Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Moh. Aldimas Arya Pranata

Minimnya Penggunaan Panel Surya di Indonesia

Teknologi | 2023-12-12 19:30:47
Panel Surya | Sumber: Freepik

Panel surya berfungsi sebagai alat yang mengonversi energi dari sinar matahari menjadi energi listrik. Cara kerjanya adalah melalui penggunaan fotovoltaik, yang terdiri dari serangkaian sel surya kecil yang disusun dalam panel yang lebih besar.

Prosesnya dimulai ketika sinar matahari, yang terdiri dari partikel cahaya atau foton, jatuh ke permukaan panel surya. Ketika foton menyentuh sel fotovoltaik di dalam panel, mereka menabrak atom dalam sel tersebut, menyebabkan elektron dalam atom terlepas. Proses ini menghasilkan aliran elektron yang kita kenal sebagai arus listrik.

Setiap sel fotovoltaik di dalam panel surya bertanggung jawab untuk mengonversi cahaya matahari menjadi listrik. Ketika banyak sel ini dihubungkan bersama dalam satu panel surya, mereka bekerja sama untuk menghasilkan daya yang lebih besar. Jadi, panel surya sebenarnya adalah kumpulan dari banyak sel fotovoltaik yang beroperasi bersama-sama untuk menghasilkan listrik dari energi matahari.

Dengan penjelasan singkat mengenai cara kerja panel surya seperti berikut, seharusnya penggunaan panel surya di negara yang berada pada garis ekuator seperti Indonesia akan lebih popular dibandingkan sumber energy lain. Namun, kenyataannya penggunaan energi fossil masih menjadi penopang utama kebutuhan listrik di Indonesia.

Meskipun memiliki potensi menghasilkan energi listrik dengan rentang 2.56 kWh/m2 hingga 5.75 kWh/m2, mengapa penggunaan solar panel masih sangat jarang di Indonesia?

Investasi Awal yang Sangat Mahal

Apabila Anda mencari informasi mengenai harga panel surya, Anda akan menemukan kisaran harga sekitar 1,5–2 jutaan rupiah untuk setiap unit panel. Secara umum, sebuah rumah memerlukan minimal 6 panel untuk memenuhi kebutuhan energi. Selain itu, terdapat biaya tambahan yang perlu dipertimbangkan, seperti inverter dengan kisaran harga antara 5–20 jutaan rupiah. Untuk menjaga suplai energi surya bahkan pada waktu malam, penggunaan baterai diperlukan dengan harga sekitar 10–20 juta rupiah per unit. Hal ini menjadi salah satu alasan utama mengapa panel surya sangat jarang digunakan.

Kinerjanya yang Terbatas saat Cuaca Buruk

Meskipun kinerja panel surya dapat dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang buruk, panel surya tetap mampu menghasilkan daya secara kontinu meskipun dalam situasi cuaca yang tidak menguntungkan. Namun, produksi energi akan mengalami penurunan signifikan dibandingkan dengan kondisi cuaca yang optimal. Hal ini juga berhubungan dengan alasan pertama yang membuat adanya baterai pada solar panel sangat diperlukan untuk menyimpan energi, meskipun biaya baterai ini dapat terbilang cukup tinggi.

Kinerja yang Tidak Stabil

Kebergantungan panel surya akan cahaya matahari membuatnya hanya dapat bekerja optimal pada waktu tertentu saja. Panel surya bekerja sepanjang hari, namun paling efisien antara pukul 10 pagi hingga 2 siang. Ini artinya, tegangan listrik yang dihasilkan oleh panel surya bisa berfluktuasi karena tergantung pada seberapa terangnya sinar matahari saat itu.

Dengan adanya beberapa alasan di atas membuat sumber energi listrik lain lebih sering digunakan daripada panel surya. Meskipun begitu, panel surya tetap salah satu energi terbaharukan yang ramah lingkungan. Sumber energi ini tidak merusak lapisan ozon sehingga tidak meningkatkan resiko pemanasan global.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image