Data Science in Green Technology : Penerapan Data Sains Untuk Mengurangi Penumpukan Limbah.
Teknologi | 2023-12-11 23:50:42Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai negara dengan populasi terpadat di dunia. Melihat banyaknya penduduk di negeri ini, tentu saja sampah yang dihasilkan juga akan semakin banyak. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) produksi sampah nasional mencapau 175.000.000 ton per hari dan rata-rata satu orang penduduk Indonesia menghasilkan 0.7kg sampah per harinya. Ternyata jumlah sampah yang dihasilkan negeri ini sangatlah besar! Namun apakah benar semua sampah yang dihasilkan itu dapat diolah dengan baik?
Nyatanya sebanyak 69% sampah yang dihasilkan di negeri ini hanya ditimbun di TPA dan tidak diolah lebih lanjut. Jika sampah-sampah tersebut tidak diolah, tentu saja lama kelamaan akan terjadi penumpukan sampah di TPA dan pada akhirnya akan mencemari lingkungan di sekitar TPA tersebut. Di kehidupan sehari-hari juga sering kita jumpai berita yang menceritakan tentang sampah yang kian menumpuk dapat mengganggu aktivitas dan kesehatan warga disekitarnya. Penumpukan sampah ini dapat terjadi karena beberapa faktor misalnya, TPA di lingkungan tersebut tidak bisa menampung semua sampah yang dihasilkan warga, pengelolaan sampah di lingkungann tersebut kurang baik, atau karena mendapat kiriman sampah dari TPA di lingkungan lain.
Untuk mengatasi masalah penumpukan sampah kita dapat mengumpulkan data di beberapa lingkungan yang memiliki keluhan-keluhan seperti yang telah disebutkan di atas dan menerapkan sistem pengawasan dan pengelolaan yang lebih ketat di daerah tersebut. Setelah data terkumpul, analisis data dapat dimulai untuk mencari faktor penyebab penumpukan sampah di wilayah tersebut, data yang telah terkumpul juga bisa membantu kita dalam membuat model yang bisa memprediksi kapan TPA tersebut akan mengalami penumpukan dan kapan sampah harus dikosongkan dari TPA tersebut. Selain itu, kita juga dapat mengumpulkan data untuk mencari tempat lain yang sekiranya dapat dijadikan TPA baru berdasarkan kebutuhan warga dan faktor-faktor lingkungan yang ada. Dengan begitu, harapannya adalah penumpukan sampah dapat dikurangi agar tidak mengganggu warga sekitar.
Tidak hanya untuk memprediksi penumpukan sampah, kita juga bisa menggunakan data sains untuk menciptakan algoritma baru yang bisa meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah di Indonesia. Data science dapat membantu dalam mengidentifikasi peluang daur ulang yang efisien dengan menganalisis komposisi limbah dan memahami pola konsumsi. Algoritma machine learning dapat mendukung peringkat bahan daur ulang berdasarkan tingkat keberlanjutan dan memprediksi tingkat keberlanjutan produk-produk tertentu. Kita juga bisa menerapkan teknologi pengenalan pola (pattern recognition) untuk mengidentifikasi limbah berbahaya dalam aliran limbah, memungkinkan deteksi dini dan penanganan yang tepat waktu. Sistem pengenalan gambar dapat digunakan untuk membedakan jenis limbah dan mengarahkannya ke proses pengelolaan yang sesuai.
Tentu saja dalam implementasi sistem-sistem baru ini di kehidupan nyata tidak akan langsung berjalan dengan mulus. Oleh karena itu, upaya ini membutuhkan dukungan dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien dan berkelanjutan. Dengan pendekatan ini, diharapkan penumpukan sampah dapat dikurangi, lingkungan terlindungi, dan kesehatan masyarakat ditingkatkan.
Cindashany Prijantika
Teknologi Sains Data, Universitas Airlangga
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.