh permisif dan interaksi sosial.

Dalam rangka untuk memahami dampak pola asuh permisif pada perkembangan emosional dan sosial remaja, para peneliti telah melakukan penelitian yang luas dalam beberapa tahun terakhir. Studi-studi ini menunjukkan bahwa pola asuh permisif dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan emosional dan sosial remaja. Namun, pola asuh permisif juga dapat memiliki dampak positif pada kemandirian anak dan interaksi sosial pada generasi Z. Karenanya, para orang tua harus memutuskan dengan tepat bagaimana cara mereka membesarkan anak-anak mereka dan menemukan keseimbangan yang tepat antara menetapkan batasan yang jelas dan memberikan kebebasan.

Saat ini, dampak pola asuh permisif terhadap perkembangan emosional dan sosial remaja adalah tantangan yang perlu dipahami. Pola asuh permisif dapat berdampak pada perkembangan remaja, baik secara positif maupun negatif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola asuh permisif dapat menyebabkan remaja menjadi kurang mandiri, sulit mengendalikan emosi, dan cenderung untuk terlibat dalam perilaku berisiko. Namun, pola asuh yang lebih permisif juga dapat memberikan kebebasan kepada remaja untuk berkomunikasi dan berkembang secara kreatif. Oleh karenanya, sangat penting agar dapat memahami pengaruh dari metode pengasuhan permisif dan cara terbaik untuk mendukung perkembangan emosional dan sosial remaja saat mereka diasuh.

Di balik dampoak dari pola asuh permisif lainnya, ada beberapa tips yang dapat di gunakan untuk menerapkan pola asuh permisif, seperti:

1. Tetapkan Batasan Dan Aturan Yang Jelas

Dengan Menetapkan aturan serta batasan dapat membuat anak mengetahui “batasan“ seperti apa yang tidak boleh dia lewati, walau anak dapat melakukan kegaiatan secara bebas namun sang anak mengetahui bahwa dia tidak boleh melewati suatu aturan yang sudah di tentukan. Anak juga akan belajar bahwa tidak semua hal dapat dia lakukan dengan bebas

2. Ajari anak keterampilan-keterampilan emosional dan sosial

Mengelola emosi, bekerja sama, dan menyelesaikan suatu masalah. kita perlu mengajarkan keterampilan-keterampilan emosional dan sosial kepada anak sejak dini.

3. Berikan kasih sayang dan dukungan kepada anak

Anak kecil sangat menginginkan yang namanya kasih sayang, mereka akan merasa di hargai dengan kasih sayang yang di berikan oleh orang sekitar. Serta anak anak akan sangat merasa senang jika dia melakukan suatu hal lalu orang orang di sekitarnya sangat mendukungnya, hal ini akan membuat dia menjadi lebih bersemangat, dan juga merasa bahwa sekelilingnya sangat mencintainya.

Dengan nemikian pola asuh permisif mempunyai dampak yang signifikan terhadap perkembangan emosional dan sosial remaja. Dengan memahami lebih dalam mengenai karakteristik , orang tua dan pendidik dapat mengambil langkah konstruktif untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Menerapkan gaya pengasuhan yang seimbang mungkin menjadi kunci untuk membantu remaja mengatasi tantangan dan membangun landasan yang kuat untuk masa depan mereka.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image