jok

    FOLLOW  

Gaya Hidup Aktif Bukan Cuma Bagus buat Jantung, Tetapi Juga Bagus buat Otak

Gaya Hidup | Sunday, 17 Dec 2023, 21:16 WIB

AKTIVITAS fisik menyebabkan perubahan positif pada jaringan otak yang membantu mencegah penurunan kognitif pada orang dewasa yang lebih tua. Demikian kesimpulan sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE, beberapa waktu lalu.

Menurut peneliti, perubahan terlihat pada pencitraan resonansi magnetik, yang berarti dokter dapat mengukur efek olahraga pada otak yang menua.

Peserta yang menjalani gaya hidup lebih aktif seiring bertambahnya usia menunjukkan peningkatan fungsi kognitif berdasarkan beberapa ukuran.

Selain itu, magnetic resonance imaging (MRI) yang dilakukan setelah peserta meninggal menunjukkan bahwa mereka yang memiliki gaya hidup lebih aktif memiliki bukti kerusakan jaringan yang lebih sedikit pada materi putih — area otak yang terlibat dalam pemecahan masalah, perhatian, keterampilan motorik, pembelajaran, dan memori.

Para peneliti mencatat mereka yang menjalani gaya hidup kurang aktif seiring bertambahnya usia, mendapatkan hasil tes kognitif buruk dan memiliki tanda-tanda kerusakan jaringan materi putih.

“Kami dapat menggunakan MRI untuk melihat bahwa banyak orang dewasa yang lebih tua yang tidak terlalu aktif telah mengalami beberapa jenis kerusakan pada otak dan kerusakan ini, pada gilirannya, sering dikaitkan dengan fungsi kognitif yang lebih buruk,” ungkap salah seorang penulis penelitian Robert Dawe, lewat e-mailnya kepada kantor berita UPI.

“Oleh karena itu, melakukan aktivitas fisik dengan aman mungkin menjadi salah satu cara orang dewasa yang lebih tua dapat menjaga otak mereka tetap sehat dan melindungi dari penurunan kognitif,” tambah Dawe, yang merupakan asisten profesor di Pusat Penyakit Alzheimer Universitas Rush di Chicago.

Penelitian ini didasarkan pada pemindaian MRI dari 318 orang dewasa yang lebih tua yang dilakukan setelah kematian. Mereka meninggal pada rata-rata usia 91 dan telah setuju untuk menyumbangkan otak mereka demi kepentingan penelitian.

Sebelum kematian mereka, tingkat aktivitas fisik peserta diukur selama periode mulai dari lima hingga 15 tahun dengan akselerometer yang mengukur gerakan tubuh.

Selain itu, fungsi kognitif peserta dinilai setiap tahun selama periode yang sama, termasuk tes untuk memori, keseimbangan, dan kecepatan pemrosesan otak.

Peserta yang lebih aktif berdasarkan pembacaan akselerometer tampil lebih baik pada tes kognitif selama penelitian.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pilihan gaya hidup — termasuk makan makanan yang lebih sehat, mengonsumsi lebih sedikit alkohol dan melakukan aktivitas fisik secara teratur — berdampak pada kesehatan otak pada orang dewasa yang lebih tua.

Para peneliti menyebut penelitian mereka adalah penelitian pertama yang mendokumentasikan perubahan otak yang terkait dengan aktivitas fisik dan menunjukkan bahwa perubahan ini dapat diukur dengan menggunakan MRI.

“Masyarakat umum tampaknya semakin sadar bahwa faktor gaya hidup yang bagus untuk jantung, seperti aktivitas fisik, umumnya bagus juga untuk otak dan kognisi,” kata Dawe.

“Kami tidak tahu persisnya mengapa orang dengan tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah sering mengalami kerusakan jaringan otak seperti ini, tetapi banyak peneliti menduga bahwa penurunan aliran darah ke otak adalah penyebabnya,” katanya.***

--