Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nana shabrina

Pentingnya Kecerdasan Emosional pada Generasi Z

Edukasi | Sunday, 17 Dec 2023, 18:53 WIB

"Orang yang sukses adalah orang yang memiliki kecerdasan emosional baik"

Generasi Z merupakan generasi yang terlahir pada tahun 1997-2012, generasi yang melakukan segala aktivitasnya menggunakan kecanggihan teknologi dan dunia maya yang ada bahkan tidak jarang gadget sudah menjadi pegangan generasi Z sejak dini. Oleh karenanya masuknya teknologi dan dunia maya memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan dan perkembangan kepribadian mereka,

Salah satunya mempengaruhi EQ atau kecerdasan emosional dari generasi Z sendiri.Saat membandingkan generasi Z dengan generasi sebelumnya yaitu generasi milenial ada beberapa perbedaan yang signifikan pada sosial-emosional, disparitas pertama yang dapat diidentifikasi adalah kurangnya kemandirian atau kurangnya kemampuan Generasi Z untuk bekerja tanpa perasaan ragu dan takut.

Kedua, meskipun lebih mudah mencari informasi lebih banyak dari generasi sebelumnya Generasi Z di identifikasi sebagai pemecah masalah yang tidak efektif .

Ketiga, Generasi Z kurang memiliki manajemen stres , artinya mereka kurang mampu mengelola perasaan stres.

Kemungkinan perbedaan yang signifikan terjadi karena generasi Z memiliki lebih banyak orang tua yang takut membiarkan anak-anak mereka mengambil risiko. Penggunaan teknologi, tekanan sosial, perubahan dalam pendidikan, termasuk tekanan akademis, dan ketidakpastian ekonomi juga memiliki pengaruh terhadap perkembangan kecerdasan emosional pada individu.

Pentingnya Kecerdasan Emosional

 

  • EQ penting dalam proses manajemen konflik.

Generasi Z mampu mengelola emosinya dan lebih tenang dalam konflik. Tidak meledak dan membuat suasana semakin mencekam, menghindari pertengkaran karena tidak ada pihak yang mau memberikan konsesi.

 

  • Mampu mendengarkan dan menyikapi kritik.

Kritik dalam konteks ini tentu saja yang bersifat membangun. Dengan EQ yang baik, seseorang mampu mendengarkan, melakukan refleksi, dan memberikan reaksi terhadap kritik secara cerdas. Seseorang dengan EQ yang baik tidak mudah tersinggung saat dikritik karena mengetahui bahwa kritik tersebut berguna untuk perbaikan kualitas pribadinya.

 

  • EQ Sifat Penting untuk Sukses dalam Hidup.

Memiliki IQ tinggi mungkin tidak cukup untuk sukses dalam hidup. Kombinasi IQ rata-rata dan EQ tinggi sangat membantu kebahagiaan dan kesuksesan jangka panjang. EQ yang baik memungkinkan generasi Z memperoleh pengetahuan baru, meningkatkan pikiran, perkataan, dan tindakan positif, meningkatkan suasana hati, serta mendorong kesuksesan dan mengembangkan kecerdasan.

 

  • Memiliki jiwa yang tenang

Orang yang cerdas secara emosional memiliki kemampuan lebih besar dalam mengendalikan diri. Jika generasi Z bisa mengendalikan diri, akan memiliki ketenangan pikiran dan jiwa. Sebab kedamaian mental berasal dari menghindari hal-hal negatif yang dapat menimbulkan kesetressan pada diri seseorang. Orang yang memiliki ketenangan pikiran akan memiliki makna hidup yang besar. Sebab segala ketakutan yang muncul akan berhasil dikelola. Selain itu, orang yang memiliki ketenangan pikiran dan jiwa akan mencintai dirinya sendiri dan mencapai potensi penuh dalam diri. Cenderung lebih tangguh dan bijak dalam membuat keputusan yang baik dalam situasi sulit.

 

  • Hubungan interpersonal yang sehat

EQ yang baik membantu generasi Z tidak hanya memahami dan mengelola emosi diri sendiri, tetapi juga memahami dan merespon emosi orang lain. Ini memperkuat kemampuan seseorang untuk menjaga hubungan interpersonal yang sehat.

Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional

Mengutip dari kilik dokter Menurut dr. Sara Elise Wijono MRes ada 10 cara kita bisa melatih kecerdasan emosional kita

 

  • Berani menyampaikan semua emosi yang sulit

Beberapa emosi memang sulit diungkapkan, seperti menolak suatu permintaan tanpa merasa bersalah atau dalam menyelesaikan masalah seseorang mungkin akan cenderung menyalahkan atau marah karena kesulitan menjelaskan perasaan. Maka kita bisa melakukan teknik XYZ yaitu ucapkan bahwa kita merasa X saat kamu melakukan Y dalam situasi Z, daripada langsung mengkritik orang yang diajak bicara.

 

  • Mengekspresikan perasaan kepada orang-orang terdekat.

Kita bisa mengekspresikannya melalui kata-kata (menanyakan kabar, menyatakan kasih sayang, dll), bahasa tubuh (tersenyum, kontak mata, berpelukan), atau melalui perbuatan (memberi hadiah, membantu kesulitan, mendengarkan orang lain) dapat dilakukan.

 

  • Pengelolaan emosi negatif.

Dengan pengelolaan yang baik, sangat memungkinkan emosi negatif ini tidak mempengaruhi cara berpikir serta bertindak. Pertama, dengan tidak serta-merta mengambil kesimpulan buruk dari kondisi yang kurang di sukai, melainkan menilai berbagai kemungkinan penyebab dari kondisi tersebut. Langkah kedua, mengurangi ketakutan akan penolakan dengan merancang opsi atau strategi lainnya.

 

  • Berfikir secara terbuka

Orang yang memiliki kecerdasan emosional yang lemah cenderung tertutup dengan kritik dan saran dari orang lain. Mereka selalu meyakini bahwa apa yang mereka kerjakan selalu benar. Padahal kritik dan saran bertujuan untuk memperbaiki kekurangan yang kita miliki.

 

  • Melatih keterampillan berkomunikasi.

Mampu menciptakan obrolan ringan akan membantu membangun hubungan baik dengan orang lain dan menciptakan suasana yang menyenangkan. Komunikasi tidak hanya bersifat verbal. Kita juga dapat berkomunikasi dan memahami orang lain melalui bahasa tubuh dan ekspresi wajah.

 

  • Bersikap empati

Empati tidak hanya tentang merasakan apa yang orang lain rasakan, tetapi juga tentang memahami sudut pandang, struggle, dan kekuatan orang lain. Kita tidak harus berlarut di dalamnya dan setuju dengan sudut pandang orang lain, namun hal ini akan membantu kita untuk memahami mengapa mereka bertindak atau berpikir demikian.

 

  • Selalu tumbuhkan motivasi

Selalu menumbuhkan motivasi saat ada hal yang tidak berjalan sesuai dengan keinginan. Mereka adalah orang-orang yang mampu mengatasi kemunduran dan selalu bersikap tegar dan tenang dalam menghadapi target yang tidak sesuai tujuan. Sementara orang-orang yang sangat ambisius belum tentu cerdas secara emosional.

 

  • Jangan bersikap reaktif

Setiap orang pasti pernah menghadapi situasi yang menyebalkan. Hal ini dapat dengan mudah mempengaruhi suasana hati dan merusak hari. Jadi cobalah latih kecerdasan emosional dengan menenangkan diri saat sedang marah. Perlu diingat bahwa bersikap reaktif tidak menyelesaikan masalah dan justru dapat menimbulkan masalah baru.

 

  • Bangun Pengendalian Diri

Ketika kita menjadi emosional, kita mungkin menangis atau bertingkah berlebihan. Solusi yang tepat adalah dengan mengubah emosi menjadi aktivitas positif, namun jangan terlalu menekan emosi saat mencoba mengendalikannya. Bersikap wajar terhadap semua emosi yang muncul. Sadari emosi kita, tarik napas dalam-dalam dan tenangkan pikiran.

 

  • Refleksi diri

Luangkan waktu untuk refleksi diri. Renungkan bagaimana emosi kita selama ini memengaruhi keputusan dan perilaku kita. Kemudian pahami emosi kita adakah faktor tak terlihat yang mungkin berkontribusi? Dengan cara ini, kita akan lebih mudah memahami peran emosi dalam memengaruhi pikiran serta perilaku kita.

Di era digital dan teknologi seperti ini generasi Z harus pandai mengasah kecerdasan emosional karena banyak faktor bisa merusak dan membuat generasi Z memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Maka kita harus mengasah kecerdasan emosional kita. Sebab, kecerdasan emosional yang mumpuni dapat membuat kita mampu berkomunikasi secara efektif, berempati dengan orang lain, mengatasi kesulitan, mengendalikan stres, dan meredakan konflik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image