Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Farrel Ardiya

Apa itu Phubbing dan Apa Kaitannya dengan Psikologis?

Gaya Hidup | Tuesday, 19 Dec 2023, 18:56 WIB

Tidak bisa dipungkiri lagi, adanya internet sudah menjadi kebutuhan di era teknologi saat ini. Beragam keperluan saat ini umumnya membutuhkan internet, seperti keperluan komunikasi, pekerjaan, belanja, mencari hiburan dan lainnya.

Seiring dengan adanya kemajuan alat komunikasi serta teknologi yang semakin canggih, adanya masalah jarak diantara orang dapat diselesaikan dengan adanya sebuah smartphone. Dengan menggunakan media sosial yang kita unduh dari smartphone yang dimiliki, persoalan komunikasi dengan jarak yang jauh dapat teratasi.

Menurut hasil survey Ipsos, Indonesia menjadi negara tertinggi yang masyarakat ketergantungan internet, dengan 86 persen responden menyatakan bahwa tidak bisa membayangkan hidup tanpa adanya internet. Di tengah ketergantungan masyarakat terhadap gawai, muncul berbagai perilaku negatif. Salah satunya adalah phubbing.

Apa itu Phubbing?

Gambaran fenomena phubbing (sumber: sumber https://www.pexels.com/photo/men-sits-of-sofa-1036804/)

Menurut Ugur & Koc, 2015 (disitat dalam Saloom & Veriantari, 2022) , akibat pemakaian gawai yang lama menghadirkan berbagai perilaku baru pada orang-orang yang menggunakan gawainya selama interaksi berhadapan. Dari situ muncul istilah phubbing, akronim dari phone snubbing.

Banyak istilah yang dikemukakan mengenai phubbing ini sendiri, seperti sebuah tindakan snubbing atau menghina individu lainnya dalam lingkungan sosial dengan menatap telepon pintarnya daripada mendengarkan sesama.

Selain itu phubbing bisa diartikan sebagai tindakan mengabaikan orang lain ketika interaksi sedang berjalan dan memilih untuk tetap fokus pada smartphone.

Faktor Pemicu Phubbing

Terdapat beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku phubbing, salah satunya adalah karena rasa bosan. Menurut (Gao et al., 2023) kebosanan digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu kebosanan keadaan (yang tergantung dengan konteks serta memiliki durasi pendek) dan kerentanan kebosanan mengacu pada ciri kepribadian, yang relatif stabil yang mengekspresikan dirinya sebagai kebosanan terus-menerus dalam berbagai situasi.

Ketika orang mulai merasa bosan, maka dirinya akan mencoba mencari cara untuk menghilangkan rasa bosan tersebut seperti memainkan gawai mereka. Menurut ahli, orang yang sangat bosan mungkin menunjukkan perilaku psikologis seperti alkoholisme, kecanduan judi, dan penyalahgunaan narkoba.

Hasil ini menunjukkan bahwa kerentanan terhadap kebosanan merupakan tanda peringatan dari berbagai masalah fisik, psikologis dan sosial, dan phubbing juga memiliki faktor risiko yang serupa dengan kecanduan tingkah laku serta zat lain.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya phubbing berpengaruh pada faktor psikologis. Perlunya kontrol diri berperan penting dalam mempengaruhi perilaku phubbing ini. Karena dengan begitu ketika kita bosan kita dapat menahan diri kita untuk tidak membuka gawai kita, atau bahkan kepada hal buruk lain seperti kecanduan judi online, konsumsi alkohol, dan hal negatif lainnya.

Ketika berkumpul kita sepatutnya menghargai/menikmati teman/siapapun yang sedang berbicara, dan dengan begitu orang lain pun kelak akan menghargai kita serta momen kebersamaan itulah yang menjadi lebih berharga.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image