Adab Seorang Murid Terhadap Guru Dalam Persepektif Hadis
Agama | 2023-12-11 18:58:01Syed Naquib Al-Attas dalam “Aims and Objectives of Islamic Education” menghendaki tujuan pendidikan Islam adalah manusia yang baik (shalih). Sementara ahli pendidikan Indonesia, memiliki pendapatnya sendiri yaitu “manusia yang berkepribadian muslim”. Lalu pada pandangan Hamka, tujuan pendidikan Islam adalah “mengenal dan mencari keridhoan Allah, membangun budi pekerti untuk berakhlak mulia, serta mempersiapkan peserta didik untuk hidup secara layak dan berguna ditengah-tengah komunitas sosialnya. Ada beberapa kitab-kitab karya para ulama yang dapat kita lihat, di dalam kitab-kitab tersebut kita akan menemukan pembahasan tentang adab dan akhlak baik dalam kitab khusus maupun dalam pembahasan tersendiri, secara global maupun terperinci. Yang mau bagaimanapun semuanya menunjukkan bahwa adab dan akhlak termasuk perkara yang tidak bisa lepas dari agama. Rasulullah bersabda:
إِنَّمَا بُعِـثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَـارِمَ الْأَخْلَاقِ
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.”
Ada beberapa adab yang harus dimiliki oleh seorang murid. Diantaranya yaitu adab ketika menuntut ilmu, adab terhadap guru, adab terhadap sesama teman dan lain sebagainya. Terdapat banyak hadis yang Rasulullah Saw, yang membahas tentang adab seorang murid terhadap gurunya. Salah satunya sebagai berikut:
عَنْ عُبَادَتَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيْرَنَا وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ
Artinya: “Dari ‘Ubadah bin Ash Shamit bahwa Rasulullah Saw, bersabda: “Tidak termasuk ummatku orang yang tidak menghormati oramg yang lebih tua, tidak mengasihi orang yang lebih muda dan tidak pula mengerti hak seorang yang alim.” (Umar, 2015)
Dalam mencari ilmu, tentunya seorang murid harus memiliki adab yang baik. Umar bin Khatab pernah berkata:
تَوَاضَعُوْا لِمَنْ تَعْلَمُونَ مِنْهُ
Artinya: “Tawadhu’lah kalian terhadap orang yang mengajari kalian.”
Imam Syafi’i juga pernah berkata:
كُنْتُ أصفح الورقة بَيْنَ يَدَيَّ مَالِك صفحًا رفيقًا هيبة له لئلا يسمع وقعها
Artinya: “Dulu aku membolak balikkan kertas di depan Imam Malik dengan sangat lembut karena segan padanya dan supaya dia tidak mendengarnya.”
Dalam istilah jawa Guru merupakan kata akronim dari “digugu lan ditiru”. Yang berarti bahwasannya seorang guru itu menjadi orang yang dipercaya sekaligus menjadi panutan, Bukan hanya sekedar mengajar mata pelajaran yang diampu tapi juga mendidik tentang akhlakul karimah, moral, etika, karakter dsb.
Dalam kitab Akhlak lil banin dijelaskan bahwasannya seorang murid harus memuliakan seorang guru sebagaimana memuliakan orang tuanya dirumah. Semisal ketika ia duduk, maka posisi duduknya harus sopan tidak boleh lebih tinggi dari gurunya. Selain itu seorang murid juga harus berkata dengan sopan terhadap gurunya, yang dimaksud disini ialah ketika seorang guru sedang berbicara maka seorang murid dilarang untuk memotong atau menyela pembicaraannya. Apabila seorang murid hendak bicara atau bertanya maka tunggulah ketika sang guru selesai berbicara. Dalam berbakti terhadap guru hendaknya sang murid mematuhinya sepenuh hati.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.