Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yafitasanee Fakhrissa

Takut Gagal Salah Satu Ciri Self-Esteem yang Rendah?

Eduaksi | Tuesday, 19 Dec 2023, 21:04 WIB
Sumber: perplexity.ai

Remaja merupakan pertumbuhan dan perkembangan dari anak-anak menuju dewasa. Menurut Santrock (dalam Rubiani, 2017), masa remaja adalah periode transisi dalam rentang kehidupan manusia, dimana pada masa tersebut merupakan masa yang menjembatani antara kanak-kanak dengan dewasa. Remaja merupakan perubahan perkembangan antara masa anak dan masa dewasa yang berkaitan dengan perubahan fisik, kognitif, dan psikososial (Rubiani, 2017). Pada masa remaja banyak perubahan yang dimiliki, seperti perubahan fisik, memiliki keingintahuan yang tinggi, mencari jati diri, mulai membentuk kelompok dengan temannya. Sehingga remaja menjadi masa yang membentuk perilakunya di masa depan. Banyak remaja yang tidak percaya diri, takut akan dirinya gagal, dan stress. Oleh karena itu, masa remaja merupakan masa yang menentukan terjadinya perkembangan self-esteem.

Self-Esteem merupakan penilaian diri yang dilakukan oleh seseorang terhadap dirinya sendiri yang didasari pada hubungannya dengan orang lain (Ghufron dan Risnawita, dalam Arifin, 2019). Self-Esteem berarti perasaan, pikiran, dan pandangan dalam memahami diri sendiri. Sehingga jika seseorang memiliki self-esteem yang rendah, maka seseorang menjadi depresi, tidak memiliki kepercayaan diri, dan dapat menghalangi keberhasilannya dalam mencapai sesuatu.

Ciri-ciri Self-Esteem yang Rendah

1. Suka menyendiri

2. Takut akan kegagalan

3. Tidak berani untuk mencoba

4. Lebih banyak diam (tidak mau bertanya)

5. Merasa terpuruk

6. Rendahnya percaya diri

7. Mudah stress

8. Anxiety/cemas

Faktor yang Mempengaruhi Self-Esteem Rendah

1. Pola asuh orang tua

Orang tua merupakan tempat belajar pertama dan merupakan orang pertama yang memberikan kita rasa kasih sayang. Tetapi bagaimana jika orang tua justru menjadi tempat kita merasa tidak percaya diri akan banyak hal? Orang tua yang suka merendahkan anak, tidak menghargai usaha anak, tidak memberikan reward terhadap prestasi yang diraih merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya self-esteem pada anak. Karena perilaku seorang anak dapat terbentuk dari pola asuh orang tua. Oleh karena itu, pola asuh dari orang tua sangat penting untuk membangun kepercayaan diri pada anak.

2. Pergaulan teman

Pada masa remaja, seseorang akan mulai membentuk kelompok pertemanannya untuk mencari jati dirinya. Tetapi jika salah seorang teman atau bahkan kelompok pertemanannya menghina, mem-bully, dan menjauhi maka muncullah rasa rendah diri dan kurang percaya diri. Perasaan rendah diri dan kurang percaya diri timbul karena teman tersebut menghina kekurangan dari seorang individu. Maka dari itu, penting untuk mencari pergaulan yang dapat meningkatkan rasa percaya diri bukan memunculkan rasa tidak percaya diri.

3. Tidak memiliki rasa percaya pada diri sendiri

Seseorang yang tidak memiliki rasa percaya pada dirinya sendiri dapat mempengaruhi self-esteem yang rendah. Biasanya orang yang tidak memiliki rasa percaya diri, ia menganggap orang lain lebih baik dari dirinya sehingga ia merasa insecure atau tidak percaya diri. Selain itu, seseorang akan terus merasa kurang karena membandingkan dirinya dengan orang lain dan selalu merasa dirinya tidak cukup baik dalam berbagai hal. Rasa tidak percaya diri tentu saja perlu dihindari, karena akan merugikan diri sendiri.

Cara untuk Meningkatkan Self Esteem

1. Mengenali diri sendiri

Orang yang paling mengenal kita adalah diri kita sendiri, karena dengan mengenali diri sendiri maka kita akan tau kemampuan apa yang kita miliki sehingga kita dapat meningkatkan kemampuan tersebut untuk menutupi kekurangan kita. Dengan meningkatkan kemampuan, kita dapat merasa lebih percaya diri dengan diri kita dan self-esteem pun akan meningkat.

2. Membangun hubungan yang baik

Keluarga, teman, dan orang tersayang merupakan orang-orang terdekat kita dimana kita menghabiskan sebagian waktu bersama mereka. Mereka adalah orang-orang yang mendukung kita dalam segala hal, dengan adanya dukungan tersebut kita dapat meningkatkan self-esteem.

Apabila orang terdekat tersebut tidak mendukung kita justru merendahkan kita, maka hal tersebut dapat membuat kita tidak percaya diri dan merasa kurang. Maka dari itu, kita perlu membangun hubungan yang baik kepada orang-orang sekitar kita seperti mencari hubungan pertemanan yang baik.

3. Menerima diri dengan tidak membandingkan dengan orang lain

Terkadang kita membandingkan diri kita dengan orang lain, sehingga dengan kita membandingkan diri dengan orang lain dapat memunculkan rasa tidak percaya diri dan merasa kita memiliki kekurangan. Meskipun begitu, setiap kekurangan tentu ada kelebihan yang dimiliki. Kita harus menerima kekurangan yang ada dan menutupi kekurangan tersebut dengan kelebihan kita.

Self-esteem merupakan suatu penilaian terhadap dirinya sendiri, sehingga self-esteem sering terjadi pada masa remaja karena remaja adalah masa untuk menemukan jati dirinya. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri pada masa remaja. Seseorang yang memiliki self-esteem yang rendah, salah satu cirinya yaitu takut akan kegagalan. Karena takut gagal adalah salah satu bentuk rasa tidak percaya diri, dimana suatu individu merasa dirinya tidak bisa akan suatu hal. Self-esteem yang rendah dapat dipicu dari pola asuh orang tua, pergaulan teman yang buruk, dan tidak memiliki rasa percaya pada diri sendiri. Untuk meningkatkan self-esteem yaitu dengan mengenali diri sendiri, membangun hubungan yang baik, dan menerima diri dengan tidak membandingkan dengan orang lain. Maka dari itu, self-esteem sangat penting untuk diri kita untuk menghargai diri sendiri, mencintai diri sendiri, dan menerima diri.

REFERENSI

Arifin, I. (2019). Pengaruh Outdoor Education Activities terhadap peningkatan Self Esteem dan Kebugaran Jasmani siswa SMK.

Rubiani, A. (2017). Perbedaan regulasi emosi pada remaja ditinjau dari faktor usia di Sekolah YPI Swasta Amir Hamzah Medan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image