Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Almas Sadrina

Pengenalan Wayang Kepada Mahasiswa Dan Masyarakat

Sastra | Monday, 18 Dec 2023, 22:25 WIB
Dokumen Pribadi Kota Tua Meseum wayang

Wayang adalah salah satu karya sastra lisan yang sangat popular di pulau jawa pada masyarakat jawa.

Dengan sebuah lakon wayang kulit, dan salah satu yang paling kita kenal yaitu Ramayana, Mahabrata dari suatu epik india. Wayang itu sudah di akui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Sebagai suatu karya yang agung karena memiliki nilai yang tinggi. Bagi masyarakat yang menonton wayang bukan untuk sekedar sarana hiburan saja tetapi juga sebagai suatu tutunan, yaitu yang di maksud adalah wayang juga digunakan sebagai sarana hiburan, sarana komunikasi, sarana pendidikan. Maka wayang kulit dijadikan wahana penanaman karakter untuk moral, nilai-nilai, etika.

Seni pewayangan adalah kesenian yang berasal dari Jawa sejak zaman prasejarah.

Dan sekarang wayang

masih di gemari oleh para masyarakat . Wayang mampu bertahan dan menjadi kesenian yang masih favorit masyarakat dengan berbagai inovasi dan eksperimen yang dilakukan oleh para seniman wayang.

Dengan berbagai inovasi wayang menjadi hiburan rakyat yang atraktif, seandainya wayang kalah dalam berkompetisi merebutkan panggung hiburan, wayang sudah mati dan tidak dikenal lagi dari dulu.

Fakta realitasnya wayang masih subur hingga saat ini. Apabila dibandingkan dengan kesenian lainnya wayang

memang wantek (tangguh) dan sudah balung sungsum

(mengakar) dalam masyarakat pendukungnya.

Sehingga wayang menjadi hiburan masyarakat nomor satu. Setiap ada pagelaran wayang masyarakat berduyun-duyun menonton wayang. Wayang sudah ada sejak 1500 SM dan pada zaman tersebut digunakan sebagai medium untuk mendatangkan arwah leluhur. Kepercayaan terhadap arwah leluhur

ini berkaitan dengan sistem kepercayaan masyarakat Jawa pada zaman prasejarah, di mana merekamelakukan ritual penyembahan kepada arwah leluhur atau nenek-moyang.

Ritual ini kemudian berkembang menjadi pergelaran wayang.

Sebutan hyang atau dahyang.

Untuk berkomunikasi dengan roh-roh tersebut, masyarakat Jawa membutuhkan bantuan seorang syaman. Proses ini merupakan awal dari sejarah wayang yang berasal dari kata hyang, kemudian disebut

wayang dan syaman menjadi dalang. Kepercayaan pada arwah leluhur menginspirasi cara pembuatan wayang, yaitu dengan membuat gambar bayangan para leluhur yang telah meninggal.

Seiring perkembangan peradaban manusia, gambar bayangan tersebut kemudian dikenal sebagai wayang. Makna wayang pada awalnya adalah bayangan, namun seiring perkembangan dalam masyarakat, makna wayang berubah menjadi pertunjukan panggung atau teater.

Wayang adalah salah satu cerita yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Unsur seni sastra adalah suatu yang dominan di pergelaran wayang. Di dalam itu pengenalan sastra wayang pada mahasiswa dan masyarakat di kota tua untuk mengenalkan wayang yang sampai sekarang masih menjadi warisan budaya.

Wayang adalah salah satu bentuk seni tradisional yang memiliki daya tarik yang kuat

bagi masyarakat.

Meskipun dalam kompetisi dengan bentuk hiburan modern lainnya, wayang tetap bertahan dan masih populer hingga saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa wayang memiliki keunikan dan nilai yang membuatnya tetap relevan dalam masyarakat.

Salah satu faktor yang membuat wayang tetap subur dan mengakar dalam masyarakat adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Dalam pewayangan, wayang telah mengalami perubahan dan penyesuaian dengan tren

dan perubahan dalam masyarakat. Misalnya, dengan

memasukkan elemen-elemen seperti lawakan, campursari, dan dangdut, wayang dapat menarik minat generasi muda dan mengimbangi perubahan dalam selera hiburan masyarakat.

Meskipun ada generasi muda yang mungkin tidak begitu tertarik atau memahami wayang, nilai-nilai dan pesan yang terkandung dalam wayang masih melekat kuat dalam benak masyarakat. Wayang memiliki daya tarik psikologis

yang kuat dan tidak mudah dilupakan. Oleh karena itu, meskipun ada pergeseran minat dan preferensi, wayang tetap memiliki tempat yang istimewa dalam budaya dan kesenian

masyarakat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image