Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gita Mahsa

Apa Aja Sih Hubungan Kualitas Tidur dan Durasi Tidur dengan kesehatan

Gaya Hidup | Friday, 15 Dec 2023, 15:09 WIB

Setiap individu dituntut untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka demi kelangsungan hidup. Salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah tidur. Setiap orang harus memiliki tidur yang cukup agar dapat menjalankan fungsi normalnya sebagai manusia. Pada saat kondisi tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina hingga kondisinya optimal. Manusia tidur diatur oleh ritme sirkadian yang merupakan jam biologis tubuh yang mengatur kapan kita bangun dan kapan harus tidur.

Kerja organ tubuh saat tidur sangat banyak. Diantaranya, aktivitas otak akan menurun saat mulai beranjak tidur. Pada fase tersebut, darah banyak mengalir menuju otak dan meningkatkan laju metabolisme. Paru-paru akan tetap bekerja untuk proses bernapas, dan suhu tubuh menurun 1-2 derajat Fahrenheit.

Berbagai jenis hormon juga mengalami perubahan saat tidur. Diantaranya, kelenjar tiroid aktif memproduksi hormon pertumbuhan, hormon kortisol menurun yang merupakan salah satu pemicu stress menurun, dan hormon melatonin juga mengalami perubahan selama tidur yang berfungsi meningkatkan rasa kantuk. Semua kerja organ tubuh tetap berfungsi sesuai fungsinya masing-masing dengan adanya yang meningkat dan menurun (Lestari,2020).

Tidur memiliki hubungan erat dengan kesehatan fisik dan kesehatan mental (psikologis). Tidur yang cukup memiliki beragam manfaat begitupun sebaliknya, tidur yang tidak cukup juga memiliki dampak yang tidak baik bagi tubuh. Tidur yang tidak cukup memberikan beberapa dampak buruk bagi kesehatan. Diantarannya, otak menjadi sulit berkonsentrasi, stamina tubuh menjadi kurang baik, mudah stres, dan berat badan meningkat (Rahayu, 2022).

Tidur merupakan kegiatan normal dan penting yang dilakukan manusia setiap harinya untuk memenuhi kebutuhannya, namun masih banyak orang khususnya kalangan remaja yang mengabaikan kualitas dan durasi tidur yang baik, dengan ini membuat banyak remaja yang tidak dapat menunjukkan performanya yang baik saat dikelas. Contohnya, banyak siswa atau mahasiswa yang mengantuk saat pembelajaran berlangsung. Hal ini sudah menjadi hal yang biasa terjadi karena kurang pedulinya masyarakat terhadap pentingnya kualitas dan durasi tidur yang cukup.

Tidur merupakan aktivitas yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Durasi dan kualitas tidur merupakan faktor penting yang juga mempengaruhi kesehatan dan psikologis manusia. Banyak sekali temuan yang dapat dianalisis untuk menunjukkan betapa pentingnya dua hal tersebut. Berikut penjelasannya.

Sleep Duration

Durasi tidur merupakan jangka panjang dan pendeknya waktu yang kita gunakan untuk tidur. Durasi tidur yang pendek dikaitkan pada kesehatan diri yang lebih buruk pada pria dan wanita (Steptoe, 2006) .Salah satu faktor yang mungkin berkontribusi terhadap berkembangnya penyakit metabolik adalah durasi tidur yang pendek. Penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan antara durasi tidur dan hasil metabolisme serta kualitas makanan pada orang dewasa. Misalnya, Potter At al (2017) menemukan bahwa durasi tidur yang lebih pendek dikaitkan dengan peningkatan indeks massa tubuh (BMI) dan beberapa penanda metabolik lainnya dalam data cross-sectional orang dewasa di Inggris. Selain itu, studi eksperimental pada orang dewasa menunjukkan bahwa hubungan antara durasi tidur dan hasil metabolisme mungkin dimediasi oleh peningkatan asupan energi dan aktivitas fisik (Arora,2020).

Remaja biasanya dianjurkan untuk tidur 8 sampai 10 jam per hari dan durasi tidur menurun seiring bertambahnya usia menjadi 7 sampai 8 jam untuk orang dewasa di atas 65 tahun (Arora,2020). Durasi tidur yang kita butuhkan terbilang harus cukup, tidak boleh berlebihan dan tidak boleh kurang. Durasi tidur yang lebih pendek dan lebih lama terbilang tidak sehat (Bin,2016).

Kualitas tidur yang buruk secara signifikan dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan gejala depresi pada model yang disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin (Supartini, 2016). Keluhan malam hari sering kali terjadi pada orang yang tidur terlalu lama atau terlalu pendek. Pada orang dewasa yang lebih tua, tidur singkat dikaitkan dengan gangguan tidur malam hari dan kegelisahan di pagi hari, sedangkan tidur panjang dikaitkan dengan kantuk di siang hari (Mesas, 2011).

Sleep Quality

Kualitas tidur adalah ukuran baik atau buruknya seseorang memulai dan mempertahankan tidurnya. Kondisi fisik dapat mempengaruhi kualitas tidur. Meningkatnya latihan fisik akan meningkatkan kualitas tidur (Harkreader, 2007) dan keletihan yang berlebihan akibat aktifitas yang meletihkan akan membuat kesulitan tidur (PA, 2005). Kelelahan tingkat menengah masih bisa membuat seseorang tidur dengan nyenyak. Kelelahan yang berlebih akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek(Asmadi,2008).

Kualitas tidur yang tidak dijaga akan menimbulkan efek negatif pada kesehatan tubuh (Iqbal, 2017). Rendahnya kualitas tidur dapat menyebabkan mood depresi yang mana dapat memunculkan pesimisim (Supartini,2016). Penggunaan media sosial yang tinggi pada remaja secara langsung mengakibatkan kualitas tidur yang buruk (Xanidis &Brignell, 2016). Kontribusi baru dari penelitian ini adalah temuan bahwa penggunaan media sosial malam hari lebih kuat berhubungan dengan tidur yang buruk. Penggunaan media sosial disaat akan tidur akan mengganggu produksi melatonin melalui paparan layar digital pada waktu tidur (Woran, 2020).

Kualitas tidur yang buruk bisa dilihat dari gangguan tidur yang terjadi. Penelitian dari Levenson, J.C. et al. (2016) mereka mengemukakan kemungkinan prinsip di balik hubungan antara media sosial dan gangguan tidur. Pertama, penggunaan media sosial akan menggantikan tidur, misalnya jika seseorang masih sibuk di Instagram, waktu tidurnya berkurang. Kedua, penggunaan media sosial dapat meningkatkan gairah emosional, kognitif, dan fisiologis. Ketiga, cahaya terang yang dipancarkan perangkat media sosial dapat mengganggu ritme sirkadian.

Pada kesimpulannya, banyak penelitian yang menyatakan pentingnya durasi dan kualitas tidur terutama pada remaja yang masih sekolah atau menjalani pendidikan di universitas. Tidur yang telat atau lebih larut malam dan kualitas tidur yang rendah tidak sehat bagi tubuh karena dapat menyebabkan gejala depresi seperti mengalami kegelisahan di pagi hari.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image