Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Vania Lystia Putri

Dampak Catcalling pada Psikologis Seseorang

Curhat | Tuesday, 12 Dec 2023, 10:50 WIB
ilustrasi catcalling (sumber: halodoc)

Berbagai macam kriminalitas terjadi setiap harinya, salah satunya adalah perilaku seksual. Perilaku seksual pada remaja sedang marak dibahas belakangan ini, berdasarkan penelitian yang ada perilaku seksual ini adalah perilaku yang tidak terbatas pada hubungan seksual (sexual intercourse) saja, namun bisa dikaitkan juga dengan pelecehan seksual (Yuliantro, 2020). Pelecehan Seksual adalah segala bentuk tingkah laku yang tidak diinginkan atau permintaan untuk melakukan perbuatan seksual, baik secara lisan maupun fisik, seperti isyarat atau perilaku yang bersifat seksual yang dapat menyebabkan seseorang tersinggung, dipermalukan, atau terintimidasi (Dewi, 2019). Pelecehan seksual biasanya sering kita temui di pinggir jalan, jalan raya, atau dimanapun saat ada kesempatan bagi pelaku untuk melakukannya, pelecehan ini terjadi secara verbal dan sering dilakukan kepada perempuan, dimana pelecehan ini sering disebut dengan istilah catcalling (Hidayat & Setyanto, 2020). Tindakan seperti melontarkan kata-kata porno atau seksual serta perilaku genit, gatal, atau centil kepada seseorang yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi mereka dikenal sebagai suatu bentuk dalam perilaku pelecehan verbal, seperti: “mau kemana neng, sini abang anterin” (Kartika & Najemi, 2021).

Dalam berperilaku tidak terpuji ini terkadang pelaku bisa saja terbawa dalam akses internet terhadap pornografi yang dimana mejadi salah satu sumber penyebab perilaku tersebut terjadi, bahkan dari data penelitian yang ada remaja usia 12-19 tahun adalah frekuensi penggunaan internet tertinggi yaitu > 4 jam yang dimana akses ini menunjukan bahwa tingginya hal tidak terpuji ini diikuti juga oleh penggunaan akses internet terhadap situs – situs pornografi juga (Rohmadini et al., 2020). Selain akses internet adapun beberapa penyebab perilaku ini dilakukan, salah satunya seperti: beberapa pelaku yang menganggap bawa apa yang ia perbuat merupakan suatu bentuk perilaku terpuji dan sebagai bentuk keramahannya kepada orang lain padahal nyatanya perspektif yang diterima oleh korban berbeda (Mayana S.M, 2021). Adapun beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan catcalling ini terjadi, contohnya: adanya budaya sistem patriarki yang terlalu tinggi, keterbatasan pengetahuan yang diketahui oleh masyarakat, serta relasi kuasa yang tidak seimbang (Syailendra, 2022). Berdasarkan hasil survey yang ada di ruang publik dimana presentase pelecehan seksual mencapai 64% dari 38.766 perempuan, 11% dari 23.403 laki-laki, dan 69% dari 45 jenis kelamin lainnya mengalami pelecehan seksual. (Hidayat & Setyanto, 2020).

Adapun dampak buruk yang terjadi pada penderita pasca catcalling ini yaitu adanya perubahan yang signifikan dimana perilaku ini mempegaruhi setiap aspek kesehatan, seksual, fisik, sosial, hingga pekerjaan seseorang (Surya Ningtyas et al., 2023). Berikut beberapa dampak psikologis yang mungkin timbul karena perilaku catcalling ini:

a. Stress dan Kecemasan:

Catcalling dapat menyebabkan stres dan kecemasan pada individu yang menjadi target pelaku. Perasaan tidak aman dan rentan akan situasi tertentu dimana mereka merasa dipertontonkan atau dievaluasi secara seksual tanpa persetujuan.

b. Penurunan Harga Diri:

Pengalaman catcalling dapat merusak harga diri seseorang. Perasaan ini biasanya dirasakan melalui penampilan fisik yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan keraguan diri.

c. Ketakutan dan Perlindungan Diri:

Sering kali, individu yang menjadi korban catcalling merasa takut dan mungkin perlu meningkatkan tingkat kewaspadaan mereka di lingkungan sekitar. Hal ini dapat mengubah perilaku mereka, misalnya dengan menghindari daerah tertentu atau mengambil langkah-langkah perlindungan diri.

