Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dita Rizka Auliya

Dampak Negatif Jika Remaja Melakukan Perilaku Seksual, Jangan Coba-Coba!

Edukasi | 2023-12-19 06:24:04

Akhir-akhir ini banyak remaja yang melakukan perilaku seksual sehingga perilaku yang dipandang buruk ini menjadi topik hangat bagi masyarakat. Menurut kalian apakah perilaku seksual hanya melakukan hubungan seksual? Jelas salah. Perilaku seksual bisa saja dengan berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, hingga melakukan hubungan seksual. Perilaku seksual ini disebut dengan perilaku seksual pranikah karena dilakukan sebelum melangsungkan pernikahan, biasanya remaja melakukan perilaku ini saat sedang berpacaran dengan lawan jenisnya.

Menurut Musthofa & Winarti, para remaja mengekspresikan perasaanya dengan cara berpacaran, namun gaya berpacaran remaja saat ini dapat menimbulkan perilaku seksual (Rohmadini, 2020). Menurut Rahayani dkk, perilaku seksual pada remaja saat ini tidak terjadi secara tiba-tiba dan tanpa sebab. Jika remaja mendapatkan rangsangan secara terus-menerus dari teman sebaya maupun internet atau media cetak mengenai materi seksual, maka hal tersebut dapat menjadi faktor terjadinya perilaku seksual pada remaja (Rohmadini, 2020).

Ilustrasi pasangan yang sedang berpacaran. Sumber foto: istock

Apa itu perilaku seksual pada remaja?

Sarwono menjelaskan bahwasanya perilaku seksual merupakan perilaku yang dapat terjadi karena hasrat dalam diri, yaitu keinginan untuk melakukan perilaku seksual kepada lawan jenis ataupun sesama jenis (Yulianto, 2020). Perilaku seksual yang paling banyak terjadi saat ini, yaitu dengan berpacaran. Pacaran sendiri biasanya banyak terjadi pada saat masa remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan dimana Ia bukan lagi menjadi seorang anak-anak namun belum menjadi dewasa. Usia remaja yang dimaksud yaitu sekitar 15-18 tahun (Sebayang dkk, 2018). Banyak penelitian mengungkapkan bahwasanya pada masa remaja biasanya kita akan ingin tahu lebih dalam tentang seks, hal ini dipengaruhi karena pada dasarnya remaja memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi.

Dampak negatif jika remaja melakukan perilaku seksual

Perilaku Seksual ini dapat menciptakan dampak-dampak negatif yang berisiko, diantaranya ialah ketika remaja sudah melakukan perilaku seksual yang mencapai tahapan tertinggi, yaitu melakukan hubungan seksual, biasanya remaja akan mendapatkan dampak psikologis, dampak fisiologis, dampak sosial dan dampak fisik. Dampak psikologis yang dapat terjadi dapat seperti perasaan bersalah, berdosa, cemas, takut, marah, cemas, rendah diri, bahkan depresi. Lalu dampak fisiologis yang dapat terjadi jika remaja sampai di tahap melakukan hubungan seksual, yaitu akan datangnya kehamilan yang tidak diinginkan sehingga banyak terjadinya aborsi. Sedangkan dampak sosial yang dqpat terjadi jika melakukan perilaku seksual ini biasanya remaja akan dikucilkan oleh lingkungan sekitarnya, jika terjadi kehamilan pada remaja perempuan maka akan putus sekolah, remaja juga akan mendapatkan tekanan dari masyarakat sekitar yang menolak perilaku tersebut sehingga mencela, serta perubahan peran menjadi ibu di masa remaja yang tidak mudah. Perilaku Seksual ini juga memiliki dampak fisik, seperti remaja bisa saja terkena penyakit menular akibat melakukan kontak fisik dengan pasangannya, remaja dapat terkena risikoterkena HIV/AIDS, ataupun penyakit menular seksual lainnya yang dapat menimbulkan kemandulan dan juga penyakit yang kronis (Lubis, 2013; Darnoto, 2016).

Kesimpulan yang dapat diambil bahwasanya perilaku seksual banyak dilakukan di masa remaja, dengan berpacaran. Perilaku seksual tidak hanya melakukan hubungan seksual, tetapi bisa juga dengan berpegangan tangan, berpelukan, dan juga berciuman. Perilaku seksual sendiri merupakan perilaku yang disebabkan oleh hasrat dalam diri kepada lawan jenis maupun sesama jenis. Dengan melakukan perilaku seksual remaja bisa mendapatkan banyak dampak negatif, seperti dampak psikologis, dampak fisiologis, dampak sosial dan dampak fisik. Banyaknya dampak-dampak yang dapat terjadi dari melakukan perilaku seksual ini maka sebagai remaja kita harus menghindari dan juga ikut serta dalam memberikan edukasi kepada lingkungan sekitar kita tentang perilaku seksual.

DAFTAR REFERENSI

Darnoto, A. R. P. (2016). Hubungan penggunaan Smartphone Dengan Perilaku Seksual Remaja di SMAN “X” Jember.

Lubis, N. L. (2013). Psikologi Kespro Wanita dan Perkembangan Reproduksinya. Jakarta: Kencana

Rohmadini, A. F., Egi, M., Khansa, N., & Yulianto, A. (2020). Perbedaan perilaku seksual pranikah antara remaja pengguna internet tinggi dan remaja pengguna internet rendah di Tangerang Selatan. Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara, 593–599.

Sebayang, W., Sidabutar, E. R., & Gultom, destyna Y. (2018). Perilaku seksual remaja. Deepublish.

Yulianto, A. (2020). Pengujian psikometri skala guttman untuk mengukur perilaku seksual pada remaja berpacaran. Media Ilmiah Psikologi, 18.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image