Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Choeirul Azhar

5 Tips Menjadi Penulis Handal

Pendidikan dan Literasi | Thursday, 14 Dec 2023, 13:00 WIB

Assalamu’alaikum...

”Karya tulis menrupakan salah satu harta yang tak ternilai harganya. Kenapa demikian? Ya, sebab melalui karya tulislah kita dapat memberikan manfaat yang besar kepada seluruh manusia, baik yang sezaman dengan kita ataupun yang hadir setelah kita.

Ah, masa iya?

Jika kita tidak percaya, cobalah tengok ulama-ulama terdahulu! Mereka begitu giatnya dalam hal menulis.

Contoh, imam Syafi’i Rahimahullah Ta’ala, imam Bukhori,, dan lain-lain. Mereka begitu besar andilnya dalam menyebarkan ilmu melalui karya tulis dan kita sebagai GZ bisa menikmati dan merasakan manfaat dari karya-karya mereka.

Mau kan kitta seperti mereka?

Ikhwanifillah, Rasulullah SAW bersabda:

“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari).

Dengan dalil hadits di atas, sudah semestinya sebagai Muslim kita lebih giroh lagi di dalam menyebarkan ilmu. Menyebarkan ilmu bisa melalui cara apapun, termasuk menulis. Maka dari itu bagi yang senang menulis jadikanlah karya-karya tulis kita menjadi ladang pahala buat kita dengan cara kita menyeru kepada kebaikan, mencegah dari yang mungkar, mengajak kepada ketauhidan, dan perkara-perkara baik lainnya yang bisa membawa kepada kemaslahatan umat.

Langgkah-langkah Menjadi Penulis Yang Handal

1. Sebelum menulis pastikan kita perbanyak revrensi terlebih dahulu.

Ikkhwanifillah, menjadi penulis memang susah-susah gampang.

Kenapa demikian?

Ya, sebab,para penulis pun ada macam-macamnya.

A. Penulis Fiksi

Sebenarnya ketika kita mau menjadi penulis fiksi kita tidak perlu menjabarkan data-data, baik data secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Namun, penulis fiksi pun kudu memperbanyak sumber dari karya-karya yang akan dibuat.

Loh, kok, begitu?

Ya, sekarang gini saja, misalnya kita ingin membuat cerpen. Yang namanya cerpen itu kan harus ada unsur intrinsiknya. Baik itu tema, tokoh, alur cerita, setting/latar belakang yang terbagi atas 3 bagian yaitu tempat, waktu, dan suasana, dan amanat. Contoh kita ingin membuat cerpen yang menceritakan tentang daerah Jaksel. Kita harus tahu itu seluk-beluk kota Jaksel itu bagaimana. Contoh sederhananya saja icon kota Jaksel apa, makanan populer di kota Jaksel apa, dan lain sebahagiannya. Loh kok kayya model membuat text analisis? Sebetulnya tidak juga sih... Tapi hal tersebut Cuma dijadikan contoh saja.

Pada intinya, kita harus memperbanyak pengetahuan ketika kita ingin menjadi penulis dengan cara banyak membaca, karena dengan membaca kita bisa bertambah wawasan. Terlebih-lebih ketika kita bercita-cita menjadi sastrawan atau penulis.

Dengan memperbanyak bacaan kita dapat menambah kosa kata-kosa kata baru, mengetahui perkembangan-perkembangan yang sedang terjadi di sekitar kita sehingga menginspirasi dan memudahkan kita di dalam membuat karya tulis, memperluas pengetahuan kita tentang banyak hal. Intinya kita luangkan sedikit waktu untuk membaca dan terus memperbanyak bacaan tuk dijadikan sebagai revrensi.

B. Penulis Sejarah

Yang namanya sejarah tidak bisa kita karang sesuai dengan kemauan kita, kita harus melakukan penelitian mengenai suatu hal yang hendak kita tulis. Misal kita ingin menceritakan sejarah tentang perjuangan bangsa Indonesia di dalam meraih kemerdekaan,

Maka kita mesti tulis sesuai dengan sejarah yang terjadi, tidak boleh kita lebih-lebihkan, atau sebaliknya.

2. Jadikan Salah Satu Tokoh Penulis Sebagai idola

Idola merupakan pendorong yang sangat ampuh tuk mendongkrak semangat kita tuk menjadi apa yang kita inginkan. Misalnya kita mengidolakan salah satu artis Korea, maka kita ikutin apa pun yang ada padanya dari mulai gaya bpakaiannya, gaya bicaranya, gaya hidupnya, dan lain-lain.

Jadikanllah 1 atau 2 tokoh penulis kondang sebagai idola buat kita, dari situ kita bisa termotipasi untuk membuat karya-karya tulis.

3. Bergabung Dengan Teman-teman Yang 1 Minat

cari dan perbanyak teman yang 1 minat dan terus bangun komunikasi dengan mereka prihal kepenulisan dengan cara saling membaca karya 1 sama lain, saling mengkoreksi, dan saling memberi saran dan kritik agar kita semakin bertambah pengetahuan dan karya-karya yang telah kita buat dapat dikembangkan lagi.

4. Jadikan Kegiatan Menulis Sebagai Hobb

Yang namanya hobby, mau dalam keadaan apapun akan kita kerjain...

Iya gak siih? Saya punya cerita tentang seorang teman yang mana dia suka lari pagi di setiap harinya dalam jarak 500M dan hal itu terus dia lakukan sebanyak 5 kali putaran. Dia gak bakal berenti kalo belum mencapai 5 putaran.

Ketika saya tanya: “apakah Anda tidak merasa lelah berrlari sejauh 500M di setiap hari dan dalam 5 kali putaran?”

Dengan entengnya dia menjawab:

“Yaelah, lari dalam jarak segitu mah belum ada apa-apanya bagi saya. Kalo ada jarak yang lebih jauh lagi saya bakal jabanin.”

“Kenapa Anda begitu luar biasanya dalam hal olahraga lari?”

“Ya karena itu merupakan hobby saya, jadi saya gak bakal ngerasa capek.”

Nah, sama juga dengan halnya menulis. Kalo kegiatan menulis kita jadikan sebagai hobby, maka dalam situasi dan kondisi apapun kita akan selalu semangat dan bahkan makin berlimpah ide-ide atau inspirasi-inspirasi di otak yang akan dituangkan ke dalam tulisan.

5. Jadikan Sebagai Teman Curhat

selain dijadikan sebagai hobi, jadikanlah kegiatan menulis itu diibaratkan teman curhat. Yang namanya teman curhat kita bebaskan mau meluapkan perasaan apapun? Baik itu emosi, senang, sedih, dan lain sebagainya. Masalah editing, itu adalah urusan belakang. Yang penting tulis, tulis, dan tulis.. Di ibaratkan kaya kita curhat sama sahabat kita aja, kita keluarkan apa yang menjadi unek-unek kita, setelah kita udah selesai curhat, baru deh sahabat yang kita percayai tersebut memberi solusi, memberi masukan, memberi saran.

Nah, jadikanlah media tulis itu sebagai teman curhat agar kita lues kdalam mengarang cerita, puisi, novel. Dan llain sebahagiannya.

Demikian yang bisa disampaikan, kurang lebihnya mohon maaf, wasalamu’alaikum.

Choeirul Azhar, mahasiswa sastra Indonesia, universitas Pamulang

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image