Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kahfi Syamjulian

Optimalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya untuk Mendukung Industri Modern yang Ramah Lingkungan

Teknologi | Friday, 15 Dec 2023, 18:11 WIB

Energi merupakan kebutuhan vital industri manufaktur modern. Saat ini hampir seluruh industri manufaktur global masih bertumpu pada bahan bakar fosil konvensional seperti batubara, gas, dan minyak bumi dalam sistem pembangkit listrik mereka. Namun pemanfaatan bahan bakar fosil yang masif telah berdampak buruk terhadap lingkungan akibat emisi karbon tinggi yang dihasilkan. Oleh karena itu, berbagai inovasi teknologi pembangkit listrik tenaga surya atau solar photovoltaic perlu dikembangkan untuk meraih industri manufaktur masa depan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan SDG 9 dalam promosi industri berkelanjutan serta inovasi infrastruktur.

Pemanfaatan Energi Surya Untuk Industri Manufaktur Cahaya matahari merupakan sumber energi terbarukan terbesar yang tersedia di bumi. Menurut International Renewable Energy Agency (IRENA), potensi energi surya global mencapai hingga 23.000 Terawatt jam (TWh) per tahun, melampaui total kebutuhan listrik dunia. Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi solar photovoltaic yang mampu mengubah radiasi matahari menjadi listrik dinilai sangat prospektif diterapkan pada industri manufaktur skala besar. Beberapa keunggulan teknologi ini antara lain ramah lingkungan, praktis, skalabilitas tinggi, serta biaya pembangkit listrik yang kian kompetitif. PBB bahkan menargetkan kapasitas pembangkit listrik tenaga surya global mencapai sekitar 8.500 GW pada 2050 mendatang untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat.

Potensi Penerapan di Indonesia Secara geografis, Indonesia merupakan negara tropis dengan jumlah sinar matahari melimpah sepanjang tahun. Berdasarkan data Kementerian ESDM, rata-rata penyinaran matahari di Indonesia berkisar 4,5-4,8 kWh/m2/hari dengan total potensi teoritis sebesar 208.000 GWp. Potensi teknis yang dapat dimanfaatkan diperkirakan mencapai sekitar 48.000 MWp. Ketersediaan sumber daya alam melimpah ini dapat dioptimalkan untuk kebutuhan listrik industri manufaktur dalam negeri yang terus berkembang. Melalui penerapan teknologi solar photovoltaic yang tepat, sektor industri manufaktur nasional dapat beralih ke sistem pembangkit listrik energi bersih yang ramah lingkungan. Hal ini juga sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menanggulangi dampak perubahan iklim global akibat emisi GRK dari penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terbarukan.

Peran Teknik Elektro dalam Pengembangan dan Penerapan di Lapangan Sebagai spesialis sistem tenaga listrik, para insinyur teknik elektro memiliki peran besar mulai dari pengembangan hingga implementasi teknologi solar photovoltaic pada industri manufaktur di lapangan. Penguasaan ilmu konversi energi listrik, sistem distribusi dan proteksinya, serta ketrampilan analisis teknis dan ekonomis, menjadikan lulusan teknik elektro sangat kompeten dalam mendesain sistem pembangkit listrik surya on-grid maupun off-grid yang optimal. Selain itu, teknologi otomatisasi berbasis Internet of Things (IoT) yang tengah berkembang pesat dapat diaplikasikan untuk peningkatan efisiensi sistem secara real time. Dengan demikian, teknik elektro memiliki peranan integral dalam mendukung industri manufaktur masa depan yang berwawasan lingkungan melalui pemanfaatan potensi energi surya lokal secara maksimal.

Kesimpulan Penerapan teknologi solar photovoltaic pada sektor industri manufaktur merupakan langkah strategis dalam mewujudkan sistem pembangkit listrik energi terbarukan yang ramah lingkungan. Para insinyur teknik elektro memiliki tanggung jawab besar dalam mengoptimalkan implementasi teknologi ini khususnya di Indonesia yang kaya sumber daya alamnya. Dengan koordinasi antarpemangku kepentingan dan kebijakan publik yang mendukung, visi industri hijau masa depan dapat segera terwujud.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image