d. Dampak Jangka Panjang:

Catcalling yang berulang-ulang dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan mental seseorang. Pengulangan pelecehan verbal dapat menyebabkan traumatisasi, yang mungkin memerlukan dukungan psikologis atau konseling untuk pemulihan.

e. Perubahan Persepsi Terhadap Masyarakat:

Pengalaman catcalling dapat mengubah sudut pandang seseorang kepada masyarakat dan perilaku orang lain. Dimana perilaku ini bisa menyebabkan ketidakpercayaan terhadap orang asing atau penghindaran interaksi sosial.

Semakin maraknya pelecehan seksual ini berlangsung, semakin meningkat juga presentase korban akibat catcalling ini maka dari itu diperlukan pencegahan serta tips untung meminimalisi pelecehan seksual ini ini dengan melibatkan seluruh masyarakat, orang dengan pendidikan lanjut, pendekatan holistic, dan kesadaran yang dimulai dari dalam diri sendiri. Berikut merupakan salah satu contoh pendekatan secara holistik yang dilansir dalam (Anggreany Haryani Putri & Dwi Seno Wijanarko, 2021) karena atas kejadian ini akhirnya dibentuk UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dalam UUD RI pasal 28B ayat 2 dan Perpres RI No. 18 Tahun 2014 Tentang Perlindungan dan pemberdayaan perempuan dan anak dalam konflik sosial pasal 1 ayat 3

Referensi:

Anggreany Haryani Putri, & Dwi Seno Wijanarko. (2021). Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan Korban Kekerasan Secara Verbal (Catcalling). KRTHA BHAYANGKARA, 15(1), 143–150. https://doi.org/10.31599/krtha.v15i1.594

Dewi, I. A. A. (2019). Catcalling : Candaan, Pujian atau Pelecehan Seksual. Acta Comitas, 4(2), 198. https://doi.org/10.24843/AC.2019.v04.i02.p04

Hidayat, A., & Setyanto, Y. (2020). Fenomena Catcalling sebagai Bentuk Pelecehan Seksual secara Verbal terhadap Perempuan di Jakarta. Koneksi, 3(2), 485. https://doi.org/10.24912/kn.v3i2.6487

Kartika, Y., & Najemi, A. (2021). Kebijakan Hukum Perbuatan Pelecehan Seksual (Catcalling) dalam Perspektif Hukum Pidana. PAMPAS: Journal of Criminal Law, 1(2), 1–21. https://doi.org/10.22437/pampas.v1i2.9114

Mayana S.M. (2021). Makna catcalling (Studi Fenomenologi di desa masbagik timur kecamatanmasbagik Kabupaten Lombok Timu. RESIPROKAL: Jurnal Riset Sosiologi Progresif Aktual, 3(2). https://resiprokal.unram.ac.id/index.php/RESIPROKAL/issue/view/6

Rohmadini, A. F., Egi, M., Khansa, N., & Yulianto, A. (2020). Perbedaan perilaku seksual pranikah antara remaja pengguna internet ingg dan remaja pengguna internet rendah di Tanggerang Selatan. KPIN. https://www.researchgate.net/publication/349392848_PERBEDAAN_PERILAKU_SEKSUAL_PRANIKAH_ANTARA_REMAJA_PENGGUNA_INTERNET_TINGGI_DAN_REMAJA_PENGGUNA_INTERNET_RENDAH_DI_TANGERANG_SELATAN

Surya Ningtyas, D. Y., Ervina, I., & Istiqomah. (2023). Pengaruh Catcalling terhadap Self Esteem pada Mahasiswi. Jurnal Psikologi, 1(3), 10. https://doi.org/10.47134/pjp.v1i3.2007

Syailendra. (2022, February 8). 3 faktor penyebab pelaku melakukan kekerasan seksual cat calling. BritaBrita.Com. https://britabrita.com/2022/02/08/3-faktor-penyebab-pelaku-melakukan-kekerasan-seksual-cat-calling/

Yuliantro, A. (2020). Pengujian psikometri Skala Guttman untuk mengukur perilaku seksual pada remaja berpacaran. Jurnal Psikologi : Media Ilimiah Psikologi, 18, 38–47. https://www.researchgate.net/publication/342193333

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image