Benarkah Masuk Ilmu Komunikasi Cuma sekadar Ngomong Doang?
Edukasi | 2023-12-11 22:19:13Siapa anak Ilmu Komunikasi yang pernah merasakan kalau ditanya jurusan kuliahnya, pasti ada aja yang bilang “ngapain masuk itu, kan cuma belajar ngomong” atau yang sedang baca ini, ternyata bagian dari streotipe orang yang bilang kalau Ilmu Komunikasi cuma belajar ngomong?
Sampai saat ini masih banyak orang-orang seperti itu, yang membuat pernyataan tanpa tahu kenyataannya. Karena yang mereka katakan adalah yang mereka dengar, yaitu “komunikasi”. Sebenarnya teori pada Ilmu Komunikasi tuh kompleks, ga bisa cuma terpaku sama masuk Ilmu Komunikasi karena jago ngomong lah, gampang bergaul, ataupun extrovert.
Jadi benar atau salah cuma belajar ngomong?
Saya sendiri sebagai mahasiswa ilmu komunikasi tidak hanya belajar ngomong atau banyak bicara yang biasa dilakukan sehari-hari. Bahkan, Si paling jago ngomong pun belum tentu bisa berkomunikasi sesuai dengan teori Ilmu Komunikasi.
Menurut pendapat Aryani Lulusan Ilmu Komunikasi di Universitas Diponegoro pada Quora (2019) mengatakan “Betul. Semua orang bisa bicara. Tapi tidak semua orang bisa bicara dengan baik, sesuai dengan segmen dan tujuannya. Karena itu tidak semua orang bisa menjadi host, Master of Ceremony (MC), humas, negosiator, dsb. Betul. Banyak orang bisa menulis. Tapi tidak semuanya bisa menulis dengan baik, sesuai dengan segmen dan tujuannya. Karena itu tidak semua orang bisa menjadi jurnalis, penulis berita, penulis naskah iklan atau cerita, untuk radio atau televisi, dengan berbagai format waktu, dengan gaya formal, humor, persuasif, dsb.”
Jadi dapat dipahami, bahwa Ilmu Komunikasi memang belajar berkomunikasi, namun bukan cuma sekedar ngomong tanpa tujuan yang jelas.
Belajar apa sih sebenarnya
Ilmu Komunikasi secara umum mempelajari cara berkomunikasi dengan efektif, agar pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik.
Masuk Ilmu Komunikasi bukan hanya mempelajari Komunikasi Antarpribadi/Interpersonal, tapi banyaknya jenis dan model komunikasi lain yang jarang kita temui sehari-hari. Bahkan ngomong sendiri dalam hati, juga termasuk pada teori Ilmu Komunikasi loh, yaitu Komunikasi Intrapersonal.
Selain komunikasi yang bisa dilakukan sehari-hari, ada Komunikasi Antar Budaya tahu! menariknya yang dibahas bukan cuma budaya yang ada di Indonesia saja, bahkan sampai ke luar negeri. Komunikasi Antar Budaya ini sangat penting untuk dibahas dan dipelajari, agar saling menghargai dan menghormati perbedaan budaya.
Pembahasan dari tadi ternyata cuma teori komunikasinya aja ya, tenang jangan kecewa dulu. Karena faktanya Ilmu Komunikasi ada jurusan peminatannya loh!
Peminatan Jurusannya ada apa aja ya
Pada setiap Universitas memiliki minat jurusan yang berbeda-beda, Universitas Pembangunan Jaya sendiri memiliki 2 minat jurusan untuk Program Studi Ilmu Komunikasi, yaitu Broadcasting dan Public Relations. Biasanya Broadcasting belajarnya lebih difokuskan untuk praktik yaitu seperti, memproduksi konten, mencari berita, membuat script, atau kegiatan-kegiatan lainnya yang berhubungan dengan penyiaran.
Sedangkan Public Relations difokuskan untuk membina mahasiswanya supaya memahami teori cara membangun hubungan dengan publik yang baik. Secara umum, jurusan ini fokus pada pengembangan keterampilan komunikasi menggunakan media digital maupun konvensional. Selain itu, juga mengasah kemampuan merancang rencana komunikasi secara strategis untuk berbagai stakeholders.
Dapat disimpulkan, bahwa Ilmu Komunikasi bukan cuma belajar ngomong tanpa tujuan yang jelas. Ilmu Komunikasi juga tidak semudah yang dibayangkan seperti namanya saja, bahkan komunikasi pun tidak sesederhana itu. Jadi setelah ini, siapa yang tertarik untuk masuk ilmu komunikasi?
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.