Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syifa Walidatun Nisa

Mempersiapkan Pendidikan Indonesia Menghadapi Tantangan di Era Society 5.0

Pendidikan dan Literasi | 2023-12-11 14:59:50
sumber : https://www.smadwiwarna.sch.id/peran-pendidikan-di-era-society-5-0/

Kata Pendidikan tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita. Pendidikan adalah sebuah proses untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang. Pendidikan identik dengan proses transfer ilmu pengetahuan dari pendidik dan peserta didik. Pendidikan terbagi menjadi Pendidikan formal, Pendidikan nonformal, dan pebdidikan in- formal. Lalu apa yang terjadi jika Pendidikan dihadapkan dengan era society 5.0. Society 5.0 atau Masyarakat 5.0 adalah sebuah konsep yang di gagaskan oleh Jepang, dimana komponen utamanya adalah manusia yang mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi, sehingga mampu menghilangkan kesenjangan sosial pada manusia dan masalah ekonom. Konsep ini memungkinkan kita memanfaatkan ilmu pengetahuan yang berbasis modern (AI, Robot, Iot) untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan tujuan agar manusia dapat hidup dengan nyaman.

Seperti kita ketahui kita telah melewati 5 era society, yaitu society 1.0, pada saat itu manusia masih berada di era berburu dan baru mengenal tulisan. Society 2.0 yaitu era pada saat manusia sudah mengenal pertanian dan cara bercocok tanam. Society 3.0 adalah ketika manusia sudah mulai menggunakan mesin untuk membantu aktivitas sehari-hari, yang dikenal dengan era industri. Berikutnya yaitu society 4.0 adalah era dimana manusia sudah mengenal komputer hingga internet, lebih dikenal dengan sebutan revolusi industri 4.0. Dan yang sedang kita hadapi saat ini yaitu society 5.0 yang merupakan gagasan jepang, dimana komponen utamanya adalah manusia yang mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi. Dunia pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam era ini. Kita harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang ada. Peserta didik tidak hanya di berikan ilmu pengetahuan saja, tapi juga harus dibekali cara berpikir kritis, hingga nantinya akan terbiasa untuk menganalisa, Memecahkan masalah dan berkreasi. Itu merupakan tantangan tersendiri bagi pendidik agar dapat membiasakan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan nalar berpikir kritis. Selain itu Pendidikan saat ini harus mentikberatkan pada Pendidikan karakter, moral, dan keteladanan. (Risdianto, 2019).

Pada era revolusi industri 4.0 teknologi berkembang dengan cepat, ditandai dengan berkembangnya internet of things. Seiring berkembangnya teknologi proses pembelajaran juga mengalami perubahan, internet memudahkan proses belajar mengajar yang dulunya harus dilakukan dengan tatap muka antara guru dan murid, kini proses pembelajaran bisa dilakukan secara online. Dengan adanya internet dan dan kecepatan search engine melahirkan gerakan literasi digital. Oleh karena itu, diperlukan pengajar yang memiliki core competence yang kuat meliputi educational competence, competence in research, competence for digital, competencein globalization, dan competence in future straties. Untuk itu, peran pemerintah dalam pemerataan pembangunan dan pemerataan fasilitas pendidikan di wilayah Indonesia harus lebih diutamakan lagi agar nantinya pada saat pengimplementasian pembelajaran berbasis internet dan teknologi dapat merata hingga keseluruh wilayah Indonesia. (Nastiti & ‘Abdu, 2020)

Dalam era society 5.0 masyarakat dihadapkan dengan teknologi yang memunkinkan pengaksesan dalam ruang maya yang terasa seperti ruang fisik. Dalam teknologi society 5.0 AI berbasis big data dan robot untuk melakukan atau mendukung pekerjaan manusia. Dengan teknologi 5.0 tercipta nilai baru sehingga tidak adanya kesenjangan social, ekonomi, usia, jenis kelamin. Teknologi ini memberikan layanan yang dirancang untuk memudahkan kebutuhan individu dan banyak orang. Sebagai mahasiwa dan generasi muda kita harus pandai dalam memanfaatkan teknologi yang semakin berkembang ini. Jangan sampai kita yang dikendalikan oleh robot, kita harus memegang kendali atas diri kita sendiri.

Untuk menghaapi tantangan tersebut kita harus memiliki kemampuan yang meliputi leadership, digital literacy, communication, emotional intelligence, enterpreneurship, global citizenship, problem solving, team-working. Selain itu pedidikan harus menerapkan teknolgi sebagai alat belajar mengajar. Yaitu artificial intelligence, IoT (Internet of Things) untuk memudahkan komunikasi antara pendidik dan peserta didik dan augmented reality sehingga Pendidikan Indonesia tidak tertinggal dan dapat mengikuti arus perkembangan. Pemanfaatan teknologi tersebut diharapkan bisa menciptakan lulusan yang berkualitas dan memiliki kompetensi yang siap pakai di dunia industry. (Munanda, 2019). Dari pemerintah juga harus bisa menyinkronkan antara pendidikan dan industri agar nantinya lulusan dari perguruan tinggi maupun sekolah dapat bekerja sesuai dengan bidangnya dan sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh industri sehingga nantinya dapat menekan angka pengangguran di Indonesia.

Munanda, A. (2019, Januari 21). Dunia Pendidikan Menuju Revolusi Industri 5.0. Retrieved from From Https://Www.

Nastiti, F. E., & ‘Abdu, A. R. (2020). Kesiapan Pendidikan Indonesia. Edcomtech, 61-66.

Risdianto, E. (2019). Analisis Pendidikan Indonesia Di Era Industri. Akademia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image